Star Energy Geothermal Modernisasi Manajemen Kapasitas Pembangkit Panas Bumi

medcom.id
8 jam lalu
Cover Berita
Jakarta: Pembangkit listrik tenaga panas bumi Wayang Windu telah memainkan peran penting dalam pasokan listrik Indonesia selama beberapa dekade terakhir. Listrik yang dihasilkan dari Wayang Windu memasok jaringan Jamali, yang menyediakan energi untuk jutaan rumah tangga di Pulau Jawa, Madura, dan Bali.
 
Sebagai bagian dari inisiatif modernisasi yang tengah dilakukan, Star Energy Geothermal (SEG), anak perusahaan Barito Renewables, bekerja sama dengan ABB untuk meningkatkan fasilitas tersebut di Jawa Barat. Kapasitas Wayang Windu ini turut berkontribusi pada total 910 MW energi panas bumi yang dihasilkan SEG di Jawa Barat.
 
Baca juga: PLN Indonesia Power-PGE Garap Dua Proyek Strategis Panas Bumi, Apa Itu?

Group CEO Star Energy Geothermal Hendra Soetjipto Tan menuturkan ABB telah memodernisasi sistem kontrol terdistribusi (Distributed Control System/DCS) pada Unit 1 dan 2 Wayang Windu dengan mengaplikasikan solusi yang memungkinkan SEG mengelola kebutuhan variabel dari pembangkit listrik panas bumi secara lebih efektif, sekaligus menjaga pasokan listrik yang stabil dan andal.
 
Solusi modernisasi ABB tidak hanya meningkatkan skalabilitas, memungkinkan integrasi tanpa hambatan antara unit yang sudah ada dengan unit yang tengah dikembangkan tanpa memerlukan peningkatan (upgrade) infrastruktur yang signifikan, namun juga menghadirkan sistem kontrol yang lebih tangguh pada Unit 1 dan Unit 2.

“Hasilnya, SEG melihat adanya peningkatan stabilitas sistem, pengurangan waktu henti atau downtime, serta peningkatan efisiensi operasional. Desain modular Symphony Plus mendukung ekspansi kapasitas di masa mendatang dan mengoptimalkan arsitektur kontrol, sehingga mendorong efisiensi biaya dan memperkuat keandalan jangka panjang operasi pembangkit panas bumi SEG,” tegas dia. 
 
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, ABB juga meningkatkan sistem Human Machine Interface (HMI) untuk Unit 1 dan 2 Wayang Windu, dengan melakukan transisi dari platform Power Generation Portal (HMI PGP) lama atau legacy ke platform Symphony Plus (S+) yang lebih canggih. 
 
Untuk Unit 3, ABB telah mengimplementasikan Symphony Plus DCS sebagai bagian dari upaya ekspansi yang sedang berlangsung di pembangkit tersebut. Peningkatan ini semakin memperkuat kemampuan SEG dalam mendukung pertumbuhan fasilitas di masa depan.
Energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan paling menjanjikan di Indonesia.
 
Menurut Asosiasi Panas Bumi Indonesia, Indonesia memiliki sekitar 40 persen cadangan panas bumi dunia yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, seiring dengan lokasinya di sepanjang Cincin Api Pasifik. Namun, dari potensi total sekitar 24.000 MW, baru sekitar 10 persen yang telah dimanfaatkan hingga saat ini. SEG juga berencana memanfaatkan potensi besar ini dengan terus mengembangkan panas bumi di Wayang Windu. Selain itu, SEG juga mengoperasikan fasilitas panas bumi di Gunung Salak dan Darajat.
 
“Star Energy Geothermal berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi energi panas bumi secara maksimal. Dengan bermitra bersama perusahaan teknologi global yang terdepan seperti ABB, kami memanfaatkan keahlian dan solusi inovatif untuk mempercepat langkah menuju masa depan rendah karbon bagi Indonesia,” ujar Hendra Soetjipto Tan.
 
President, Energy Industries Division Asia, ABB Anders Maltesen,  mengaku bangga dengan kolaborasi jangka panjang bersama Star Energy Geothermal. 
 
“Di ABB, kami percaya bahwa teknologi adalah salah satu pengungkit utama untuk menjadikan energi terbarukan, seperti panas bumi, sebagai sumber listrik yang andal dan dapat terus dikembangkan di Indonesia. Melalui keahlian kami dalam otomasi, kami berkomitmen membantu industri mengoptimalkan operasi, meningkatkan keandalan, serta mempercepat peralihan menuju masa depan rendah karbon,” ujar dia. 
 
Melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN 2020–2024), pemerintah Indonesia telah menetapkan target pemanfaatan kapasitas panas bumi sekitar 7.200 MW pada tahun 2025. 
 
Wawasan industri terbaru dari Asia Pacific Energy Transition Readiness Index 2025 yang dilakukan oleh divisi Energy Industries ABB menunjukkan 87 persen perusahaan di Indonesia memperkirakan penggunaan energi terbarukan akan meningkat lebih dari 20 persen dalam lima tahun ke depan, dengan tiga sumber utama berasal dari tenaga surya, tenaga air, dan panas bumi. Perluasan kapasitas energi panas bumi tidak hanya memperkuat kemandirian energi nasional, tetapi juga membangun masa depan energi yang lebih tangguh dan berkelanjutan bagi Indonesia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Arah Uang Dunia Berubah: Jepang Melawan Arus, Turki Tak Lagi Main Api
• 7 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Wow! Ada Keterlibatan Oknum Jaksa Lain dalam Kasus Pemerasan WN Korsel?
• 3 jam laludisway.id
thumb
Kajari-Kasi Datun Peras Kepala Dinas di HSU, Ancam Akan Diproses Hukum
• 14 jam laludetik.com
thumb
Kapolri Perkuat Peran Polwan: Masukan Lewat Diskusi dengan Tim Reformasi
• 3 jam laludetik.com
thumb
Timnas Hoki Es Indonesia Catat Sejarah Emas di SEA Games 2025
• 22 jam laluskor.id
Berhasil disimpan.