Akademisi Kritik soal Penambahan Kuota PTN, Potensi Diskriminasi bagi PTS

bisnis.com
22 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA - Akademisi sekaligus Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini menilai penambahan kuota bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berpotensi mendiskriminasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Didik menjelaskan PTN telah mendapatkan pendanaan dari negara untuk kegiatan akademik mulai dari lab, pembangunan gedung, hingga gaji dosen. 

"Negara harus menjalankan asas kesamaan (equality) dengan membagi sumberdaya dari negara, dipecah dengan porsi yang sama antara PTN dan PTS," katanya dalam rilis yang diterima Bisnis, Kamis (18/12/2025).

Didik menyampaikan peluang menambah kuota juga memicu pembengkakan biaya negara dan menimbulkan ketidakadilan bagi PTS.  

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Menurutnya, pembiayaan negara kepada PTS harus berjalan proporsional guna menciptakan persaingan yang adil. Didik mengusulkan agar sebagian anggaran negara untuk PTN disalurkan ke PTS.

"Usul saya yang pertama adalah anggaran negara di PTN masing-masing PTN dipotong 50 persen. Kemudian total hasilnya dibagi proporsional kepada PTS. PTN bebas mengambil mahasiswa dan menarik dana dari masyarakat," jelasnya.

Baca Juga

  • SUARA PEMBACA : Pembatasan Mahasiswa Baru di PTN
  • Hore! 16.823 Mahasiswa Baru di 7 PTN di Kaltim Bebas Bayar UKT 2025
  • Syarat dan Cara Mengajukan KIP Kuliah 2025 Jalur Mandiri PTN dan PTS

Dia juga meminta DPR merancang dan memutuskan bagi PTN yang telah menerima 70-80% pendanaan, maka mendapatkan pemotongan dana 10-15%.

Didik menyampaikan bahwa PTS juga berperan dalam bidang pendidikan dan investasi secara mandiri. Oleh sebab itu, dia menilai jika negara tidak mampu melakukan skema tersebut, maka kuota bagi PTN perlu dibatasi.

"Jika anggaran negara tidak bisa dibagi dan anggaran PTN dari negara tidak mau dipotong 50 persen untuk berbagi, maka PTN harus membatasi penerimaan mahasiswa dari beasiswa dari negara penuh atau campuran," tandasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sepanjang 2025, Imigrasi Bogor Terbitkan 85 Ribu Paspor-Raup PNBP Rp64,7 M
• 11 jam laluidntimes.com
thumb
Update Korban Bencana Sumatera 18 Desember: 1.068 Orang Meninggal, 198 Hilang
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Hasil Spotify Wrapped teman kumparan, Remedial Nggak, Ya?
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Luhut: Sulit Cari Kerja Bukan cuma di Indonesia, AS dan China juga Terdampak
• 1 jam lalufajar.co.id
thumb
Gandeng Xurya, OT Group Implementasikan PLTS Atap di Fasilitas Produksinya
• 10 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.