Magelang, Jawa Tengah (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sejumlah mobil tangki air beroperasi penuh untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pascabanjir bandang yang disertai tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Magelang, Jawa Tengah, Minggu, melaporkan bahwa saat ini dikerahkan enam unit mobil tangki dari Kementerian Pekerjaan Umum serta satu unit mobil tangki dari BNPB, dengan dukungan tambahan dari sejumlah organisasi kemanusiaan, termasuk Palang Merah Indonesia (PMI).
Mobil-mobil tangki tersebut beroperasi selama 24 jam untuk menyuplai air ke rumah sakit, dapur umum, lokasi pengungsian, hidran umum, serta permukiman warga, dengan sistem piket petugas yang dibagi dalam tiga pembagian waktu kerja.
Menurut Abdul, skema demikian harus dilakukan karena sistem penyediaan air bersih di wilayah tersebut mengalami kerusakan berat akibat bencana sejak akhir November lalu.
Baca juga: BNPB: Penyaluran air bersih korban bencana di Agam Sumbar ditingkatkan
BNPB mengkonfirmasi bukan hanya Kantor PDAM Tapanuli Tengah tetapi sebagian besar jaringan perpipaan pada sumber mata air juga turut mengalami kerusakan parah sehingga berdampak pada layanan air bersih di 15 kecamatan.
Tim petugas gabungan, kata Abdul, hingga saat ini masih berupaya memperbaiki kerusakan jaringan air bersih tersebut meski berada di tengah banyaknya tantangan, seperti bahaya longsor susulan karena masih sering diguyur hujan berdurasi panjang.
Sementara itu, Tora Limbong, warga Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah menyampaikan terima kasih atas bantuan air bersih yang banyak berdatangan dari berbagai pihak yang mengirimkan menggunakan mobil tangki.
Namun selama hampir satu bulan pascabencana ini, ia dan warga Pandan lainnya memanfaatkan bantuan air tersebut untuk kebutuhan mencuci pakaian. Untuk kebutuhan minum, memasak dan mandi mereka masih menggantungkan diri pada sumber mata air perbukitan, seperti dari Bukit Matauli.
Baca juga: Warga terdampak bencana Aceh Tamiang mulai terima bantuan air bersih
Dia berharap perbaikan jaringan air bersih PDAM bisa rampung dengan secepatnya karena meski ada sumber mata air yang bisa dimanfaatkan sepanjang waktu, tetapi mereka harus menghadapi kerawanan longsor susulan untuk memasang dan memastikan selang tersambung baik dari Bukit Matauli.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Magelang, Jawa Tengah, Minggu, melaporkan bahwa saat ini dikerahkan enam unit mobil tangki dari Kementerian Pekerjaan Umum serta satu unit mobil tangki dari BNPB, dengan dukungan tambahan dari sejumlah organisasi kemanusiaan, termasuk Palang Merah Indonesia (PMI).
Mobil-mobil tangki tersebut beroperasi selama 24 jam untuk menyuplai air ke rumah sakit, dapur umum, lokasi pengungsian, hidran umum, serta permukiman warga, dengan sistem piket petugas yang dibagi dalam tiga pembagian waktu kerja.
Menurut Abdul, skema demikian harus dilakukan karena sistem penyediaan air bersih di wilayah tersebut mengalami kerusakan berat akibat bencana sejak akhir November lalu.
Baca juga: BNPB: Penyaluran air bersih korban bencana di Agam Sumbar ditingkatkan
BNPB mengkonfirmasi bukan hanya Kantor PDAM Tapanuli Tengah tetapi sebagian besar jaringan perpipaan pada sumber mata air juga turut mengalami kerusakan parah sehingga berdampak pada layanan air bersih di 15 kecamatan.
Tim petugas gabungan, kata Abdul, hingga saat ini masih berupaya memperbaiki kerusakan jaringan air bersih tersebut meski berada di tengah banyaknya tantangan, seperti bahaya longsor susulan karena masih sering diguyur hujan berdurasi panjang.
Sementara itu, Tora Limbong, warga Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah menyampaikan terima kasih atas bantuan air bersih yang banyak berdatangan dari berbagai pihak yang mengirimkan menggunakan mobil tangki.
Namun selama hampir satu bulan pascabencana ini, ia dan warga Pandan lainnya memanfaatkan bantuan air tersebut untuk kebutuhan mencuci pakaian. Untuk kebutuhan minum, memasak dan mandi mereka masih menggantungkan diri pada sumber mata air perbukitan, seperti dari Bukit Matauli.
Baca juga: Warga terdampak bencana Aceh Tamiang mulai terima bantuan air bersih
Dia berharap perbaikan jaringan air bersih PDAM bisa rampung dengan secepatnya karena meski ada sumber mata air yang bisa dimanfaatkan sepanjang waktu, tetapi mereka harus menghadapi kerawanan longsor susulan untuk memasang dan memastikan selang tersambung baik dari Bukit Matauli.




