Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia menyiapkan investasi senilai US$25,1 miliar atau Rp418,9 triliun pada 2026 untuk proyek hilirisasi mineral dan energi, serta pengembangan bioenergi.
Fokus utama investasi pada tahun depan adalah tahap awal pembangunan lima hingga enam proyek hilirisasi yang dijadwalkan mulai Januari 2026.
Nilai investasi terbesar terkonsentrasi pada pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery dan Aluminium Smelter yang mencapai angka US$24 miliar.
“Tadi saya juga lapor ke Pak Presiden bulannya, tapi kami bikin di awal Januari groundbreaking di lima proyek, ya enam [proyek],” kata CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengacu ke proyek utama yang difokuskan Danantara, Rabu (17/12/2025).
Selain itu, sektor energi terbarukan juga bakal mendapat suntikan modal signifikan melalui proyek Bioavtur Refinery di Cilacap dengan nilai sebesar US$1,1 miliar serta pengembangan unit bioetanol di Banyuwangi.
Dengan rencana tersebut, Danantara setidaknya menggelontorkan dana investasi sebesar US$25,1 miliar atau setara Rp418,9 triliun berdasarkan kurs Jisdor Rp16.698 per dolar Amerika Serikat, Rabu (17/12).
Baca Juga
- Danantara Rombak Direksi Jasa Marga (JSMR), Angkat Eks Dirut ITDC
- Danantara Beli Hotel di Makkah, Rosan: Prioritas untuk Jemaah Haji Indonesia
- Bos Danantara Detailkan 6 Proyek Hilirisasi yang Dicanangkan Januari 2026
Dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI pada awal Desember, Rosan menyampaikan bahwa roadmap investasi 2026 akan memperkuat ketahanan ekonomi dan mendukung transformasi nasional.
“Roadmap investasi kami disusun dengan pendekatan terukur, berorientasi pada penciptaan nilai lintas generasi. Mandat kami jelas, menghadirkan imbal hasil sehat bagi negara sambil memastikan setiap investasi memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong transformasi nasional,” ujar Rosan.
Di luar hilirisasi, Danantara juga diketahui tengah menggarap proyek strategis berbasis layanan dan sosial ekonomi salah satunya Kampung Haji di Makkah.
Proyek tersebut dirancang meningkatkan kualitas layanan jemaah haji dan umrah Indonesia dengan potensi nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun.
Untuk proyek Kampung Haji, Danantara telah mengakuisisi hotel di kawasan Thakher City, Makkah, dengan nilai pembelian lebih dari US$500 juta. Pengembangan lanjutan berupa 13 tower tambahan dan pusat perbelanjaan diperkirakan membutuhkan investasi US$700 juta–US$800 juta.
Danantara turut mengikuti proses lelang lahan tambahan di Makkah dengan nilai penawaran sekitar US$750 juta. Hal tersebut ditargetkan memperluas kapasitas akomodasi jemaah dalam jangka panjang.
Di sisi domestik, badan pengelola investasi ini juga mengawal proyek waste-to-energy (WtE) yang diproyeksikan mampu memberikan kontribusi hingga Rp1,6 triliun per tahun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Chief Investment Officer Pandu Patria Sjahrir turut menekankan bahwa pentingnya disiplin tata kelola, mitigasi risiko, dan ketepatan eksekusi.
Strategi Danantara untuk 2026 akan mencakup pengembangan proyek strategis, penguatan sektor prioritas, serta diversifikasi portofolio lintas kelas aset dan geografi. Investasi juga bakal memadukan proyek jangka panjang dengan opsi publik dan privat untuk menghasilkan arus kas stabil.
Danantara juga menerapkan kerangka klasifikasi proyek strategis yang ketat. Setiap investasi harus sejalan dengan aspirasi pembangunan nasional, memiliki dampak sosial-lingkungan signifikan, serta tetap layak secara komersial.
“Fokus kami adalah memastikan setiap proyek tidak hanya bankable, tetapi benar-benar memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/16/featured-58a60a0a422d933033d378e0ed6fba0f_1765888901-b.jpg)

