Mesin Pertumbuhan Tiongkok Tersendat: Ekonomi Tiongkok Memburuk Serentak di Berbagai Sektor, Masalah Fundamental Terbuka

erabaru.net
4 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Biro Statistik Nasional Partai Komunis Tiongkok (PKT) merilis data ekonomi terbaru yang menunjukkan bahwa pada  November, kinerja sektor industri, belanja konsumsi, dan investasi aset tetap secara umum berada di bawah ekspektasi. Investasi properti pada periode Januari hingga November tercatat turun 15,9% secara tahunan, menandakan bahwa indikator ekonomi Tiongkok semakin melambat.

Berdasarkan data resmi tersebut, momentum pertumbuhan ekonomi pada November secara umum melemah. Belanja konsumsi menurun secara signifikan, sementara sektor investasi dan properti menunjukkan kondisi yang lesu.

Pada November, total penjualan ritel barang konsumsi meningkat 1,3% secara tahunan, lebih rendah dari perkiraan pasar, dan turun 1,6 poin persentase dibandingkan Oktober, menandai perlambatan selama enam bulan berturut-turut. Untuk periode Januari–November, pertumbuhannya hanya 4%.

Produksi industri tumbuh 4,8% secara tahunan, menjadi laju terendah sejak Agustus 2024, dan lebih rendah dari 4,9% pada Oktober.

Kondisi sektor properti kembali memburuk, dengan investasi properti turun 15,9% secara tahunan pada Januari–November, lebih dalam dibandingkan penurunan 14,7% pada Januari–Oktober.

Menanggapi hal ini, para akademisi mengemukakan masalah inti ekonomi Tiongkok.

“Di permukaan, kontradiksi utamanya ada tiga. Pertama, permintaan yang tidak mencukupi. Kedua, tekanan hutang yang sangat besar pada keuangan pemerintah daerah, perusahaan, dan sektor properti. Ketiga, kontradiksi antara tekanan deflasi yang besar dan kebijakan stimulus fiskal. Namun semua ini hanyalah gejala. Masalah sesungguhnya terletak pada struktur ekonomi,” ujar Ekonom Amerika, David Huang (Davy J. Wong). 

“Struktur ekonomi Tiongkok didominasi oleh ekonomi milik negara, dan terus mengalami fenomena ‘negara maju, swasta mundur’. Sejarah telah membuktikan bahwa model seperti ini sulit menghasilkan pertumbuhan jangka panjang dan tidak memiliki vitalitas ekonomi,” tambahnya. 

Selain itu, pada periode Januari–November, tingkat pengangguran hasil survei di perkotaan secara nasional rata-rata sebesar 5,2%. Pada November, tingkat pengangguran perkotaan tercatat 5,1%, sama dengan Oktober.

“Angka ini tampak stabil karena ada alasannya. Banyak anak muda kini tidak punya pilihan selain melanjutkan pendidikan, dari sarjana ke magister, dari magister ke doktor. Namun kita juga melihat bahwa tingkat pengangguran pemuda pernah mendekati 19% pada Agustus, dan masih sekitar 17% pada Oktober,” ujarnya. 

“Secara keseluruhan, bahkan berdasarkan data resmi yang dirilis, tingkat pengangguran pemuda sudah sangat mencengangkan. Soal kredibilitas, data ini tidak mencerminkan tingkat pengangguran yang sebenarnya, karena berkaitan dengan metode survei dan kemungkinan penyesuaian data sebelum dirilis, sehingga nilai referensinya sangat terbatas,” katanya. 

“Permintaan agregat yang tidak mencukupi” disebut sebagai kontradiksi paling menonjol dalam operasi ekonomi Tiongkok saat ini. Media resmi PKT, People’s Daily, mengutip pidato Xi Jinping dalam Konferensi Kerja Ekonomi Pusat, yang secara langsung menyoroti berbagai penyimpangan pembangunan daerah, serta menuntut penghentian manipulasi data, proyek palsu, dan proyek infrastruktur yang selesai dibangun namun tidak digunakan, yang hanya menjadi “bangunan kosong”.

Para pengamat menilai bahwa pernyataan Xi Jinping ini justru menyingkap kenyataan pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

“Sekarang kita semua bisa melihat bahwa kondisi ekonomi di daratan Tiongkok semakin memburuk. Bisa dikatakan Xi Jinping menyadari bahwa Tiongkok menghadapi masalah besar, tetapi apakah ia mampu mengajukan solusi nyata? Para pejabat juga tidak mampu mengusulkan cara yang layak untuk menyelamatkan kondisi sosial dan ekonomi Tiongkok,” kata Doktor ilmu politik dari Universitas New South Wales, Australia, Lin Song. 

Komentator urusan terkini yang bermukim di AS, Tang Jingyuan, menyatakan: “Saat ini, nada resmi PKT di permukaan masih menggambarkan seolah-olah situasi ekonomi sangat baik. Namun kenyataannya, data-data tersebut kemungkinan besar dibesar-besarkan atau direkayasa. Dengan kata-kata Xi Jinping sendiri, data itu ‘mengandung air’, bahkan sangat banyak air. Artinya, kondisi ekonomi Tiongkok yang sebenarnya terus memburuk.”

Tang Jingyuan menambahkan bahwa Xi Jinping sudah mengetahui ekonomi berada dalam kondisi sangat buruk, tetapi tidak memiliki solusi.

“Pimpinan tertinggi PKT kini benar-benar tidak punya cara apa pun untuk menyelamatkan ekonomi Tiongkok. Jika hanya dengan beberapa pidato yang meminta data tidak dimanipulasi lalu ekonomi bisa membaik, maka ekonomi Tiongkok sudah lama pulih. Namun yang kita lihat hingga sekarang adalah tidak ada perbaikan sama sekali, ekonomi terus memburuk, dan kemerosotan ekonomi ini pasti akan memperuncing konflik sosial,” ujarnya.

The Wall Street Journal baru-baru ini juga memuat analisis yang menunjukkan bahwa meskipun ekspor Tiongkok dalam 11 bulan pertama tahun ini terlihat kuat dan surplus perdagangan mencapai 1,1 triliun dolar AS, berbagai indikator tetap menunjukkan kelemahan struktural ekonomi. Masalah yang lebih mendalam masih terkonsentrasi pada sektor properti.

Menurut data terbaru Biro Statistik Nasional PKT, pada November, harga jual rumah komersial di 70 kota besar dan menengah di Tiongkok—baik rumah baru maupun rumah bekas—terus mengalami penurunan yang semakin melebar.

Analisis tersebut memperingatkan bahwa jika krisis properti terus menumpuk, dampaknya pada akhirnya bisa begitu besar hingga bahkan sistem pemerintahan Tiongkok yang sangat tersentralisasi pun sulit menanggungnya. (Hui)

Huang Yimei/Luo Ya/Zhou Tian


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Persiapan Nataru, Ini Strategi Jasa Raharja Upaya Cegah Kecelakaan Lalu Lintas
• 12 jam lalutvonenews.com
thumb
Seskab Teddy: Masih Ada Pihak-pihak yang Perdebatkan Status Bencana Nasional
• 3 jam lalubisnis.com
thumb
Bek Barcelona Meninggal Dunia, Real Madrid dan PSG Sampaikan Duka Cita
• 4 jam lalugenpi.co
thumb
Kebijakan PP Pengupahan Bisa Tingkatkan Daya Beli Pekerja Industri
• 8 jam laluidxchannel.com
thumb
Diduga Terlibat Korupsi, Kantor Bupati Bekasi Disegel KPK
• 19 jam laluidntimes.com
Berhasil disimpan.