Perubahan dalam dunia kerja pada beberapa tahun belakangan makin nyata, khususnya pasca pandemi COVID-19. Perkembangan teknologi digital dan jaringan internet memberi kesempatan bagi masyarakat untuk berkarya dari lokasi mana pun, bebas dari batasan tempat dan jam kerja.
Di titik inilah gagasan digital nomad serta pekerja lepas (freelancer) semakin meluas di berbagai sektor, menghadirkan kelenturan yang sebelumnya jarang tersedia dalam model kerja tradisional.
Akan tetapi, di samping fleksibilitas itu, ada tantangan signifikan yang sering dialami para pekerja lepas, yaitu penataan keuangan yang kerap tak menentu karena pemasukan yang naik turun.
Menanggapi kebutuhan ini, Jenius, layanan perbankan digital dari SMBC Indonesia, menyelenggarakan kelas finansial berjudul “Cara Jenius Kelola Keuangan untuk Pekerja Lepas.”
Program ini diciptakan sebagai wadah edukasi keuangan yang bersifat praktis, sesuai kebutuhan, dan gampang dicerna, terlebih bagi kalangan freelancer dan digital nomad.
Febri Rusli, selaku Digital Banking Product & Innovation Head SMBC Indonesia, menekankan bahwa sifat penghasilan pekerja lepas memerlukan cara pengelolaan keuangan yang khas.
“Jenius memahami bahwa pekerja lepas dapat menghadapi tantangan dalam kondisi finansial, terutama karena penghasilan yang tidak tetap atau fluktuatif setiap bulannya. Karena itu, perencanaan finansial menjadi krusial, mulai dari mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat dan proteksi, hingga menetapkan tujuan finansial jangka panjang,” papar Febri, saat sesi kelas finansial bertajuk “Cara Jenius Kelola Keuangan untuk Pekerja Lepas”, yang digelar di 25hours Hotel The Oddbird SCBD, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Febri pun berharap kelas finansial ini dapat menjadi bekal praktis agar pekerja lepas mampu membangun kondisi finansial yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Dalam sesi tersebut, Jenius menghadirkan Budi Raharjo, Certified Financial Planner sekaligus Director & Co-Founder Oneshildt Financial Planning, yang berbagi pengalaman sekaligus strategi mengelola keuangan bagi pekerja lepas. Menurut Budi, persoalan utama freelancer bukan terletak pada besar kecilnya penghasilan, melainkan pada konsistensi pengelolaannya.
“Pendapatan yang fluktuatif tetap bisa diatur dengan baik. Perencanaan yang sederhana namun konsisten dapat membantu kondisi finansial tetap stabil meskipun pendapatan tidak menentu,” tuturnya.
Budi menekankan pentingnya membangun kebiasaan finansial sejak awal, seperti memahami arus kas, menghitung biaya hidup bulanan, serta menyisihkan dana cadangan untuk mengantisipasi bulan-bulan dengan pemasukan rendah.
Menurutnya, disiplin menjadi kunci utama, termasuk kemampuan membedakan kebutuhan dan keinginan, menjaga arus kas tetap positif, serta terus berinvestasi pada pengembangan diri dan peluang baru.
Sebagai seorang freelancer, Budi mengakui bahwa fleksibilitas waktu menjadi daya tarik terbesar. Ia tidak terikat jam kerja 9-to-5 dan bisa lebih hadir untuk keluarga. Namun, kebebasan tersebut datang bersama konsekuensi yang tidak ringan. Pendapatan bisa sangat tinggi di satu waktu, lalu nihil di waktu lain, tanpa tunjangan karyawan, kewajiban mengurus pajak sendiri, hingga harus memulai karier sebagai solo player.
“Income-nya kadang besar banget, kadang nggak ada sama sekali,” ungkap Budi.
Baca Juga: Beri Ketenangan dalam Perjalanan, Jenius Hadirkan Produk Proteksi Terbaru
Karena itu, perencanaan keuangan menjadi fondasi penting. Budi menyoroti perlunya memisahkan rekening pribadi dan bisnis, menyiapkan cash flow buffer, serta memiliki proteksi dasar. Ia secara khusus menyinggung peran BPJS sebagai jaring pengaman.
Dalam pemaparannya, Budi juga mengangkat konsep lima kecerdasan finansial yang perlu dimiliki setiap individu, baik freelancer, karyawan, pebisnis, maupun investor.
Menurutnya, kecerdasan tersebut mencakup kemampuan menciptakan uang tanpa gaji tetap, mengalokasikan uang secara bijak, mengembangkan aset melalui investasi, melindungi diri dengan proteksi, serta mengolah informasi. Ia pun mengingatkan bahwa banyak orang memiliki penghasilan besar, tetapi gagal mengatur alokasinya.
“Banyak orang punya duit banyak, tapi gagal di kecerdasan mengalokasikan,” katanya.
Ia pun menekankan pentingnya mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin agar beban finansial di usia matang tidak semakin berat.
Menutup sesi, Budi merangkum kunci sukses finansial bagi pekerja lepas, mulai dari membuat sistem gaji untuk diri sendiri, menjaga gaya hidup tetap disiplin, berinvestasi hanya pada instrumen yang dipahami, hingga terus membangun reputasi profesional. Menurutnya, nilai diri seorang freelancer akan meningkat seiring waktu dan kualitas.
“Dulu dibayar 100 ribu, lama-lama bisa sejuta, lalu 10 juta. Value itu dibangun,” ujarnya.
Fitur Inovatif Jenius, Solusi Finansial Pekerja Lepas di Tengah Penghasilan Tak Menentu
Mengelola keuangan kerap menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi pekerja lepas yang harus berhadapan dengan penghasilan tidak tetap serta minimnya fasilitas penunjang seperti tunjangan dan asuransi.
Di tengah kondisi tersebut, kesadaran untuk mengatur arus keuangan secara disiplin menjadi hal krusial agar kondisi finansial tetap terkendali. Inilah yang mendorong Jenius, layanan perbankan digital milik SMBC Indonesia, menghadirkan beragam fitur inovatif untuk mendukung kebutuhan finansial para freelancer dan digital nomad.
“Ngatur uang itu susah-susah gampang dan kita memang harus sadar terus, biar enggak kebablasan,” terang Febri Rusli, Digital Banking Product & Innovation Head SMBC Indonesia.
Febri pun menegaskan bahwa Jenius tidak sekadar hadir sebagai aplikasi perbankan, melainkan sebagai tools yang membantu masyarakat, termasuk pekerja lepas, membangun kebiasaan finansial yang lebih sehat dan terencana.
Kehadiran Jenius, kata Febri, semakin relevan seiring meningkatnya jumlah pekerja lepas di Indonesia yang kini mencapai sekitar 36 juta orang, atau naik hampir 24 persen menurut data BPS. Fleksibilitas waktu kerja, kebebasan memilih proyek, peluang bekerja secara global, hingga dampak efisiensi perusahaan menjadi faktor pendorong pertumbuhan tersebut. Namun, di balik fleksibilitas itu, tantangan finansial juga tak terelakkan.
“Income-nya enggak stabil, sementara biaya hidup itu fix per bulan. Belum lagi pembayaran klien yang kadang berlapis lewat agency,” jelas Febri.
Selain itu, pekerja lepas juga harus menyiapkan sendiri kebutuhan jangka panjang seperti dana pensiun, asuransi, hingga BPJS. Karena itulah, untuk menjawab tantangan tersebut, Jenius menghadirkan berbagai solusi yang terintegrasi. Dari sisi transaksi, tersedia beragam kartu yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
“X-Card itu bisa dibagi-bagi. Kalau saya kasih ke supir atau ke mama saya, saat butuh tinggal saya top up. Sementara e-Card sangat membantu pekerja lepas untuk menerima pembayaran dari luar negeri,” tutur Febri.
Dalam hal pengelolaan keuangan, lanjut Febri, Jenius juga menyediakan fitur monitoring otomatis untuk mencatat dan mengategorikan pemasukan serta pengeluaran. Untuk menabung, tersedia FlexiSaver dengan bunga harian tanpa lock, DreamSaver untuk menabung otomatis sesuai tujuan, serta MaxiSaver berupa deposito dengan pilihan enam mata uang asing.
“Untuk pekerja lepas yang go global, MaxiSaver ini menarik karena selain dapat bunga, ada potensi gain dari fluktuasi nilai tukar. Jadi bisa double,” ujar Febri.
Ia pun menambahkan, Jenius mendukung transaksi hingga sembilan mata uang asing, ditambah satu mata uang baru, dengan nilai tukar yang kompetitif.
“Rate kita very competitive karena kita punya treasury sendiri sebagai bank besar,” katanya.
Tak hanya itu, Jenius juga memberikan akses ke berbagai instrumen investasi seperti reksa dana, obligasi pasar sekunder, hingga Surat Berharga Negara. Dari sisi pembiayaan, tersedia produk pinjaman fleksibel seperti Flexi Cash, Pay Later, dan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan sebagai modal kerja.
Dan, sbagai pionir bank digital yang telah menemani masyarakat selama sembilan tahun, kata Febri, Jenius juga terus menghadirkan pembaruan produk. Salah satunya adalah deposito MaxiSaver dengan bunga maksimal 4,2 persen per tahun dalam enam mata uang asing, serta program Flexi Rasa Maxi, yakni program menabung tenor tiga atau enam bulan dengan cashback di depan hingga 6 persen per tahun.
Dijelaskan Febri, program ini berlaku hingga 31 Desember 2025 dengan penempatan dana minimal Rp10 juta dari dana segar, dan menjadi opsi menarik bagi pekerja lepas dalam mengelola dana jangka menengah.
Menutup rangkaian pemaparannya, Febri menegaskan komitmen Jenius untuk terus mendampingi masyarakat dalam perjalanan finansial mereka.
“Jenius secara rutin mengadakan kelas finansial dengan beragam topik sebagai wujud nyata komitmen kami untuk terus bertumbuh bersama Teman Jenius. Fitur-fitur yang kami hadirkan dengan semangat Think Unthinkable diharapkan dapat membantu pekerja lepas menjaga kestabilan finansial dan merencanakan masa depan dengan lebih baik,” pungkasnya.




