Pihak berwenang Taiwan mengatakan pelaku yang membunuh tiga orang dan melukai 11 orang dengan pisau dan bom asap dalam serangan di Stasiun Metro Taipei telah merencanakan serangan dan membakar lokasi lain di hari itu.
Polisi mengidentifikasi pelaku sebagai laki-laki berusia 27 tahun atas nama Chang Wen. Dia jatuh hingga tewas dari bangunan pusat perbelanjaan setelah serangan itu.
Dirjen Badan Kepolisian Nasional, Chang Jung-Hsin, mengatakan pelaku memulai rangkaian serangan pukul 15.40 waktu setempat pada Jumat (19/12). Dia pertama-tama membakar jalan dan merusak sejumlah mobil dan motor. Dia juga membakar tempat tinggalnya.
Pelaku kemudian melempar bom asap ke dekat dua pintu keluar Stasiun Metro Taipei dan menggunakan pisau untuk melukai seorang korban hingga tewas. Chang mengatakan setelah serangan itu, pelaku menggunakan jalur bawah tanah untuk kembali ke hotel tempatnya menginap.
Dari sana, pelaku melempar lebih banyak bom asap dan menggunakan pisau untuk membunuh korban di luar pusat perbelanjaan Eslite Spectrum Nanxi. Pelaku melukai korban lainnya hingga tewas di lantai 4 pusat perbelanjaan, kemudian lompat dari lantai lima dan tewas.
Pejabat mengatakan, bom asap yang digunakan pelaku bisa saja dibeli secara daring dan pelaku telah mengunjungi lokasi tersebut sebelum serangan.
"Tersangka merencanakan serangan tanpa pandang bulu. Dia bertindak berdasarkan rencananya," kata Chang, dikutip dari AP, Sabtu (20/12).
Chang mengatakan berdasarkan penyelidikan awal, tidak ada indikasi pelaku bertindak bersama orang lain dan motif penyerangan masih diselidiki. Chang menyebut, pelaku secara sukarela menjalani wajib militer tapi dipecat karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Chang melanjutkan, pelaku dicari sejak Juli lalu setelah gagal melapor untuk wajib militer.
"Pelaku tidak menghubungi keluarganya selama lebih dari dua tahun. Mereka bilang pelaku tertarik dengan pistol dan senjata sejak masih muda," ungkapnya.
6 orang yang terluka masih dirawat di rumah sakit. Dua di antaranya harus menjalani perawatan intensif di ICU dan kondisinya stabil setelah operasi.
Sementara itu, Presiden Taiwan Lai Ching-te meminta agar penyelidikan menyeluruh dilakukan terkait serangan ini, seperti mencari tahu latar belakang pelaku, motif, sumber keuangan, dan apakah dia menerima bantuan dari orang lain.



