MAKASSAR, KOMPAS—Sebanyak 2.802 personel gabungan diterjunkan untuk menjaga momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sulawesi Tengah. Penanganan aksi teror akan menjadi prioritas utama.
“Perayaan Natal dan Tahun Baru selalu berimplikasi pada peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat di tempat ibadah dan wisata. Karena itu, lewat Operasi Lilin Tinombala 2025, aparat harus hadir untuk menjamin rasa aman,” kata Kepala Polda Sulteng Inspektur Jenderal Endi Sutendi di Palu, Kamis (18/12/2025).
Endi mengatakan, operasi ini berlangsung selama 14 hari, mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. Tidak hanya dari polisi, aparat TNI hingga instansi lain akan dilibatkan.
Mereka, kata Endi, akan bertugas di 88 posko yang tersebar di Sulteng. Posko ini meliputi 56 pos pengamanan, 20 pos pelayanan, dan 12 pos terpadu.
”Personel gabungan akan menjaga 2.924 objek vital, mulai dari gereja, pusat perbelanjaan, terminal, pelabuhan, bandara, hingga titik-titik keramaian malam pergantian tahun,” ujar dia.
Secara khusus, Endi meminta aparat mewaspadai potensi ancaman teroris. Dia menekankan, upaya pencegahannya harus menjadi prioritas utama. Hal itu dilakukan lewat deteksi dini dan langkah preventif.
”Lakukan penjagaan ketat agar tidak ada letupan sekecil apapun, sehingga saudara-saudara kita dapat beribadah dengan khidmat dan aman,” katanya.
Nataniel (45) warga Kota Palu berharap, pengamanan yang dilakukan aparat gabungan membuat Natal dan Tahun Baru berjalan aman dan lancar. “Tentu kami mengapresiasi kerja aparat. Bagi masyarakat Palu, yang penting perayaan Natal dan Tahun Baru berjalan aman,” katanya.
Sebelumnya, masyarakat Sulteng, khususnya Kota Palu dan Kabupaten Poso, pernah terdampak serangkaian aksi teror. Pada Desember 2005, misalnya, bom meledak di Pasar Maesa, Kota Palu. Delapan tewas akibat kejadian ini.
Di Poso, teror juga terjadi beberapa kali. Peledakan bom, konflik horisontal bernuansa SARA, hingga penembakan misterius, membuat sebagian warga masih trauma hingga kini.




