Chindo Match, Biro Jodoh Konvensional di Tengah Maraknya Aplikasi Kencan Online

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah maraknya penggunaan aplikasi kencan daring, Chindo Match hadir sebagai alternatif biro jodoh konvensional yang mengedepankan pertemuan langsung, kurasi data peserta, serta penguatan komunitas sebagai ruang berkenalan.

Pendiri sekaligus CEO Chindo Match, Angie, mengatakan inisiatif tersebut berangkat dari pengalaman pribadinya yang kerap mempertemukan teman dengan teman lain hingga berujung pada hubungan.

Dari pengalaman sederhana itu, Angie melihat adanya kebutuhan akan ruang perkenalan yang lebih terkurasi dan aman dibandingkan aplikasi kencan daring.

Baca juga: 2 PSK Online Asal Uzbekistan Ditangkap di Jakbar, Tarif Rp 15 Juta Sekali Kencan

“Nah, satu orang jadi itu kan tentu teman lain kan. ‘Eh, mau dong cariin gue juga,’ gitu kan,” kata Angie saat ditemui Kompas.com di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/12/2025).

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=komunitas, Chindo Match, biro jodoh konvensional, pertemuan langsung&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xOC8xNTM4MDA4MS9jaGluZG8tbWF0Y2gtYmlyby1qb2RvaC1rb252ZW5zaW9uYWwtZGktdGVuZ2FoLW1hcmFrbnlhLWFwbGlrYXNpLWtlbmNhbg==&q=Chindo Match, Biro Jodoh Konvensional di Tengah Maraknya Aplikasi Kencan Online§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = ` `; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Chindo Match mengusung konsep biro jodoh dengan menampilkan curriculum vitae (CV) peserta yang dipajang di kios mereka di lantai Lower Ground (LG) Mall of Indonesia (MOI), Kelapa Gading.

CV tersebut tidak menampilkan foto asli, melainkan foto hasil olahan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), disertai biodata singkat masing-masing peserta.

Menurut Angie, konsep ini pertama kali diuji coba melalui kegiatan bertajuk Jodoh Market yang digelar di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) pada Agustus 2025.

“Nah,  asal muasalnya dari situ. Jodoh Market yang pertama. Ternyata sukses banget. Rame banget tuh di Pancoran PIK itu waktu itu,” katanya.

Bagi warga yang ingin mencari pasangan, Chindo Match menyediakan beberapa pilihan paket layanan. Peserta dapat memilih CV yang dipajang di lokasi, lalu mengakses data lengkap beserta foto asli kandidat melalui admin.

“Yang paket basic (seharga) Rp 150.000 itu mereka boleh pilih tiga CV yang kami pajang. Nanti di admin akan dikasih lihat aslinya, full data,” kata Angie.

Selain itu, tersedia pula layanan Fast Track seharga Rp 250.000 bagi pengunjung yang tidak ingin memilih CV secara mandiri di dinding.

Baca juga: Pria di Bekasi Ngaku Jual Pacar untuk Modal Menikah, Patok Harga Rp 500.000 per Kencan

Dalam skema tersebut, peserta langsung dibantu oleh admin untuk memilih kandidat dari basis data yang tersedia.

“Fast track itu berarti dia tidak lihat CV. Jadi dia tinggal duduk sini, kita bukain data, dia tinggal pilih,” ujar Angie.

Chindo Match juga menyediakan opsi bagi individu yang hanya ingin memajang CV tanpa langsung memilih pasangan. Dalam layanan ini, peserta cukup menyerahkan data diri untuk kemudian dibuatkan CV dan dipajang oleh pengelola dengan biaya Rp 100.000.

.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; } LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

“Dia kasih kami data, nanti kami yang buatkan, kami pajang di depan,” ujarnya.