Pantau - Layanan Informasi Negara Mesir (State Information Service/SIS) menegaskan bahwa kesepakatan gas alam yang diumumkan baru-baru ini antara Mesir dan Israel murni bersifat komersial, tanpa campur tangan langsung pemerintah maupun motif politik.
Pernyataan resmi ini disampaikan pada Kamis, 18 Desember 2025, sebagai respons atas berbagai laporan media yang mengaitkan kesepakatan tersebut dengan kepentingan politik kawasan.
Kepala SIS, Diaa Rashwan, menyatakan bahwa kesepakatan itu adalah “transaksi komersial murni” yang berlandaskan pertimbangan ekonomi dan investasi.
Dukungan Strategi Energi Nasional MesirKesepakatan ini melibatkan perusahaan energi internasional, termasuk Chevron dari Amerika Serikat, serta sejumlah perusahaan energi Mesir.
Tidak ada campur tangan langsung pemerintah dalam proses kesepakatan tersebut.
Kesepakatan ini mendukung strategi nasional Mesir untuk memperkuat posisinya sebagai pusat perdagangan gas regional.
Keunggulan strategis Mesir ditunjang oleh keberadaan fasilitas pencairan gas (liquefaction) yang canggih dan jaringan infrastruktur transportasi gas yang memadai.
Rashwan juga memperingatkan adanya “kampanye bermusuhan media” yang mencoba mempolitisasi kesepakatan ini.
Ia menegaskan bahwa waktu pelaksanaan perjanjian tidak mengubah sifat dasarnya yang bersifat komersial dan bukan politik.
Mesir Tegaskan Komitmen pada PalestinaMesir tetap menegaskan posisi “tegas dan tak tergoyahkan” dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Dukungan tersebut mencakup prinsip solusi dua negara, penolakan terhadap pengusiran paksa, serta peran aktif Mesir dalam diplomasi dan proses rekonstruksi Gaza.
Sebelumnya, pada Rabu, 17 Desember 2025, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui kesepakatan gas dengan nilai mencapai 112 miliar shekel atau sekitar 34,7 miliar dolar AS.
Dalam perjanjian tersebut, Israel akan memasok gas alam ke Mesir, dan Netanyahu menyebutnya sebagai “kesepakatan gas alam terbesar dalam sejarah Israel.”
Menteri Energi Israel, Eli Cohen, juga menyatakan bahwa persetujuan ini merupakan “momen bersejarah” dari sisi diplomatik dan ekonomi.
Perjanjian Amandemen dari Kesepakatan Tahun 2019Kesepakatan terbaru ini merupakan amandemen dari perjanjian sebelumnya yang ditandatangani pada tahun 2019.
Amandemen tersebut memperpanjang durasi pasokan gas dari Israel ke Mesir hingga tahun 2040.


