Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan kesiapan infrastruktur konektivitas di Provinsi Sumatera Utara untuk mendukung kelancaran arus Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Upaya tersebut difokuskan pada percepatan pemulihan jalan dan jembatan pascabencana banjir serta tanah longsor agar mobilitas masyarakat tetap aman dan lancar.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan, pemulihan akses konektivitas menjadi prioritas utama pemerintah di wilayah terdampak bencana. Menurutnya, infrastruktur jalan dan jembatan memegang peran vital dalam pergerakan masyarakat dan distribusi logistik.
“Jalan dan jembatan merupakan urat nadi aktivitas masyarakat. Karena itu, Kementerian PU berupaya memastikan seluruh akses kembali fungsional secepat mungkin,” ujar Dody, dilansir dari laman resmi Kementerian PU, Kamis, 18 Desember 2025.
Kesiapsiagaan Nataru
Dalam rangka menghadapi periode libur Nataru 2025/2026, Kementerian PU menyiagakan 85 petugas di posko-posko Nataru serta mengerahkan 96 unit alat berat yang terdiri dari excavator, loader, bulldozer, backhoe loader, dump truck, hingga mini excavator.
Selain itu, disiapkan enam unit alat pendukung dan 1.957 unit material penanganan darurat berupa agregat dan geobag.
Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi potensi gangguan infrastruktur dan mempercepat penanganan jika terjadi kondisi darurat di lapangan.
Kondisi Jalan Tol Normal
Di jaringan jalan tol, Kementerian PU memastikan seluruh ruas tol di Sumatera Utara telah kembali beroperasi normal.
Ruas Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi yang sebelumnya menerapkan rekayasa lalu lintas contraflow sejak 4 Desember 2025 ditargetkan beroperasi normal sepenuhnya pada 16 Desember 2025.
Sementara itu, ruas tol lainnya seperti Medan–Binjai, Medan–Pangkalan Brandan, Medan–Sinaksak, serta Tebing Tinggi–Kisaran tetap beroperasi optimal untuk mendukung kelancaran arus kendaraan selama libur Nataru.
Penanganan Pascabencana
Kementerian PU mencatat sejumlah kerusakan infrastruktur akibat bencana di Sumatera Utara, meliputi 194 titik longsoran tebing, 27 titik jalan putus, 57 titik jalan amblas, empat titik oprit jembatan putus, serta 28 titik genangan banjir. Hingga 15 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, penanganan telah dilakukan di sebagian besar titik terdampak.
Penanganan dilakukan secara bertahap sejak 28 November 2025, meliputi pembersihan material longsor, pemasangan Jembatan Bailey, perbaikan jalan amblas dengan agregat dan aspal, pemasangan bronjong, serta pembangunan dinding penahan tanah.
Akses Alternatif Tetap Tersedia
Tiga koridor utama yang masih dalam penanganan intensif yakni Tarutung–Sibolga, Sibolga–Batangtoru, dan Batangtoru–Singkuang akibat amblasnya badan jalan di beberapa titik. Meski demikian, Koridor Tarutung–Sipirok sepanjang 68 kilometer telah kembali terhubung, dengan penyempurnaan jalur sementara di empat lokasi.
Untuk menuju Kota Sibolga, masyarakat dapat memanfaatkan jalur alternatif seperti Sidikalang–Subulussalam–Barus–Sibolga, Doloksanggul–Pakkat–Barus–Sibolga, serta Batangtoru–Sibabangun–Pinangsori–Sibolga, dengan pembatasan bagi kendaraan tertentu.
Konektivitas Wilayah Terjaga saat Nataru
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Hardy Pangihutan Siahaan memastikan konektivitas wilayah tetap terjaga selama periode Nataru.
“Untuk Nataru, khususnya di lokasi bencana, transportasi tetap dapat dilakukan melalui jalan alternatif. Di Sumatera Utara tidak ada kota atau kabupaten yang terisolir, seluruh wilayah masih bisa diakses karena tersedia jalur alternatif,” ujar Hardy.
Kementerian PU berkomitmen mempercepat pemulihan infrastruktur sekaligus memastikan konektivitas wilayah tetap aman dan andal, sehingga masyarakat dapat menjalani libur Natal dan Tahun Baru dengan nyaman serta aktivitas logistik dan perekonomian daerah tetap berjalan.
Editor: Redaksi TVRINews




