4 Kalimat Ini Haram Diucapkan Orang Tua jika Ingin Anak Sukses

cnbcindonesia.com
3 jam lalu
Cover Berita
Foto: Ilustrasi (Photo by Elina Fairytale from Pexels)
Dafar Isi
  • " Tidak boleh main sepulang sekolah sampai nilai kamu meningkat."
  • " Ayah-ibu akan memberimu uang jika kamu mendapat nilai bagus."
  • " Ayah atau ibu tidak percaya kamu, jadi ayah atau ibu mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah."
  • " Ayah atau ibu memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau."

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap apa yang mereka lihat dan dengar dari lingkungan sekitar. Sikap, perilaku, hingga ucapan orang tua kerap terekam kuat dan tanpa disadari membentuk cara berpikir serta karakter anak sejak dini. Karena itu, pola komunikasi di rumah memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang mereka.

Kesadaran inilah yang menjadi sorotan penulis sekaligus pakar pengasuhan asal Amerika Serikat, Margot Machol Bisnow. Ia melakukan wawancara mendalam terhadap 70 orang tua yang dinilai berhasil membesarkan anak-anak hingga tumbuh menjadi pribadi dewasa yang sukses di berbagai bidang kehidupan.

Dari hasil wawancara tersebut, Bisnow menemukan benang merah yang menarik. Bukan soal metode disiplin keras atau tuntutan berlebihan, melainkan bagaimana orang tua memilih kata-kata dalam keseharian. Cara berbicara ternyata berkontribusi besar terhadap rasa percaya diri, kemandirian, hingga pola pikir anak di masa depan.


Baca: Waktu dan Durasi Jalan Kaki Terbaik Supaya Manfaatnya Maksimal

Menurut Bisnow, ada sejumlah kalimat yang nyaris tidak pernah diucapkan oleh orang tua dari anak-anak yang kemudian sukses. Kalimat-kalimat ini dinilai berpotensi menghambat perkembangan anak jika terus dilontarkan sejak usia dini.

" Tidak boleh main sepulang sekolah sampai nilai kamu meningkat."

Banyak orang tua tidak benar-benar memahami minat dan cita-cita anak. Tidak semua anak ingin atau mampu menonjol di bidang akademik. Namun, orang tua kerap memaksakan standar keberhasilan versi mereka sendiri.

Seharusnya, orang tua mendukung keinginan anak-anaknya. Sebab, aktivitas bermain dapat membantu anak untuk belajar bersosialisasi, membuat aturan, dan kesepakatan. Dengan demikian, anak dapat memiliki kesempatan untuk belajar sehingga mampu membuat keputusan.

" Ayah-ibu akan memberimu uang jika kamu mendapat nilai bagus."

Memberi uang saat anak mendapat nilai bagus atau merampungkan tugas sekolah lainnya ternyata tidak dianjurkan untuk dilakukan. Saat orang tua hanya fokus pada prestasi dan nilai memuaskan di sekolah, potensi anak akan redup sebelum bisa berkembang.

Nilai dan prestasi di sekolah memang penting. Namun, jangan lupa bahwa orang tua juga perlu mendukung perkembangan berbagai aspek lain dalam kehidupan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan positif.

" Ayah atau ibu tidak percaya kamu, jadi ayah atau ibu mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah."

Setiap orang tua harus menekankan pentingnya tanggung jawab sejak usia dini. Mereka ingin anak-anak bertanggung jawab, menghadapi masalahnya sendiri, belajar dari kesalahan, dan lebih percaya diri seiring bertambahnya usia.

Pemilik Mutual Mobile, John Arrow, mengaku bahwa saat dia duduk di kelas lima, ia dan teman-temannya menulis surat kabar sekolah yang langsung habis terjual. Namun, mereka gagal melakukan pengecekan fakta.

Kepala sekolahnya pun menjadi sangat marah dan teman-temannya mendapat masalah dengan orang tua mereka. Nakun, orang tua John tertawa dan menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya.

"Mengetahui orang tua saya akan mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar karena mempercayai saya," kata John.

" Ayah atau ibu memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau."

Dampak negatif memanjakan anak bersumber dari kebiasaan orang tua yang memberikan semua keinginan anak. Kebiasaan ini secara tidak langsung membuat anak tidak bisa belajar tentang konsep dan sikap tanggung jawab.

Anak yang terbiasa dimanja dengan uang akan menjadi malas, tidak termotivasi, dan mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Pada akhirnya, mereka akan tumbuh besar tanpa kematangan emosional dan mengalami kesulitan mengatasi masalah ketika mereka dewasa.

Hal terpenting dalam mendukung anak adalah memberikan pengertian kepada anak mengenai kegunaan uang saku dan memberikan fasilitas bagi anak untuk menabung.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Layanan Canggih Klinik Kecantikan Bersaing di Era Ekonomi Baru

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mobil Bekas Toyota Masih jadi Favorit di Momen Akhir Tahun
• 22 jam lalumedcom.id
thumb
KPK OTT Bupati Ade Kuswara, Wali Kota Bekasi Tegaskan Komitmen Cegah Korupsi
• 22 jam lalukompas.com
thumb
Standar Kesehatan Ketat Diterapkan ke Relawan SPPG Wongkaditi Barat
• 5 jam lalueranasional.com
thumb
Stok dan Distribusi BBM di Banda Aceh Berangsur Pulih
• 5 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Sepanjang 2025, BNN Ungkap 746 Kasus Narkotika dan Musnahkan Ratusan Ton Ganja
• 11 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.