Dilema Orang Tua Menimbang Kuliah Anak, Stabilitas, dan Masa Depan

kumparan.com
6 jam lalu
Cover Berita

Melanjutkan studi kuliah di luar negeri memang memiliki nilai dan prestise tersendiri. Berbagai universitas terbaik di dunia menawarkan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, program pendidikan yang mendukung perkembangan diri dan kemandirian anak, hingga prospek karier yang lebih besar menjadi nilai plus sendiri yang bisa didapatkan putra - putri lebih baik dibandingkan pendidikan di Indonesia di era persaingan global yang semakin ketat.

Namun, keputusan untuk mengizinkan anak melanjutkan pendidikan di luar negeri bukanlah hal yang mudah. Dengan semua kelebihan yang ada, tentunya banyak faktor yang kerap menyebabkan orang tua dilema dalam melepas anak kuliah keluar dibandingkan di dalam negeri.

Jarak tempuh menjadi alasan besar sebagian besar orang tua cukup sulit untuk memperbolehkan anak untuk menempuh pendidikan global. Pasalnya, berbagai universitas terbaik dunia tersebar di banyak negara, terutama di UK, US, dan Australia yang letaknya jauh dari Indonesia. Perbedaan jarak antarnegara ini tentu saja memengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang sangat berbeda dengan Indonesia. Hal ini akan mempengaruhi kesiapan mental anak serta orang tua dalam menempuh studi di luar negeri.

Selain itu, tidak dapat dipungkiri biaya menjadi pertimbangan adalah biaya menjadi sorotan utama lainnya bagi orang tua. Biaya untuk kuliah anak keluar negeri bukanlah hal yang murah. Beasiswa untuk universitas luar negeri seperti LPDP memang cukup banyak. Namun, persaingan semakin ketat dari tahun ke tahun.

Dikutip dari KumparanBisnis, total kuota beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) tahun 2025 ini dipangkas hingga penerima (awardee) maksimal hanya 4.000 awardee, dengan lonjakan pencari beasiswa yang meningkat tajam hingga mencapai 78.588 pendaftar. Persentase penerima hanya mencapai 5%, turun drastis dibandingkan dengan tahun 2024 lalu yang mencapai 18.5% penerima.

SIM Global Education Singapura menawarkan solusi pendidikan transnasional (Transnational Education / TNE) yang ideal di era digital ini. TNE adalah model pendidikan yang memungkinkan mahasiswa di suatu negara memperoleh gelar atau kualifikasi dari berbagai universitas terbaik di dunia tanpa harus menempuh studi penuh di negara asal universitas tersebut.

Model pendidikan ini juga menawarkan biaya yang lebih terjangkau bagi orang tua. Dengan lokasi belajar yang strategis di Singapura, tentunya keadaan kendala sosial, ekonomi, dan budaya juga tidak akan terasa signifikan karena masih berlokasi di rumpun Asia Tenggara. Orang tua juga dapat menghemat 40-60% dari biaya program jika dibandingkan dengan mendapatkan gelar yang sama dari Australia, Inggris, dan US melalui penawaran dari SIM Global Education.

Deasy Widjaja, ibu dari Bianca, seorang alumni SIM - Birmingham University, berbagi bahwa keputusannya memilih SIM didorong oleh pertimbangan jarak. Ia menjelaskan, "Bianca awalnya ingin melanjutkan studinya di Inggris, tetapi kami khawatir ia akan belajar terlalu jauh dari Indonesia. Untungnya, SIM Singapura memiliki program kerja sama dengan berbagai universitas di UK, sehingga ia dapat dengan mudah mendapatkan gelar tanpa harus terlalu jauh dari rumah."

Senada dengan Deasy, Elisabeth Dhani Yuniarti, ibu dari Marsella, seorang alumni SIM - University of London, juga menekankan faktor jarak. “Kekhawatiran utama adalah jarak. Karena ini adalah kali pertama saya mengirim putri saya untuk belajar di luar negeri, jarak dari Singapura ke Indonesia yang lebih pendek sangat mempermudah,” ujarnya.

Untuk pelajar yang baru pertama kali keluar negeri, SIM Global Education (SIM GE) mengerti bahwa penyesuaian diri di lingkungan baru adalah hal yang sulit. SIM mempersiapkan International Student Office (ISO) yang dapat membantu siswa internasional untuk dapat beradaptasi dan belajar di Singapura dengan nyaman. Sehingga, orang tua tidak perlu khawatir putra - putri kesulitan beradaptasi selama belajar di SIM.

Selain pertimbangan jarak yang dekat, para orang tua alumni SIM Global Education juga sepakat bahwa pilihan institusi ini sangat ideal karena fasilitas dan programnya secara aktif mendukung anak untuk mempersiapkan diri dan membangun skill profesional sebelum memasuki dunia kerja.

“SIM GE memberikan banyak bekal. Selama anak saya, Marsella, tiga tahun kuliah di sana, SIM memberikan banyak ruang untuk anak saya berkembang, baik dalam dunia akademik maupun di luar itu. [SIM juga menyediakan] banyak sosialisasi dan pergaulan dengan banyak orang, yang memungkinkan dia mempunyai jaringan yang luas untuk mengembangkan diri setelah selesai kuliah,” ujar Ibu Elisabeth, salah satu orang tua alumni.

Deasy menyoroti fasilitas yang secara spesifik dirancang untuk kesiapan dalam persaingan global menghadapi dunia kerja, “Di SIM itu mempunyai banyak fasilitas, di antaranya bursa kerja (job fair), pameran pendidikan (education fair), dan jejaring (networking). Jadi SIM itu juga mempersiapkan masing-masing seperti keterampilan non akademis (soft skill), jejaring, [dan] organisasi. Jadi, itu semua akan bisa membantu [mengembangkan] soft skill mereka di dunia kerja,” jelasnya.

Selain organisasi dan klub yang dapat membantu perkembangan keterampilan lunak (soft skill), SIM juga mempersiapkan berbagai fasilitas kerja dalam satu platform bernama CareerSense. Platform yang terintegrasi dengan tim Career Connect ini akan menginformasikan semua lokakarya (workshops), tinjauan CV, dan simulasi wawancara (mock-up interview) yang dipersiapkan oleh Kantor Career Connect. Tentunya semua pelajar dapat mengikuti berbagai acara (event) yang dapat membantu membangun jejaring (networking) dan mendaftar magang atau kerja tetap melalui platform ini.

SIM juga terus berkomitmen untuk memperluas dukungan kepada para alumni dengan memprioritaskan pertumbuhan dan peningkatan kompetensi profesional mereka secara berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan melalui pengumuman yang memberikan akses bagi seluruh pelajar dan alumni saat ini untuk mengikuti kursus mikro-kredensial gratis dan bersubsidi.

Materi kursus tersebut mencakup berbagai keterampilan, mulai dari keahlian yang relevan untuk mengamankan pekerjaan impian, keterampilan inti yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja di tempat kerja, hingga modul digital yang inovatif. Setelah berhasil menyelesaikan pelatihan, para peserta akan dianugerahi lencana digital (digital badges) yang berfungsi untuk memperkuat dan meningkatkan daya saing anak nanti ketika memasuki pasar kerja.

SIM Global Education hadir untuk menjawab kegelisahan utama orang tua Indonesia untuk menempuh pendidikan lanjutan di luar negeri yaitu: jarak, biaya, dan kualitas. Dengan SIM bekerja sama dengan berbagai universitas global terkemuka di Inggris, AS, dan Australia, SIM memungkinkan siswa meraih gelar internasional yang bergengsi dengan belajar dekat dengan rumah, yaitu di Singapura.

Dengan pilihan yang fleksibel (seperti menghadiri wisuda di kampus asal AS) dan persiapan karier yang kuat, SIM menawarkan solusi terintegrasi: kualitas global, keamanan, dan kedekatan. Ini adalah jembatan emas menuju kesuksesan internasional.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Resbob Akui Hina Suku Sunda demi Keuntungan, Kini Tersangka dan Terancam 6 Tahun Penjara
• 21 jam lalucumicumi.com
thumb
Gulkarmat butuh waktu hampir 10 jam untuk padamkan kebakaran di Jakut
• 3 jam laluantaranews.com
thumb
Kemenkes Waspadai Leptospirosis Pascabanjir, Gejalanya Mirip Demam Biasa tapi Bisa Mematikan
• 23 jam lalusuara.com
thumb
Year in Review 2025: Tahun kejayaan konten lokal di layar streaming, K-Drama dan Hollywood lewat
• 37 menit lalubrilio.net
thumb
 Upah yang Diterima Petani yang Tidak Mengharapkan Balasan
• 6 jam laluerabaru.net
Berhasil disimpan.