Wahbah, seorang nenek berusia 85 tahun di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, harus digotong kerabatnya ke kantor Lurah Maricaya Baru demi mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah.
Nenek Wahbah sudah tak lagi mampu berjalan. Kondisinya sakit-sakitan dan sebagian besar waktu dihabiskan terbaring lemah di atas kasur di rumahnya yang berada di Jalan Inspeksi Kanal Monginsidi Baru, Kelurahan Maricaya Baru, Kecamatan Makassar, Kota Makassar.
Perjuangan nenek renta ini demi dua karung beras dengan total berat 20 kilogram dan minyak goreng empat liter pun viral di media sosial.
Dengan tubuh yang sudah tak berdaya, Wahbah digotong kerabatnya melewati gang-gang sempit di sekitar rumah. Setibanya di jalan besar, ia kemudian dinaikkan ke becak motor atau bentor untuk dibawa ke kantor kelurahan.
Anak menantu Wahbah, Emmi (65), mengatakan ibu mertuanya memang tercatat sebagai penerima bantuan pemerintah. Selama ini, Wahbah datang sendiri ke kantor kelurahan untuk mengambil bantuan tersebut.
"Iya, ibu mertua saya penerima bantuan dari pemerintah," kata Emmi kepada wartawan, Kamis (18/12).
Namun belakangan, kondisi kesehatan Wahbah terus menurun. Ia bahkan sudah tidak mampu berjalan. Karena itu, pihak keluarga sempat berinisiatif meminta bantuan diambilkan oleh kerabat.
"Awalnya adik saya, dan juga tetangga ke kantor lurah untuk ambil sembako untuk ibu (Wahbah). Sudah dibawa KTP-nya, tapi ditolak," beber Emmi.
Penolakan itu, lanjut Emmi, terjadi karena pihak kelurahan menyatakan bantuan tidak bisa diwakili. Padahal, kondisi kesehatan Wahbah sudah dijelaskan. Karena putus asa dan tidak melihat jalan lain, keluarga dan warga sekitar akhirnya sepakat menggotong Wahbah langsung ke kantor kelurahan.
"Masyarakat di sini inisiatif karena melihat orang-orang kelurahan ini tidak beres mereka kompak bawa ibu kami ini naik bentor," ucap Emmi.
Sesampainya di kantor kelurahan, kata Emmi, pihak kelurahan justru meminta Wahbah tidak turun dari kendaraan. Bantuan sembako disebut akan diantar langsung ke rumah.
"Pak Lurah bilang nanti kita kunjungan ke sana. Saya balas, Pak sudah heboh begini baru mau kunjungan. Sudah datang ini orang sakit karena bapak tidak percaya dia sakit," tutupnya.
Akhirnya, Wahbah menerima bantuan sembako dari pemerintah berupa dua karung beras dengan total 20 kilogram dan minyak goreng empat liter. Dalam kesempatan itu, pihak kelurahan juga menyampaikan permintaan maaf kepada Wahbah dan keluarganya.
Sementara Lurah Maricaya Baru, Budianto, menyebut kejadian tersebut terjadi akibat kesalahpahaman.
"Saya sebagai lurah klarifikasi bahwa itu murni miskomunikasi. Kesalahpahaman antara pihak penerima bantuan dan staf di sini," kata Budianto secara terpisah.

/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2025%2F12%2F18%2Fae70d777-4984-4e76-8811-6f5d411a0a89.jpg)


