JAKARTA, KOMPAS.com – Duka kembali menyelimuti para pekerja pengelolaan sampah di Jakarta. Setelah sebelumnya sopir truk sampah Yudi (51) meninggal, seorang sopir truk sampah lain bernama Kame (50) mengembuskan napas terakhirnya.
Sama seperti Yudi, Kame diduga meninggal diduga akibat kelelahan setelah berbulan-bulan harus mengantre belasan jam untuk membuang sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
"Intinya sih karena kecapean atau kelelahan," ucap rekan korban sesama sopir truk, Ian (bukan nama sebenarnya, 50) ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu sore.
Baca juga: Jam Kerja Panjang Tanpa Henti, Kesehatan Sopir Truk Sampah di TPST Bantargebang Terancam
Kame meninggal dunia pada Sabtu (20/12/2025) pagi. Rekan korban sesama sopir truk, Ian menduga kelelahan berat menjadi penyebab utama meninggalnya Kame.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=sopir truk sampah, tpst bantargebang, sopir truk sampah meninggal, antre buang sampah, dugaan kelelahan&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMC8xODA4MjM4MS9hbnRyZWFuLWRpLWJhbnRhcmdlYmFuZy10ZWxhbi1rb3JiYW4tbGFnaS1zb3Bpci10cnVrLXNhbXBhaC1tZW5pbmdnYWw=&q=Antrean di Bantargebang Telan Korban Lagi, Sopir Truk Sampah Meninggal Diduga Kelelahan§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Menurut Ian, dalam tiga bulan terakhir Kame nyaris tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Antrean pembuangan sampah di TPST Bantargebang kerap mencapai 12 hingga 13 jam, membuat para sopir harus bekerja hampir tanpa jeda.
"Jadi rute kerjanya dia dari sore aktivitas buang ke Bantargebang, dari sore itu baru kebuang pagi jam 06.00 WIB atau 07.00 WIB," sambung Ian.
Usai membuang muatan sampah sekitar pukul 07.00 WIB, Kame kembali ke kawasan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk kembali mengangkut sampah.
Waktu istirahatnya hanya ada saat menunggu truk kembali penuh, sebelum ia harus kembali ke Bantargebang dan mengantre selama berjam-jam.
Ian menyebut, pola kerja seperti itu berlangsung terus-menerus selama berhari-hari. Akumulasi kelelahan membuat kondisi fisik Kame semakin menurun.
Baca juga: Truk Antre Belasan Jam di Bantargebang, DPRD Minta Sopir Difasilitasi Tempat Istirahat
Pada Rabu (17/12/2025), Kame sempat memutuskan pulang ke kampung halamannya di Indramayu. Ia ingin menghadiri pernikahan anaknya yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (24/12/2025).
Namun, setibanya di kampung halaman, kondisi tubuh Kame sudah mulai terasa tidak sehat. Meski demikian, menurut Ian, Kame tetap memikirkan pekerjaannya di Jakarta.
"Jumat pagi pun sempat menanyakan pengemudi yang back up lokasinya gimana armada sudah nyampe belum dari Bantargebang," tutur dia.
Tak lama setelah itu, kondisi Kame menurun drastis hingga akhirnya dibawa keluarganya ke rumah sakit.
"Setelah itu, sakit dan langsung meninggal, meninggalnya pagi ini Sabtu," ucap Ian.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

