Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga momentum belanja masyarakat agar tetap bergerak sepanjang tahun. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan, kolaborasi dengan pelaku ritel dan pengelola pusat perbelanjaan menjadi kunci untuk memastikan konsumsi domestik tetap tumbuh, terutama setelah periode puncak seperti Natal, Tahun Baru, hingga Lebaran.
Budi mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara konsisten bekerja sama dengan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) melalui berbagai agenda belanja nasional. Program tersebut tidak hanya terbatas pada Belanja di Indonesia Aja (BINA), tetapi juga mencakup Harbolnas hingga EPIC yang digelar untuk meramaikan pusat perbelanjaan.
"Ini untuk kesekian kalinya dengan Hippindo kita terus berkolaborasi, tidak hanya melalui BINA ya. Jadi ada BINA, ada Harbolnas, ada EPIC, macam-macam. Itu bagaimana kita meningkatkan atau meramaikan Natal dan Tahun Baru," kata Budi saat membuka acara BINA di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Program belanja nasional yang diprakarsai Hippindo bersama asosiasi ritel lainnya dinilai berperan signifikan dalam mengakselerasi ekonomi, khususnya menjelang akhir tahun. Sepanjang Triwulan I hingga III tahun 2025, total transaksi dari berbagai program belanja nasional tercatat mencapai Rp272,39 triliun.
Capaian tersebut berasal dari sejumlah agenda belanja, mulai dari BINA Diskon Lebaran, Friday Mubarak, Merdeka Madness Holiday Sale, Indonesia Shopping Festival, hingga BINA HBD Indonesia. Nilai transaksi tersebut dinilai memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Memasuki Triwulan IV-2025, rangkaian program belanja nasional dan regional kembali digelar. Selain Harbolnas, terdapat pula BINA Indonesia Great Sale, EPIC Sale, serta program daerah seperti Bali Nusra Great Sale dan Surabaya Holiday Super Sale. Pemerintah dan pelaku usaha menargetkan total transaksi pada periode ini mampu melampaui capaian tahun 2024 yang mencapai Rp71,2 triliun.
Salah satu agenda utama, BINA Indonesia Great Sale 2025, digelar mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Program ini diikuti sekitar 380 peritel yang tersebar di lebih dari 412 pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia. Berbagai promo ditawarkan, termasuk diskon hingga 80%, tambahan diskon 11% untuk wisatawan mancanegara, dengan target transaksi sebesar Rp30 triliun.
Menurut Budi, tantangan pemerintah bukan hanya menjaga geliat belanja saat momen besar, tetapi juga memastikan aktivitas ekonomi tetap berjalan setelah momen besar itu. Ia menilai, periode setelah Lebaran kerap menjadi fase penurunan kunjungan ke pusat perbelanjaan sehingga perlu diantisipasi sejak dini.
"Tadi saya bisik-bisik dengan Pak Budihardjo (Ketua Umum Hippindo), Ini kan Natal, Tahun Baru, habis itu Lebaran. Berarti pasti ramai terus. Tapi setelah Lebaran gimana? Bulan 4 (April) ya. Nah nanti Bu Menteri Pariwisata kita mungkin bikin acara Bu ya. Kita bikin acara lagi, supaya setelah Lebaran, mal-mal kita tetap ramai, pusat perbelanjaan tetap diminati," ujarnya.
Keberhasilan berbagai program belanja nasional tersebut dinilai memerlukan sinergi kuat antara pemerintah, pelaku industri, dan asosiasi ritel. Pembukaan BINA Indonesia Great Sale 2025 juga disebut menegaskan kekuatan bersama untuk menjaga momentum konsumsi masyarakat di akhir tahun.
"Dampak yang diharapkan meliputi peningkatan pengalaman belanja, kenaikan penjualan ritel, perluasan eksposur produk UMKM, penguatan daya tarik wisata belanja, serta dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional," ucap dia.
Pemerintah pun berharap program belanja nasional dapat diarahkan untuk memenuhi kebutuhan prioritas masyarakat, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru, sekaligus menjaga daya beli agar tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi.
Opening Ceremony BINA Indonesia Great Sale di Pusat Perbelajaan Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (18/12/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
(dce)




