Anak Usaha Timah (TINS) Garap Proyek Perumahan Lanjutan di Bekasi

bisnis.com
9 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — PT Timah Tbk. (TINS) melalui anak usahanya PT Timah Karya Persada Properti menggarap proyek perumahan lanjutan di Bekasi.

Direktur Utama Timah Properti Abdul Kamaroes menuturkan hingga akhir tahun ini, perseroan masih fokus mengembangkan Familia Urban yang mulai digarap sejak 2016.

Perseroan rencananya mengembangkan penuh kawasan seluas 176 hektar tersebut. Pengembangannya telah memasuki klaster kesepuluh yaitu Nawasena

“Kami menyasar segmen keluarga dengan konsep ramah lingkungan,” ujarnya, Jumat (19/12/2025).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Direktur Timah Properti Candra Hadiqadriman menekankan fokus berkelanjutan selalu menjadi strategi utama dalam kawasan.

"Kami menerapkan prinsip keberlanjutan seperti efisiensi energi, saluran atau drainase berwawasan lingkungan," katanya.

Baca Juga

  • Gelar RUPSLB, Timah (TINS) Tunjuk Ratih Mayasari Jadi Direktur SDM
  • TINS Ikuti GIAA & KRAS, PT Timah Siapkan Proposal Modal ke Danantara
  • Kans Timah (TINS) Pacu Kinerja, Ikuti Jejak GIAA dan KRAS Minta Suntikan Dana Danantara

Adapun hingga penghujung akhir 2025 ini Timah Properti telah mendorong percepatan pengembangan maupun pemasaran proyeknya. Salah satunya kolaborasi dengan PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) untuk percepatan pengembangan proyek dengan produk material berkualitas.

“Kami mempelajari kualitas produk Semen Indonesia sangat baik dan karena kualitas tersebut kami terapkan untuk pembangunan di kawasan kami dan ke depan tentunya kami akan mencari peluang sinergi lainnya,” imbuhnya.

Adapun di tengah tantangan ekonomi dan global saat ini, dia menjelaskan pelaksanaan serah terima yang tepat waktu menjadi kunci untuk memperkuat kepercayaan konsumen serta mendukung kinerja operasional dan reputasi perusahaan secara berkelanjutan.

Sementara itu, Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property, Martin Hutapea

Dalam 2 tahun terakhir, tren pengembang daerah berubah drastis. Setelah sebelumnya agresif menjual, kini mereka berhati-hati dan lebih fokus menyelesaikan komitmen pembangunan.

“Banyak developer kecil di daerah yang sudah menjual ribuan unit sejak tiga tahun lalu. Tapi ketika saatnya harus delivering, mereka kewalahan,” ungkapnya.

Kondisi ini membuat sejumlah proyek baru melambat, terutama di wilayah-wilayah berkembang yang sebelumnya menjadi motor penjualan rumah tapak (landed housing). Pengembang besar dinilai lebih mampu menjaga ritme karena memiliki land bank lama dengan harga jauh lebih murah.

Tantangan terbesar bagi pengembang baru adalah harga tanah yang sudah terlampau tinggi, terutama di area strategis seperti Tangerang Selatan, BSD, hingga Alam Sutera.

“NJOP sekarang banyak yang 8–12 juta per meter persegi. Tidak mungkin pengembang baru beli tanah dengan harga segitu lalu menjual rumah dengan harga terjangkau. Hitungan marginnya tidak masuk,” jelasnya.

Padahal secara umum, pengembang membutuhkan margin 40–50% untuk menutup biaya dan risiko proyek. Pada proyek subsidi, margin bahkan bisa turun hingga 20–25%.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jadwal Lengkap Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Desember 2025 Jelang Nataru, Resmi!
• 16 jam lalubisnis.com
thumb
Kemenag Bandung Sambut Nataru dengan Bersih-bersih Rumah Ibadah
• 21 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Polri Turunkan 11 Ribu Personel ke Sumatera, Bantu Bersihkan Gereja Jelang Natal
• 22 jam laluidxchannel.com
thumb
Warga Manado Minta Polisi dan Dishub Atur Lalu Lintas di Wilayah Rawan Kemacetan
• 18 jam lalukumparan.com
thumb
BNPB: Pembangunan Huntara di Sumbar Menyesuaikan Validasi Data Warga Terdampak
• 13 jam lalutvrinews.com
Berhasil disimpan.