ACEH, KOMPAS.TV - Lebih dari tiga pekan pascabanjir bandang, ratusan kepala keluarga di Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang, Aceh, masih bertahan di tenda pengungsian.
Beginilah pantauan udara di Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang.
Puluhan tenda darurat tempat tinggal warga berada di balik puing-puing bangunan sisa rumah mereka yang tersapu banjir bandang.
Di Desa Sekumur, sebanyak 280 rumah dengan jumlah penduduk sekitar 1.234 jiwa tidak memiliki tempat tinggal karena diterjang banjir bandang dengan material kayu gelondongan.
Demi bertahan hidup, warga di pedalaman Aceh Tengah harus menantang maut akibat jalan putus dan jembatan ambruk diterjang bencana. Dua utas kabel listrik bekas tiang roboh disulap menjadi jembatan ayun darurat.
Panjang jembatan ini lebih dari 50 meter dan menjadi satu-satunya akses penghubung yang tersisa bagi warga menuju ibu kota Kabupaten Aceh Tengah.
Tak hanya berjalan kaki, warga juga memindahkan sepeda motor dan hasil kebun menggunakan jembatan ini.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan alasan pemerintah pusat tidak menetapkan status banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sebagai bencana nasional.
Teddy juga menjelaskan upaya pemerintah pusat mengerahkan seluruh sumber daya dan fasilitas penunjang untuk menangani para korban terdampak bencana hingga memperbaiki infrastruktur vital.
Teddy meminta pihak-pihak yang memiliki pengaruh besar untuk berbicara dengan bijak.
Baca Juga: Helikopter TNI AU Mendarat di Medan Berlumpur Demi Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana
#acehtamiang #korbanbanjir #bencanasumatera #
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV
- permukiman aceh
- aceh tamiang
- pasca banjir aceh
- korban banjir
- pengungsian
- bencana sumatera





