Ketika Anak-anak Sejenak Menjadi Raja Jalanan di Jembatan Kewek

kompas.id
7 jam lalu
Cover Berita

Aldo memacu sepeda BMX-nya secara zig-zag melewati sejumlah teman sebayanya yang tengah bermain bola di tengah Jembatan Kewek, Yogyakarta, Kamis (17/12/2025) sore. Keringat yang bercucuran membuat pelajar SD itu bertelanjang dada dan terlihat berbeda dibandingkan dengan anak-anak lainnya.

Jembatan Kewek menghubungkan kawasan Kotabaru dengan Malioboro di Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta.

Sejak ditutup sementara pada 10 Desember 2025, jembatan berusia 101 tahun itu lantas menjadi lahan bermain bagi anak-anak penghuni bantaran Kali Code. Jembatan ini ditutup karena dalam kondisi kritis sehingga berpotensi roboh jika terus digunakan. Meski konturnya tidak rata, tetapi permukaan jalan beraspal yang luas sekaligus halus menjadi tempat ideal bagi mereka untuk bercengkerama.

”Bermain di sini enak karena luas. Kalau bermain bola juga tidak takut terkena kaca,” tutur Aldo sembari terengah-engah. Selama ini ia dan teman-temannya harus ekstra berhati-hati ketika bermain bola agar insiden kaca pecah pada rumah di tengah kampung akibat terbentur bola tidak terulang.

Alih fungsi tak resmi Jembatan Kewek selama sepekan terakhir itu menjadi cerminan betapa ruang terbuka untuk tempat bermain anak-anak sering kali terpinggirkan di kota yang berkembang. Pembangunan fisik kerap hanya menyisakan sedikit ruang bagi anak-anak. Padahal, keberadaan ruang terbuka penting dalam proses tumbuh kembang mereka.

Seperti halnya ruang terbuka publik yang didamba agar anak-anak dapat bermain dengan nyaman, ruang terbuka hijau (RTH) juga penting tersedia sebagai paru-paru kota.

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, pada 2024 total persentase RTH di Kota Yogyakarta mencapai 23,351 persen. Berdasarkan UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang, persentase RTH yang ideal di suatu wilayah perkotaan setidaknya harus mencapai 30 persen.

Pemenuhan kebutuhan akan ruang publik ramah anak dan RTH hendaknya menjadi perhatian bagi berbagai kalangan. Hal itu agar tumbuh kembang anak-anak dapat berjalan optimal dan mereka tidak dikerdilkan akibat impitan laju pembangunan yang tidak memberi ruang bagi mereka dalam bermain dengan gembira dan leluasa.

Masyarakat bisa ”bermain” di sekitar Jembatan Kewek setidaknya lebih kurang satu tahun. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum akan memulai pembangunan jembatan baru pada April 2026. Pembangunan diperkirakan membutuhkan waktu 9 bulan dengan dana APBN sebesar Rp 19 miliar.

Jembatan Kewek merupakan warisan era kolonialis Belanda yang selesai dibangun pada 1924. Jembatan tersebut sebagai akses dari kawasan permukiman Kotabaru, yang kala itu juga baru dibangun Belanda, menuju pusat kota melewati Malioboro.

Nama awal jembatan itu adalah Kerkweg atau berarti ’jalan gereja’, yang dalam pelafalan warga lokal berubah menjadi Kewek. Adapun gereja dimaksud adalah Gereja Santo Antonius Padua di Kotabaru.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hadapi Lonjakan Wisatawan Nataru, ITDC Siap Jaga Kualitas Pelayanan
• 4 jam lalurepublika.co.id
thumb
Presiden Prabowo Sebut Tak Punya Tongkat Nabi Musa , Pengamat Singgung Hal Ini | BOLA LIAR
• 17 jam lalukompas.tv
thumb
Pensiunan Didenda Karena Meludahkan Daun Kering yang Tertiup Angin ke Mulutnya
• 1 jam laluerabaru.net
thumb
1.086 Personel Polri Masuk Mutasi, 35 Polwan Dapat Promosi
• 6 jam laludisway.id
thumb
Geger! Mobil Terbakar di Tol Solo-Kertosono saat Hendak Masuk Rest Area
• 4 jam lalurctiplus.com
Berhasil disimpan.