- Said Didu mengkritik LBP karena mengutamakan konfirmasi China mengenai Bandara IMIP daripada pejabat dalam negeri.
- Langkah Luhut ini dinilai Said sebagai sinyal keretakan kepercayaan terhadap Presiden Prabowo Subianto.
- Said mendesak Presiden Prabowo menyatakan darurat kedaulatan dan mengambil tindakan tegas segera.
Suara.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, melontarkan kritik pedas terhadap Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).
Said menilai, sikap Luhut yang lebih mengedepankan konfirmasi dari pihak China soal Bandara IMIP di Morowali, ketimbang pejabat dalam negeri merupakan alarm bahaya bagi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Kritik keras ini dipicu oleh respons Luhut terhadap pernyataan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengenai adanya fenomena "republik dalam republik" atau indikasi penguasaan wilayah oleh pihak asing.
“Tahu-tahu muncul namanya seniornya Sjafrie Sjamsoeddin, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan, ‘saya sudah cek kepada asistennya Jinping, bahwa tidak ada negara dalam negara di Morowali,’” ungkap Said Didu dalam diskusi di kanal YouTube Refly Harun, Kamis (18/12/2025).
Menurut Said, langkah Luhut tersebut menunjukkan adanya keretakan kepercayaan di level tertinggi pemerintahan.
Ia menyayangkan seorang pejabat negara lebih memilih memercayai narasi asing atau dalam hal ini dari pihak China dibandingkan menteri atau presidennya sendiri.
“Coba Anda bayangkan, seorang pejabat tidak percaya kepada menterinya, artinya tidak percaya kepada Prabowo. Dia lebih percaya kepada Jinping daripada Presiden Prabowo,” tegas Said.
Ia pun memperingatkan Presiden Prabowo agar waspada terhadap orang-orang di lingkaran terdekatnya.
“Pak Prabowo harus sadar ini. Orang di sekitarnya sudah nggak percaya ke Presidennya. Dia percaya kepada Jinping,” lanjutnya.
Baca Juga: Mendagri: Digitalisasi Bantuan Sosial Dibutuhkan untuk Ketepatan Sasaran Penyaluran
Lebih lanjut, Said Didu mendesak agar Presiden Prabowo mengambil langkah ekstrem untuk memulihkan kedaulatan negara yang dianggapnya telah tergerus selama era pemerintahan sebelumnya akibat pengaruh asing dan oligarki.
“Saya minta Pak Prabowo, lakukan, kembalikan semua kedaulatan ini kembali ke negaramu! Di sinilah diuji nasionalisme, integritas Bapak Presiden Prabowo,” pinta Said.
Ilustrasi Bandara IMPI di Morowali, Sulawesi Tengah. (Tim Grafis Suara.com)Ia menekankan bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang tidak ideal dalam hal kedaulatan. Ia pun mengusulkan adanya tindakan cepat dan tegas.
“Operasi sekarang, Bapak harus menyatakan sekarang Indonesia dalam keadaan darurat, maka perlu operasi pengembalian kedaulatan Republik Indonesia,” cetusnya.
Di tengah polemik ini, Said Didu secara khusus memberikan dukungan moral kepada Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia melihat Sjafrie tengah menghadapi tekanan besar karena berani menyuarakan isu sensitif mengenai penguasaan wilayah oleh asing.
“Kami berharap Pak Sjafrie Sjamsoeddin jangan pernah gentar, karena kami tahu Bapak sedang diserang sekarang sebagai Panglima Perang mengembalikan kedaulatan Indonesia,” ucap Said memberi semangat.




