Skywalk Teras Cihampelas yang sempat terbengkalai kini direncanakan akan dibongkar. Pantauan kumparan pada Jumat (19/12), kondisi Teras Cihampelas dipenuhi coretan vandalisme.
Banyak bangku yang baloknya telah terkelupas sehingga tidak bisa diduduki. Kondisi lantai kayu juga sudah sangat lapuk, sementara keramik pada tangga banyak yang terbelah dan lepas.
Di sepanjang skywalk dengan panjang sekitar 1 kilometer itu, hanya terdapat satu lift yang sudah tidak berfungsi. Meski demikian, masih ada beberapa orang yang mengunjungi tempat tersebut.
“Kondisi sekarang sih kayak yang terbengkalai ya. Kayak misalnya banyak banget fasilitas-fasilitas yang belum jadi kayaknya ya, belum matang buat digunain. Terus kan apalagi sekitar-sekitar kayak gini udah banyak vandalisme kayak gini,” ucap salah satu pengunjung, Cia (19).
“Kalau misalkan ini bisa dijadikan beroperasi lagi, kayaknya harus ada jalan lain seperti parkir motornya di mana, itu lebih diperhatikan lagi sih supaya tidak macet dan mengurangi macet juga,” kata pengunjung lainnya, Yasmin (18).
Hanya Sepertiga Pedagang yang BertahanKetua Koperasi Teras Cihampelas, Edo, menjelaskan dari 192 pelaku usaha, kini tersisa sekitar 40 pelaku usaha yang bertahan. Jumlah tersebut masih didominasi oleh pedagang kuliner.
“Kalau sekarang sebetulnya dari 192 pelaku usaha atau kios yang disediakan oleh Pemkot, itu kan kita terisinya kurang lebih hanya 40, kurang lebih sepertiganya. Jadi, dan masih didominasi oleh kuliner,” kata Edo.
Menurut Edo, pembeli didominasi oleh karyawan di sekitar kawasan tersebut. Sementara pengunjung dari luar biasanya ramai pada hari-hari tertentu.
“Kalau weekend itu biasanya seperti hari ini nih, Jumat sore ke malam, kemudian Sabtu, sama Minggu pagi sampai dengan Minggu sore itu traffic-nya lumayan,” ujar Edo.
“Tapi kalau hari-hari biasa itu masih didominasi sama customer atau pelanggan dari karyawan. Karyawan setempat dari mal, dari toko-toko yang makan siang di sini,” lanjutnya.
Pembongkaran Tidak Berdampak pada PedagangEdo memaparkan, berdasarkan informasi yang ia terima, pembongkaran akan dilakukan di segmen 2. Lokasi tersebut bukan merupakan area para pelaku usaha, yang berada di segmen 1.
“Sekali lagi kalau segmen 2, karena di sana nggak ada aktivitas usaha, nggak ada pelaku usaha,” ucap Edo.
Ia menjelaskan, sejak awal pendirian tidak ada konektivitas antara segmen 1 dan segmen 2. Pengunjung di segmen 2, kata dia, cenderung memilih berbelanja di toko konvensional di bawah skywalk.
“Dan teman-teman yang nongkrong di sini cenderung untuk jalan ke sana itu agak jauh ya, mungkin 300 meter-an lah. Jadi agak males begitu jalan ke sana. Jadi koneksinya nggak ada,” ujarnya.
Edo berharap para pelaku usaha di Teras Cihampelas dapat lebih dirangkul oleh pemerintah.
“Karena kami pun di sini kan juga mengikuti. Ikuti instruksi wali kota sebelumnya, yang di mana kami berdagang di bawah, kami difasilitasi di atas. Setelah kami di atas, sekarang kami terkatung-katung,” kata Edo.
Jika segmen 1 turut dibongkar, ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi yang saling menguntungkan.
“Kalaupun nanti sampai dengan segmen satu harus dibongkar pun, kita duduk bersama lah. Kami di sini juga kan mencari nafkah ya. Jadi harus ada solusi yang win-win,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat mengusulkan pembongkaran bangunan terbengkalai tersebut. Namun, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menolak usulan itu. Kini, Farhan disebut telah menyetujui rencana pembongkaran Teras Cihampelas.
“Sekarang Teras Cihampelas mau gimana, Bapak?” kata Dedi dalam video yang diunggah di kanal YouTube miliknya.
“Bongkar,” jawab Farhan.
“Kita harus menghargai masa lalu, tapi menghargai tidak harus mempertahankan sesuatu yang itu menurut saya berat bagi kepentingan masa depan,” ujar gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM itu.

