Upaya Mitigasi Bullying di Perguruan Tinggi, UBK Gelar Seminar Kesehatan Mental

tvonenews.com
13 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, tvOnenews.com - Fenomena bullying yang juga menyasar pada dunia pendidikan tingkat perguruan tinggi menjadi sorotan banyak pihak dengan berbagai peristiwa yang belakangan terjadi.

Menyoroti hal itu, Universitas Bung Karno (UBK) memberi perhatian terhadap kesehatan mental mahasiswa dengan mengadakan sesi presentasi bertema 'Memahami Kesehatan Mental Korban dan Pentingnya Intervensi Dini'.

Psikolog, Inas Ngesti Pribadi menyampaikan data mencengangkan terkait fenomena bullying di perguruan tinggi. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Indonesia pada tahun 2022, satu dari lima mahasiswa mengaku pernah menjadi korban bullying dengan rincian 34 persen melaporkan mengalami perundungan verbal atau psikologis, sementara 16 persen lainnya menghadapi kekerasan fisik atau seksual. 

Angka ini diperparah dengan laporan Kemendiktistek yang mencatatkan bahwa antara 2021 hingga 2024, kekerasan seksual terjadi sebanyak 49,7 persen, bullying sebanyak 38,7 persen, dan intoleransi mencapai 11,6 persen.

Inas menekankan bahwa kampus harus memiliki peran proaktif dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi mahasiswa, serta melakukan intervensi dini terhadap perundungan dan kekerasan. 

Dalam presentasi ini, Inas memperkenalkan konsep “Duty of Care vs Duty to Do,” yang menggugah institusi pendidikan untuk bertindak sebelum kejadian buruk terjadi, bukan hanya bereaksi setelahnya.

“Bullying tidak hanya berakibat fisik, namun juga dapat menurunkan kesehatan mental korban. Dampak psikologis yang ditimbulkan bisa sangat merusak, seperti penurunan prestasi akademik, hilangnya rasa percaya diri, hingga risiko gangguan mental serius seperti depresi dan kecemasan,” kata Inas, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

Inas menegaskan bahwa penanggulangan perundungan bukan hanya tanggung jawab korban atau pelaku, tetapi juga melibatkan teman-teman, dosen, dan pihak kampus. 

“Penting bagi kampus untuk menciptakan sistem pelaporan yang efisien dan menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses oleh mahasiswa,” katanya.

Di sisi lain, Rektor UBK, Sri Mumpuni Ngesti Rahaju menyampaikan komitmennya untuk terus mengutamakan kesejahteraan mental mahasiswa. 

Ia menegaskan bahwa pihaknya bertekad untuk menciptakan kampus yang aman dan nyaman bagi semua pihak serta dukungan terhadap pembentukan satuan tugas (satgas) yang bertugas untuk menangani perundungan dan menyediakan bantuan psikologis bagi korban.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Aksi Mahasiswa Papua Peringati Trikora, Polisi di Makassar Turunkan Barracuda
• 2 jam lalufajar.co.id
thumb
Prabowo Lantik Tujuh Anggota Komisi Yudisial Periode 2025-2030, Ini Daftarnya
• 43 menit lalubisnis.com
thumb
InJourney Airports Prediksi Ada 10 Juta Penumpang saat Libur Nataru
• 18 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Gempa Berkekuatan M4,8 Guncang Maluku
• 7 jam laluokezone.com
thumb
Cetak Rekor MURI, 1.000 Nelayan Ikut Apel Kamtibmas di Kepulauan Seribu
• 14 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.