Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mempercepat upaya penanganan darurat dan pemulihan pascabencana di sejumlah wilayah Provinsi Aceh. Dimana, berbagai progres signifikan telah dicapai, mulai dari distribusi logistik melalui jalur udara, pembukaan akses darat, hingga persiapan pembangunan hunian sementara (huntara) hingga Kamis, 18 Desember 2025 hari ini.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa penyaluran bantuan logistik melalui udara masih terus dilakukan secara intensif.
“Untuk Provinsi Aceh per hari ini telah dilaksanakan 11 sorti udara dengan total muatan 22,4 ton. Hingga pukul 14.00 WIB, dari target 21 sorti, kami berharap seluruh target tersebut dapat terpenuhi,” ujar Abdul Muhari.
Selain distribusi logistik, pembukaan akses darat dinilai menjadi capaian penting dalam percepatan pemulihan. Saat ini, lanjutnya jalur yang menghubungkan Kabupaten Aceh Utara dengan Bener Meriah dan Takengon sudah dapat dilalui melalui jalur KKA.
“Ini menjadi sangat signifikan karena arus barang, orang, logistik, hingga pergeseran alat berat ke tiga kabupaten tersebut kini semakin lancar. Dampaknya besar terhadap percepatan pemulihan, khususnya di Bener Meriah dan Takengon,” jelasnya.
BNPB juga melaporkan perkembangan pembangunan jembatan bailey di sejumlah titik krusial. Jembatan bailey Tepin Reudep di Awe Geutah, yang merupakan jalur alternatif Bireuen–Lhokseumawe, saat ini telah memasuki tahap finalisasi.
“Kami harapkan hari ini atau besok sudah dapat dilakukan uji lintasan dan uji kendaraan. Jika jembatan ini sudah tersambung, upaya pemulihan sektor fisik akan semakin optimal,” kata Abdul Muhari.
Sementara itu, pembangunan jembatan bailey Kuta Blang, yang merupakan jalur utama Bireuen–Lhokseumawe, telah mencapai progres 60 persen dan ditargetkan segera tersambung untuk menggantikan jembatan utama yang terputus akibat banjir.
Adapun di titik lain, yakni Jembatan Jeumpa, Cot Bada, pada ruas jalan Kota Bireuen yang terdampak longsor, progres pengerjaan telah mencapai 80 persen.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan tempat tinggal bagi warga terdampak, BNPB bersama pemerintah daerah mulai mempersiapkan pembangunan hunian sementara (huntara) di beberapa kabupaten.
Di Nagan Raya, pemerintah daerah telah mengusulkan lokasi dan saat ini tengah dilakukan pengecekan kesesuaian lahan oleh tim BNPB
“Untuk huntara dan hunian tetap, kami memastikan lokasi benar-benar aman dari potensi bencana serupa di masa depan,” tegas Abdul Muhari.
Di Aceh Barat, pemerintah daerah telah mengidentifikasi lima titik lahan untuk pembangunan huntara dan saat ini menunggu proses pengecekan lapangan, baik dari sisi status lahan maupun aspek mitigasi bencana. Sementara di Bener Meriah, satu lokasi juga telah diidentifikasi dan segera dilakukan pengecekan kesesuaian lahan
Sedangkan di Pidie, pembangunan 12 unit hunian sementara telah dimulai menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) kabupaten dan ditargetkan rampung dalam waktu dua hingga tiga minggu ke depan.
baca juga: BNPB Intensifkan Modifikasi Cuaca, Cegah Banjir Susulan di Sumatra
BNPB memastikan seluruh upaya ini dilakukan secara terkoordinasi untuk mempercepat pemulihan dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat terdampak bencana di Aceh.
Editor: Redaktur TVRINews




