Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan tinggal 4 kabupaten di Aceh yang belum sepenuhnya teraliri listrik, sehingga harus mengalami pemadaman bergilir.
Bahlil mengatakan, kondisi kelistrikan terbaru di daerah terdampak bencana banjir Sumatera yaitu Banda Aceh sudah normal kembali seperti sebelum terjadinya bencana, dengan pasokan 120 megawatt (MW).
"Di Aceh ada empat kabupaten yang masih nyalanya di bawah 50 persen. Kabupaten apa itu, Aceh Tamiang, Bener Meriah, Gayo, sama Aceh Tengah," ungkap Bahlil saat konferensi pers di Kementerian ESDM, Jumat (19/12).
Dia menjelaskan alasan empat kabupaten tersebut belum separuhnya teraliri listrik bukan karena keterbatasan pasokan dari pembangkit, melainkan karena jalur distribusi yang masih terkendala.
Pasalnya, infrastruktur ketenagalistrikan dasar, terutama untuk tegangan rendah di Aceh belum seluruhnya terbangun karena lokasi yang sangat terpencil. Bahkan, kata dia, beberapa daerah masih mengalami banjir.
"Ada sebagian jalan yang baru selesai, ada sebagian daerah yang masih banjir, jadi andaikan pun itu dihidupkan, itu akan berdampak pada keselamatan saudara-saudara kita yang ada di sana," jelas Bahlil.
Di sisi lain, Bahlil memastikan pasokan listrik untuk seluruh daerah lain di Aceh sudah mulai berangsur normal, kecuali empat kabupaten tersebut yang masih mengalami pemadaman bergilir.
"Tapi secara umum untuk Aceh normal tinggal empat kabupaten tadi. Itu masih pemadaman bergilir, itu diakibatkan infrastruktur jalan, kemudian tower-tower kita yang belum bisa dibangun. Ada yang sudah dibangun, jatuh lagi," ungkap Bahlil.
Bahlil juga memastikan ke depannya penyaluran listrik melalui transmisi utama alias backbone di wilayah Sumatera akan terhubung kepada daerah-daerah terdampak banjir secara bertahap.
"Secara backbone daripada Sumatera, kemudian Bireuen, kemudian Arun, itu semua sudah terhubung. Insyaallah kalau di tower-tower rendah atau tiang-tiang yang rendah ini infrastrukturnya sudah bisa selesai, maka itu bisa kita selesaikan," tandasnya.
Sementara itu, PT PLN (Persero) melakukan inovasi dalam pemulihan jaringan transmisi 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa dengan memodifikasi alat berat (crane) sebagai tower darurat, sehingga interkoneksi sistem kelistrikan Sumatera–Aceh telah berhasil tersambung kembali dan listrik dialirkan secara bertahap.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa langkah tersebut ditempuh karena kondisi lapangan di salah satu titik transmisi di Aceh Tamiang yang belum mendukung untuk pembangunan tower darurat dalam waktu yang singkat.
“Di lapangan, kami menghadapi endapan lumpur, material sisa banjir, serta akses kerja yang terbatas. Kondisi ini membuat pembangunan fondasi tower darurat akan membutuhkan waktu lebih lama, sehingga kami memilih solusi yang tetap aman agar pemulihan dapat terus berjalan,” ujar Darmawan.



