JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar kebencanaan Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi daerah yang terdampak bencana banjir di Sumatera akhir November 2025 lalu.
"Saya cek di citra satelit, lokasi yang terkena banjir bandang itu merupakan sedimen aluvial," katanya dalam program Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Kamis (18/12/2025).
Dwikorita menjelaskan, sedimen aluvial adalah sedimen yang terbentuk sejak ribuan tahun lalu dari peristiwa banjir bandang berkali-kali.
"Artinya, kalau dipaksakan tinggal di tempat itu lagi, itu akan kena (bencana) lagi," ujarnya.
Baca Juga: Menteri PKP Siapkan Pembangunan 2.603 Rumah bagi Korban Banjir Sumatera, Pakai Dana Non-APBN
Dwikorita mengatakan periode berulangnya bencana itu setiap 50 tahun. Namun, melihat apa yang terjadi di Indonesia, periode berulangnya bencana lebih pendek daripada yang seharusnya.
"Periode ulangnya di tahun 2003, itu adalah setiap 50 tahun, tetapi kali ini baru tahun 2025 sudah terkena lagi, belum ada 50 tahun," ungkapnya.
Dwikorita juga mengatakan lahan yang terkena banjir bandang di Sumatera bagian hulunya sudah banyak yang terbuka.
"Kalau lingkungannya, DAS (daerah aliran sungai)-nya rusak, itu semakin pendek akan terulang lagi (bencana)," tuturnya.
Baca Juga: Detik-Detik Presiden Prabowo Mendarat di Padang, Kembali Tinjau Lokasi Bencana Sumatera
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV
- pakar kebencanaan
- bencana
- sumatera
- bencana sumatera
- banjir
- banjir sumatera




