Akurasi Masih Jadi Tantangan, AI Dinilai Belum Bisa Gantikan Google

idxchannel.com
7 jam lalu
Cover Berita

Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) membawa ekspektasi besar, mulai dari membantu ide, hingga meningkatkan efisiensi kerja.

Akurasi Masih Jadi Tantangan, AI Dinilai Belum Bisa Gantikan Google. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) membawa ekspektasi besar, mulai dari membantu ide, meningkatkan efisiensi kerja, hingga analisis data lanjutan. 

Namun di balik popularitasnya, AI dinilai masih memiliki sejumlah keterbatasan, terutama terkait akurasi dan transparansi.

Baca Juga:
Walmart Bermitra dengan OpenAI untuk Fitur Belanja ChatGPT

Hal tersebut disampaikan Founder & CEO Media Buffet PR, Bima Marzuki, yang menilai penggunaan AI seringkali menghasilkan data yang keliru saat diverifikasi secara manual.

Bima mencontohkan pengalamannya saat meminta AI melakukan analisis komentar dan konten media sosial untuk menyusun strategi komunikasi. Dalam proses tersebut, AI diminta menganalisis beberapa akun media sosial berdasarkan sejumlah parameter tertentu.

Baca Juga:
Kekayaan Bos ChatGPT Sam Altman: Harta Triliunan, Sumbernya Bukan OpenAI

Hasil yang diberikan terlihat komprehensif dan meyakinkan secara struktur, namun ternyata tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya saat diverifikasi secara manual. Namun, setelah dilakukan koreksi dan revisi, AI baru mengakui keterbatasannya.

"Jadi memang ada masalah akurasi. Bukan cuma dalam hal bisnis, dalam hal yang even chatGPT sebagai platform yang paling standar, yang paling sering kita pakai pun ada banyak masalah akurasi," kata Bima dalam Seedbacklink Summit 2026 di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).

Baca Juga:
OpenAI Proyeksi 220 Juta Pengguna Rela Keluar Uang Demi Langganan ChatGPT di 2030

Selain persoalan akurasi, Bima juga menyoroti keterbatasan AI dari sisi eksekusi dan keandalan waktu kerja. Dia menceritakan pengalamannya saat meminta AI melakukan crawling pemberitaan terkait klien dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Menurut Bima, pekerjaan tersebut seharusnya dapat diselesaikan secara manual oleh satu orang staf humas dalam waktu satu hari. Namun, ketika tugas tersebut diberikan kepada AI, justru muncul kendala yang tidak terduga. Hingga tenggat waktu yang ditentukan, hasil pekerjaan tersebut tidak kunjung diserahkan.

"Itu sebabnya menurut saya kita ini ada di persimpangan," ujarnya.

Bima menyebut munculnya fenomena AI FOMO membuat banyak pihak mengira AI akan segera menggantikan mesin pencari seperti Google. Padahal, berdasarkan data terbaru, volume pencarian Google masih jauh lebih besar dibandingkan AI berbasis percakapan.

"AI banyak misakurasinya. Jadi kalau menurut saya, sebelum kita FOMO dengan AI, ada beberapa hal yang kita perlu perhatikan. Menurut saya, sekarang ini, at least now, mungkin 1-2 tahun ke depan, AI belum akan menggantikan Google," kata dia.

(NIA DEVIYANA)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BI Catat Asing Tinggalkan SBN Rp 620 Miliar Sepekan, Pasar Saham Masih Diminati
• 17 jam lalukatadata.co.id
thumb
Maraton HKSN di Borobudur dukung pemulihan korban bencana Sumatera
• 40 menit laluantaranews.com
thumb
Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 20 Desember 2025: Leo Bersinar, Pisces Perlu Kendali Emosi
• 20 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Tok! UMP 2026 Kalteng Resmi Naik 6,12%, Jadi Rp3,68 Juta
• 15 jam lalubisnis.com
thumb
BTN Perluas Pasar Rumah Subsidi, Incar Guru Muhammadiyah
• 15 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.