FAJAR, SURABAYA — Masa depan Francisco Rivera di Persebaya Surabaya kembali menjadi perbincangan hangat. Gelandang serang asal Meksiko itu diyakini masih menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya meledak bersama Bajul Ijo. Kini, harapan baru muncul seiring menguatnya rumor kedatangan Benjamin Mora sebagai kandidat kuat pelatih anyar Persebaya, menggantikan Eduardo Perez.
Nama Benjamin Mora memang tengah ramai diperbincangkan di jagat media sosial. Akun gosip sepak bola nasional @gossindo_ bahkan secara gamblang menuliskan, “RUMOR: Benjamin Mora On Persebaya Surabaya.” Unggahan tersebut langsung memantik antusiasme suporter, terutama karena rekam jejak Mora yang cukup menjanjikan di kawasan Asia Tenggara.
Isyarat lain datang dari Francisco Rivera sendiri. Pemain bernomor punggung 7 itu diketahui telah mengikuti akun Instagram Benjamin Mora. Meski terkesan sederhana, gestur ini dianggap publik sebagai sinyal ketertarikan, atau setidaknya harapan Rivera untuk bisa bekerja di bawah arahan pelatih senegara.
Koneksi Meksiko yang Tak Bisa Diabaikan
Rivera dan Benjamin Mora memiliki kesamaan fundamental: keduanya berasal dari Meksiko. Dalam sepak bola profesional, kesamaan kultur, bahasa, dan filosofi bermain kerap menjadi faktor krusial dalam memaksimalkan performa pemain.
Tak hanya itu, keduanya juga memiliki benang merah dalam karier. Berdasarkan data Transfermarkt, Francisco Rivera dan Benjamin Mora pernah sama-sama berada di Queretaro FC, klub Liga Meksiko. Rivera membela Queretaro pada musim 2020/2021 sebagai pemain, sementara Mora menjabat sebagai pelatih klub tersebut sejak 2024 hingga resmi berpisah beberapa waktu lalu.
Meski tidak berada dalam satu periode kerja yang sama, fakta bahwa keduanya mengenal lingkungan klub dan kultur sepak bola yang serupa menjadi modal psikologis tersendiri. Rivera tentu tak asing dengan pendekatan kepelatihan khas Meksiko—dinamis, agresif, dan menekankan kreativitas lini tengah.
Potensi yang Pernah Terbukti
Jika menilik ke belakang, performa terbaik Francisco Rivera di Indonesia justru datang saat ia masih membela Madura United. Pada musim 2023/2024, Rivera tampil impresif dengan catatan sembilan gol dan 18 assist—angka yang menegaskan statusnya sebagai salah satu playmaker paling produktif di Super League.
Menariknya, saat itu Rivera ditangani oleh Maurício Souza, pelatih asal Brasil yang kini menangani Persija Jakarta. Meski Souza bukan berasal dari Meksiko, ia datang dari benua yang sama—Amerika—dengan filosofi sepak bola yang relatif mirip: menekankan penguasaan bola, kreativitas, serta kebebasan bagi gelandang serang untuk berimprovisasi.
Kondisi tersebut sangat kontras dengan apa yang dialami Rivera di Persebaya. Di Surabaya, ia lebih sering bermain di bawah arahan pelatih asal Eropa seperti Paul Munster (Irlandia Utara) dan Eduardo Perez (Spanyol). Selama dua musim terakhir bersama Bajul Ijo, kontribusi Rivera tercatat “hanya” 11 gol dan 11 assist—angka yang tergolong biasa jika dibandingkan dengan potensinya.
Perbedaan filosofi ini kerap disorot pengamat. Pendekatan Eropa yang lebih struktural dan disiplin dinilai membatasi ruang eksplorasi Rivera, yang sejatinya lebih efektif ketika diberi kebebasan bergerak di sepertiga akhir lapangan.
Benjamin Mora dan Filosofi Progresif
Benjamin Mora dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan modern dan progresif. Saat menangani Johor Darul Ta’zim (JDT), Mora berhasil membangun tim yang agresif, dominan dalam penguasaan bola, serta tajam dalam transisi menyerang. Ia tak ragu memberi peran sentral kepada gelandang kreatif sebagai pengatur tempo permainan.
Jika Mora benar-benar merapat ke Persebaya, Rivera berpotensi kembali menjadi pusat permainan. Dengan karakter Mora yang berani memberi kepercayaan dan kebebasan kepada pemain kunci, Rivera bisa kembali menemukan versi terbaiknya—seperti saat bersinar bersama Madura United.
Selain aspek taktik, faktor komunikasi juga sangat penting. Bahasa yang sama akan memudahkan Mora menyampaikan detail instruksi kepada Rivera tanpa hambatan. Dalam sepak bola level tinggi, detail kecil sering kali menjadi pembeda besar.
Persebaya di Persimpangan Jalan
Bagi Persebaya, keputusan mendatangkan Benjamin Mora bukan sekadar soal mengganti pelatih. Ini adalah soal arah dan identitas permainan. Bajul Ijo memiliki skuad dengan banyak pemain kreatif, namun belum sepenuhnya menemukan formula terbaik untuk memaksimalkan potensi mereka.
Francisco Rivera adalah contoh paling nyata. Ia bukan pemain biasa, tetapi juga belum tampil sebagai pembeda konsisten di Persebaya. Jika manajemen ingin mengoptimalkan aset yang ada, mendatangkan pelatih yang cocok secara filosofi menjadi langkah logis.
Kini, bola ada di tangan manajemen Persebaya Surabaya. Apakah mereka berani mengambil risiko dengan menunjuk Benjamin Mora? Atau memilih opsi lain yang lebih aman?
Satu hal yang pasti: jika Mora benar-benar mendarat di Gelora Bung Tomo, Francisco Rivera punya peluang besar untuk “meledak” dan kembali menjadi maestro lini tengah yang selama ini dinanti publik Surabaya.




