Dituding Biang Kerok Bencana Sumatra, Ini Fakta 90 Ribu Hektare Lahan Hutan Milik Prabowo di Aceh

fajar.co.id
17 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politisi Partai Gerindra, Sudaryono, menanggapi tudingan yang menyebut lahan konsesi hutan tanaman industri (HTI) milik Presiden Prabowo Subianto sebagai penyebab banjir di wilayah Sumatra.

Ia menegaskan isu tersebut tidak berdasar dan bertentangan dengan fakta di lapangan.

Sudaryono menyebut, belakangan beredar fitnah yang terus diulang seolah-olah kawasan hutan milik Presiden Prabowo menjadi pemicu bencana banjir.

Padahal, kata dia, klarifikasi justru datang dari lembaga independen yang memiliki reputasi internasional.

“Di tengah derasnya isu yang berseliweran, ada satu fitnah yang belakangan makin sering diulang,” ujar Sudaryono dikutip dari unggahannya di Instagram pada Kamis (18/12/2025).

“Menuding bahwa lahan milik Presiden Prabowo menjadi penyebab banjir,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa fakta tersebut diluruskan bukan oleh pemerintah maupun politisi, melainkan oleh lembaga konservasi dunia, World Wide Fund for Nature (WWF).

“Tapi hari ini, fakta akhirnya berbicara. Bukan pemerintah, bukan politisi. Justru salah satu lembaga konservasi independen terbesar di dunia, WWF, yang meluruskan semuanya,” tegasnya.

Sudaryono menjelaskan, pada tahun 2025 pemerintah bekerja sama dengan PT Tunas Hijau Lestari (THL) untuk menjadikan areal kerja perusahaan tersebut sebagai kawasan konservasi gajah.

“2025 kita bekerja sama dengan PT THL untuk menjadikan wilayah areal kerja PT THL ini sebagai sanctuary gajah. Tapi yang jelas, di sana sebetulnya sudah tidak terjadi penebangan oleh PT THL,” jelasnya.

Ia menambahkan, WWF secara tegas menyatakan bahwa tuduhan terhadap lahan pribadi Presiden Prabowo tidak sesuai fakta.

Kawasan seluas sekitar 90 ribu hektare tersebut, kata Sudaryono, telah diserahkan secara sukarela dan bukan merupakan area eksploitasi.

“WWF menegaskan, tuduhan itu tidak benar. Lahan pribadi Presiden Prabowo seluas 90 ribu hektare yang telah beliau serahkan secara sukarela bukan area eksploitasi seperti yang dituduhkan,” katanya.

Lanjut Sudaryono, kawasan tersebut justru difungsikan sebagai suaka gajah, yang telah lama bebas dari aktivitas penebangan demi menjaga kelestarian habitat satwa langka dilindungi.

“Kawasan itu justru dijadikan sanctuary gajah, tempat perlindungan yang sudah lama bebas aktivitas penebangan demi menjaga habitat satwa langka itu,” terangnya.

Ke depan, wilayah tersebut diarahkan untuk program restorasi hutan, pengembangan agroforestry, serta penguatan ekosistem gajah Sumatra.

Bahkan, kawasan itu kini menjadi salah satu pusat konservasi dengan populasi gajah terbesar.

“Ini fakta. Fakta yang jelas, terang, dan mudah dipahami,” tegas Sudaryono.

Ia pun mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam menyikapi informasi yang beredar dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang tidak didukung data.

“Mari utamakan mencari fakta dengan jelas dan jangan mudah terprovokasi. Kita harus lebih cerdas dalam memilah informasi yang berseliweran di media sosial. Jangan sampai emosi menutupi akal sehat kita dalam melihat kebenaran. Fakta sudah dibuka lebar, mari kita sudahi fitnah dan mulai dukung upaya pelestarian lingkungan,” kunci Wakil Menteri Pertanian itu.

Prabowo Subianto pernah menceritakan kisah penyerahan lahan konsesi hutan tanaman industri (HTI) miliknya seluas 90 ribu hektar di Takengon, Aceh, untuk dijadikan kawasan perlindungan gajah.

Permintaan itu datang dari organisasi pecinta lingkungan dunia, World Wide Fund for Nature (WWF). Prabowo mengaku sebelum bergelut dunia politik, ia mengelola konsesi HTI seluas 98 ribu hektar di Aceh sebagai seorang pengusaha.

WWF mengajukan permintaan pemanfaatan 10 ribu hektar lahan untuk dijadikan kawasan perlindungan gajah. Tak disangka, Prabowo justru menawarkan jumlah yang lebih besar.

“Saya tidak setuju 10.000 hektar. Saya akan kasih 20.000 hektar,” katanya tertawa.

Setelahnya, Raja Charles III yang merupakan salah satu pembina WWF mengirimkan surat ucapan terima kasih yang disampaikan melalui Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, di Istana Merdeka.

“Begitu saya baca surat dari Raja Charles, saya sampaikan ke Dubes bahwa saya memang sudah menyerahkan 20.000 hektar. Tapi karena surat dari Raja Charles ini, saya ambil keputusan menyerahkan 90.000 hektar. Saya sisakan hanya 8.000 hektar,” ungkap Prabowo. (Muhsin/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Profil Ade Kuswara Kunang, Bupati Termuda Bekasi yang Terjaring OTT KPK
• 46 menit lalurctiplus.com
thumb
MK Kabulkan Gugatan Hak Cipta, Begini Respons Armand Maulana
• 14 jam lalucumicumi.com
thumb
Ammar Zoni Tulis Surat Cinta untuk Dokter Kamelia dari Rutan Cipinang. Apa Isinya?
• 19 jam lalucumicumi.com
thumb
Marshanda, Arya Vasco, dan Marcell Darwin Ungkap Tantangan Peran di Series Melindungimu Selamanya
• 12 jam lalugrid.id
thumb
Bahagia Warga Terdampak Bencana di Sumbar Tempati Huntara
• 20 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.