Malang (beritajatim.com) – Impian besar tidak selalu lahir dari kemewahan, tetapi sering kali tumbuh dari ketekunan dan bakti seorang anak kepada orang tua. Hal ini dibuktikan oleh Rizki Zulkarnain (27), seorang penjual soto yang berhasil membangun sebuah masjid megah di Dusun Sendang, Desa Ngajum, Kabupaten Malang.
Di balik berdirinya rumah ibadah seluas 600 meter persegi tersebut, tersimpan kisah perjuangan, air mata, dan keinginan kuat untuk mewujudkan cita-cita mendiang sang ayah.
Motivasi terbesar Rizki bukan untuk pamer kemapanan, melainkan murni menjalankan amanah. Ia menuturkan, mendiang ayahnya (Abah) memiliki cita-cita mulia semasa hidup untuk mendirikan sebuah masjid. Namun, takdir berkata lain, sang ayah dipanggil Sang Khalik sebelum impian tersebut terwujud.
“Dulu Abah saya ketika masih hidup mempunyai cita-cita mulia, yaitu membangun masjid. Ternyata qadarullah Abah dipanggil dulu. Maka setelah menikah, saya yang memegang amanah bisnis ini bertekad mewujudkannya,” ujar Rizki, Kamis (18/12/2025) kepada beritajatim.com.
Didukung penuh oleh sang istri dan ibundanya (Umi), Rizki menyisihkan keuntungan dari usaha sotonya. Uniknya, meski memiliki sumber pendapatan lain, Rizki menegaskan bahwa dana pembangunan Masjid Ar-Rahman ini murni diambil dari hasil berjualan soto dengan nama jenama Soto Ayam Gondrong.
Sehari-hari, Rizki berjualan soto di kawasan Kemang Pratama Raya, Kota Bekasi. Rutinitasnya dimulai sejak pukul 04.00 WIB pagi untuk berbelanja dan persiapan, sebelum membuka outlet pada pukul 05.30 WIB hingga tutup pukul 19.00 WIB.
Soto yang dijualnya pun sangat terjangkau, hanya Rp15.000 per porsi atau Rp20.000 jika ditambah nasi. Dari recehan lima belas ribuan itulah, sedikit demi sedikit terkumpul dana untuk membeli tanah dan material bangunan.
“Tidak ada target khusus harian, semua mengalir saja. Alhamdulillah, selama proses menabung bertahun-tahun tidak pernah terpakai untuk kebutuhan lain, dan pembangunan masjid ini bisa selesai hanya dalam waktu dua tahun,” ungkapnya penuh syukur.
Pemilihan lokasi di Dusun Sendang, Desa Ngajum, Kabupaten Malang, tidak dilakukan sembarangan. Rizki dan keluarga melakukan survei mendalam sebelumnya. Ia menemukan fakta miris bahwa di lokasi tersebut belum ada masjid. Warga hanya memiliki sebuah musala kecil yang tidak mampu menampung jamaah, terutama saat salat Jumat.
“Lingkungan di sana benar-benar membutuhkan masjid. Dulu kalau salat Jumat di musala itu harus dilakukan dua kali (dua sif) karena tidak cukup menampung jamaah,” jelas Rizki.
Melihat kondisi itu, Rizki membeli tanah warga seluas 600 meter persegi. Tanah tersebut kini berstatus milik pribadi, namun masjidnya diwakafkan sepenuhnya untuk kepentingan umat.
Proses pembangunan Masjid Ar-Rahman juga menjadi bukti kuatnya gotong royong. Warga sekitar turut membantu tenaga, bahu-membahu mendirikan bangunan tersebut. Pengerjaan proyek akhirat ini dikomandoi langsung oleh Kepala Desa Jatikerto, Abah Muhammad Satu, yang dengan ikhlas membantu tanpa dibayar sepeser pun.
Momen paling emosional bagi Rizki adalah saat pembangunan dinyatakan selesai 100 persen dan azan pertama kali dikumandangkan. “Tiba-tiba air mata ini menetes karena teringat perjuangan kita dalam membangun, dan teringat almarhum Abah. Saya tiada henti mengucap syukur kepada Allah,” tuturnya haru.
Kini, Rizki berharap masjid tersebut dapat menjadi pusat peradaban desa, tempat yang nyaman untuk beribadah, serta melahirkan generasi yang berakhlak mulia.
Bagi mereka yang masih berjuang dengan mimpi besar namun merasa penghasilan pas-pasan, Rizki menitipkan pesan mendalam. “Jangan pernah meremehkan rezeki yang Allah titipkan hari ini. Mimpi besar tidak diukur dari besar kecilnya penghasilan, tapi dari keteguhan niat. Terus melangkah, karena sering kali keajaiban lahir dari ketekunan yang sederhana,” pungkasnya. (dan/kun)
