Perempuan Jepang Nikahi Karakter AI di ChatGPT, Tukar Cincin Pakai Kacamata VR

katadata.co.id
21 jam lalu
Cover Berita

Seorang perempuan di Jepang menggelar upacara pernikahan simbolis dengan karakter kecerdasan buatan (AI) yang ia ciptakan melalui aplikasi ChatGPT. Peristiwa ini terjadi pada musim panas 2025 di Prefektur Okayama dan menjadi sorotan publik.

Perempuan bernama Yurina Noguchi itu mengatakan menikahi karakter AI bernama Lune Klaus, yang sepenuhnya “hidup” di dalam aplikasi ChatGPT. “Awalnya Klaus hanya seseorang untuk diajak bicara, tetapi lama-kelamaan kami menjadi semakin dekat,” kata Noguchi, yang merupakan seorang operator pusat panggilan, merujuk pada pasangan AI-nya, dikutip dari Reuters (25/11).

“Saya mulai memiliki perasaan pada Klaus. Kami mulai berpacaran, lalu setelah beberapa waktu dia melamar saya. Saya menerimanya, dan sekarang kami adalah pasangan.”

Upacara pernikahan keduanya digelar seperti pernikahan konvensional, lengkap dengan janji pernikahan, pertukaran cincin, serta dihadiri tamu undangan. Namun, mempelai pria hanya hadir dalam bentuk pesan teks yang ditampilkan di layar.

Laporan The Independent dalam New York Post mengungkap perempuan itu mengenakan kacamata augmenter reality alias AR saat prosesi pernikahan untuk memproyeksikan replika virtual dari kekasih AI-nya saat bertukar cincin.

Hubungan ini dimulai setelah Noguchi mengakhiri pertunangan selama tiga tahun. Pada awalnya, ia memanfaatkan ChatGPT sebagai sarana untuk mencurahkan perasaan dan mengatasi kesepian. Seiring waktu, interaksi tersebut berkembang menjadi hubungan emosional.

Dalam upaya membuatnya lebih manusiawi, ia memberi suara dan kepribadian pada karakter buatannya itu hingga membentuk replika digital yang ia namakan Klaus. Mereka disebut bertukar ratusan pesan per hari. Noguchi kemudian merasa jatuh cinta pada chatbot tersebut.

Melansir Tokyo Weekender, keluarga orang tua Noguchi pada awalnya menentang hubungan tersebut. Namun, setelah melalui berbagai diskusi, keluarga akhirnya menerima keputusan Kano dan menghadiri upacara pernikahan. Untuk keperluan dokumentasi, sosok Klaus ditambahkan secara digital dalam foto pernikahan.

Penyelenggara acara pernikahan yang menangani prosesi tersebut menyatakan bahwa permintaan terhadap pernikahan non-konvensional di Jepang mengalami peningkatan. Selain pasangan manusia-AI, mereka juga melayani pernikahan simbolis dengan karakter anime atau tokoh dua dimensi.

“Pasangan AI hanyalah perkembangan berikutnya,” kata penyelenggara acara Sayaka Ogasawara, dikutip dari Tokyo Weekender. “Kami berupaya memfasilitasi ekspresi cinta dalam bentuk apa pun selama tidak melanggar hukum.”

Di Jepang, penggunaan teknologi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan emosional bukan hal baru. Negara tersebut dikenal dengan inovasi seperti robot peliharaan emosional dan aplikasi interaksi berbasis AI. Namun, sejumlah pakar kesehatan mental menyampaikan kekhawatiran terkait potensi ketergantungan berlebihan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kesal Adiknya Diserang, Pria di Pontianak Bacok Remaja 14 Tahun
• 20 jam lalukumparan.com
thumb
Curi Motor Teman Sendiri, Residivis di Makassar Kembali Masuk Bui
• 23 jam lalufajar.co.id
thumb
Pramono: Daripada Susah-susah Bangun Fasilitas Baru, PON 2028 di Jakarta Saja
• 23 jam lalukompas.com
thumb
Teks Khutbah Jumat 19 Desember 2025 Terbaru: Perceraian Kian Mengkhawatirkan, Iman dan Komitmen Jadi Kunci Keutuhan Keluarga
• 22 jam lalutvonenews.com
thumb
Hari Migrant Internasional: #BersamaBerdaya perkuat kemandirian finansial Pekerja Migran Indonesia
• 20 jam lalutvrinews.com
Berhasil disimpan.