VIVA – Keberhasilan Vietnam merebut medali emas cabang sepak bola putra SEA Games 2025 usai menumbangkan tuan rumah Thailand kembali menegaskan dominasi mereka di kawasan Asia Tenggara.
Dalam laga final dramatis yang digelar di Rajamangala National Stadium, Rabu malam, 18 Desember 2025, Vietnam menunjukkan mental juara. Sempat tertinggal dua gol, mereka bangkit dan menutup pertandingan dengan kemenangan 3-2 melalui babak tambahan waktu.
Hasil tersebut memperpanjang tren positif Vietnam di level regional. Sebelumnya, mereka juga sukses menjuarai AFF 2025. Rentetan prestasi itu mengirimkan pesan kuat bahwa Vietnam kini menjadi kekuatan utama sepak bola Asia Tenggara.
Capaian Vietnam tersebut sekaligus menjadi cermin dan alarm bagi Indonesia. Pada final AFF 2025, Timnas Indonesia yang saat itu dilatih Gerald Vanenburg sejatinya tampil dominan meski harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor tipis 0-1.
Data ASEAN United mencatat Indonesia menguasai penguasaan bola hingga 68 persen, jauh di atas Vietnam yang hanya 32 persen. Garuda juga mencatatkan 441 umpan akurat, sementara Vietnam hanya membukukan 185 umpan.
Pengamat sepak bola nasional, Erwin Fitriansyah, menilai performa Timnas Indonesia di SEA Games 2025 justru mengalami penurunan jika dibandingkan dengan era kepelatihan Gerald Vanenburg.
“Cara main Indonesia lebih meyakinkan saat ditangani Gerald Vanenburg. Permainan lebih terkontrol dan mampu menguasai laga,” ujar Erwin di Jakarta, Jumat, 19 Desember 2025.
Menurutnya, dengan materi pemain yang relatif sama, perbedaan paling mencolok terlihat pada kreativitas, semangat juang, serta konsistensi dalam menerapkan skema permainan.
Erwin berharap PSSI dapat menjadikan momentum ini sebagai bahan evaluasi besar. Ia menyoroti rencana federasi yang tengah menggodok kontrak salah satu dari dua kandidat pelatih Timnas, yakni Giovanni van Bronckhorst atau John Herdman.
Ia menekankan, siapapun pelatih yang terpilih nantinya harus mampu membangun struktur kepelatihan yang terintegrasi dari level usia muda hingga timnas senior.
“Tugas utama pelatih Timnas ke depan adalah menyiapkan struktur kepelatihan yang menyambung dari U-17, U-20, U-23, hingga timnas senior. Bukan model yang terpisah-pisah,” jelasnya.
Menurut Erwin, kesinambungan filosofi, strategi, dan taktik menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya kembali mendominasi Asia Tenggara, tetapi juga mampu bersaing di level Asia hingga dunia.



