FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, melontarkan kritik keras terhadap narasi “Negara hadir, setiap hari, dalam langkah pemulihan” yang disampaikan akun resmi Partai Gerindra di platform X.
Narasi itu menyertai unggahan video Presiden Prabowo Subianto saat meninjau lokasi bencana di Sumatra Barat.
Menurut Susi, dalam situasi darurat bencana, masyarakat lebih membutuhkan bantuan konkret dibandingkan pesan simbolik.
Ia menilai kehadiran negara seharusnya diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dasar para korban.
Akun X Partai Gerindra sebelumnya mengunggah video tersebut dengan keterangan, “Negara hadir, setiap hari, dalam setiap langkah pemulihan.”
Unggahan itu kemudian menuai respons tajam dari Susi di kolom komentar.
“Saya pikir sekarang yang mereka butuhkan bukan negara hadir, tapi nasi padang, dunkin donuts, roti marie, starlink, lilin, air minum, air bersih, starlink,” tulis Susi menanggapi.
Kritik tersebut tak berhenti di situ.
Melalui akun X miliknya, Susi kembali menegaskan agar pemerintah mengubah cara berkomunikasi di tengah bencana.
Ia meminta narasi kehadiran pejabat diganti dengan aksi nyata di lapangan.
“Ganti narasi Negara Hadir/Pejabat hadir dengan hadirkan di lokasi bencana nasi padang, roti selai, dunkin donuts, mcdonald, roti marie, susu, air minum, lilin, selimut, starlink, dll. Hal-hal di atas yang lebih ditunggu oleh masyarakat, bukan negara/pejabat hadir!!!” tulisnya.
Selain menyoroti unggahan Gerindra, Susi juga menyentil Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat berkunjung ke lokasi pengungsian bencana di Posko Pengungsian BLK Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Rabu (17/12).
Kritik itu muncul saat Gibran menyampaikan rencana pemasangan internet satelit Starlink bagi para pengungsi.
Susi menilai langkah tersebut seharusnya bisa langsung dilakukan tanpa perlu banyak pernyataan di lokasi.
Ia menyampaikan pandangannya saat menanggapi pemberitaan terkait kunjungan Gibran.
“Seharusnya anda bisa datang dengan pesawat anda bawa Starlink 10 genset kecil 10 dan semuanya bisa langsung pasang .. tidak perlu tanya-tanya (bawa lebih pun bisa),” katanya.
Sebab kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu, dalam kondisi darurat bencana, kecepatan dan ketepatan tindakan jauh lebih dibutuhkan ketimbang seremoni.
Menurut Susi, pejabat tidak perlu bertanya terlalu banyak kepada warga karena terkesan bertele-tele.
“Padahal yang diperlukan cuma omong ke bawahan done sampai disana ndak perlu nanya-nanya .. sat set sat set,” ujarnya. (Wahyuni/Fajar)




