Pantau - Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan insentif dan deregulasi untuk mendukung pengembangan industri furnitur kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyampaikan bahwa pembahasan tersebut mencakup berbagai skema dukungan yang dibutuhkan sektor industri, termasuk pembiayaan dan strategi industrialisasi.
"Kami tadi mendiskusikan kira-kira deregulasi atau insentif apa yang bisa dilakukan, mulai dari pendanaan sampai juga fokus bagaimana industrialisasinya," ungkapnya.
Peluang Ekspor Besar, Tapi Kontribusi Masih KecilAnindya menjelaskan bahwa potensi ekspor furnitur global mencapai 300 miliar dolar AS, namun saat ini kontribusi ekspor Indonesia baru sekitar 2,5 miliar dolar AS.
Data tersebut menunjukkan bahwa industri furnitur nasional masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar di pasar internasional.
Dalam pertemuan tersebut, Kadin dan pelaku industri juga mengusulkan diversifikasi pasar ekspor karena saat ini sekitar 60 persen ekspor furnitur Indonesia masih bergantung pada pasar Amerika Serikat.
Selain sektor furnitur, diskusi juga mencakup pengembangan industri elektronik, terutama dalam konteks penguatan rantai pasok semikonduktor melalui hilirisasi mineral.
Anindya menyoroti bahwa sektor elektronik masih menghadapi tantangan besar, terutama dari sisi sumber daya manusia.
"Tadi juga diskusi kira-kira seperti apa kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan instansi terkait, supaya Indonesia juga punya nilai tambah yang besar," ia mengungkapkan.
Harapan Dukungan Pemerintah dan Penguatan Ekosistem UMKMKetua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, berharap pemerintah memberikan dukungan yang lebih konkret kepada pelaku industri furnitur.
"Misalnya melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), kami dapat kurang lebih 6 persen. Namun, kami harap volumenya ditingkatkan," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menekankan pentingnya riset dan pengembangan dalam memperkuat daya saing industri furnitur dan elektronik.
"Itu juga perlu menjadi perhatian, terkait insentif apa yang bisa diberikan. Karena jelas pemerintah juga harus hadir, tidak bisa hanya mengandalkan pengusaha dari segi riset dan pengembangannya," ujar Shinta.
Ia juga mendorong penguatan perjanjian dagang yang mendukung pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), terutama pengusaha furnitur yang memiliki potensi besar untuk berkembang.
"Jadi bagaimana ini bisa di satu ekosistem yang memadai. Pembiayaan itu jelas penting, tapi aspek yang berhubungan dengan pengembangan ekosistem UMKM juga harus jadi perhatian," tambahnya.



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5449630/original/079269200_1766105263-E0C49C20-58FD-4CDB-A932-DF65E903A315.jpeg)