Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Amerika Serikat telah mengusulkan perundingan tatap muka pertama antara Ukraina dan Rusia dalam enam bulan terakhir, ketika para diplomat berkumpul di Miami untuk pembicaraan baru guna mengakhiri perang.
Utusan Rusia Kirill Dmitriev mengatakan pada Sabtu bahwa dirinya tengah menuju Miami. Sementara itu, tim Ukraina dan Eropa juga berada di kota tersebut untuk mengikuti perundingan yang dimediasi oleh utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner.
“Mereka mengusulkan format ini, sejauh yang saya pahami: Ukraina, Amerika, Rusia,” ujar Zelensky, dikutip dari TRT World, Minggu, 21 Desember 2025. Ia menambahkan bahwa pihak Eropa juga bisa hadir dan bahwa “secara logis, pertemuan bersama semacam itu dapat digelar setelah kita memahami potensi hasil dari pertemuan yang telah berlangsung sebelumnya.”
Para utusan Trump mendorong rencana di mana Amerika Serikat akan menawarkan jaminan keamanan kepada Ukraina. Namun, Kyiv kemungkinan akan diminta menyerahkan sebagian wilayahnya, sebuah prospek yang ditentang oleh banyak warga Ukraina. Meski demikian, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Jumat menegaskan Washington tidak akan memaksa Ukraina menerima kesepakatan apa pun.
“Tidak akan ada perjanjian damai kecuali Ukraina menyetujuinya,” kata Rubio, seraya menambahkan bahwa dirinya mungkin akan bergabung dalam pembicaraan pada Sabtu di Miami, kota kelahirannya.
Dalam unggahan di platform X, Dmitriev menulis bahwa ia “dalam perjalanan ke Miami," disertai emoji burung merpati perdamaian dan video singkat matahari pagi yang menembus awan badai di sebuah pantai dengan pohon palem. Ia mengatakan video tersebut mengingatkannya pada kunjungan sebelumnya, di tengah apa yang ia sebut upaya pihak-pihak “penghasut perang” untuk menggagalkan rencana perdamaian AS bagi Ukraina.
Terakhir kali utusan Ukraina dan Rusia menggelar perundingan langsung resmi adalah pada Juli di Istanbul, yang menghasilkan pertukaran tahanan tetapi tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata konkret. Keterlibatan Rusia dan Eropa kali ini menandai kemajuan dibandingkan sebelumnya, ketika Amerika Serikat menggelar pembicaraan terpisah dengan masing-masing pihak di lokasi berbeda.
Namun, kecil kemungkinan Dmitriev akan melakukan pembicaraan langsung dengan perunding Eropa, mengingat hubungan kedua pihak masih sangat tegang. Moskow, yang mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, menilai keterlibatan Eropa justru akan menghambat proses perundingan dan kerap menggambarkan para pemimpin Eropa sebagai pihak yang pro-perang. Rusia Terus Menekan Perundingan akhir pekan ini berlangsung setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan akan melanjutkan ofensif militernya di Ukraina. Dalam konferensi pers tahunan pada Jumat, Putin memuji kemajuan pasukan Rusia hampir empat tahun sejak perang dimulai.
Rusia pada Sabtu mengumumkan telah merebut dua desa di wilayah Sumy dan Donetsk, memperdalam pertempuran sengit di wilayah timur Ukraina. Meski demikian, Putin menyiratkan Rusia dapat menghentikan sementara serangan besar-besaran untuk memungkinkan Ukraina menggelar pemilihan presiden, sebuah gagasan yang ditolak Zelensky.
“Bukan Putin yang menentukan kapan dan dalam format apa pemilu di Ukraina akan dilaksanakan,” kata Zelensky, yang juga menegaskan tidak akan mengadakan pemungutan suara di wilayah yang diduduki Rusia. Serangan Rusia Meningkat Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan rudal balistik Rusia semalam terhadap infrastruktur pelabuhan di wilayah Odesa, Laut Hitam, meningkat menjadi delapan orang, dengan hampir tiga lusin lainnya terluka. Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko mengatakan sebuah bus sipil turut terkena serangan, dan para korban adalah “warga Ukraina biasa."
Dalam beberapa pekan terakhir, serangkaian serangan Rusia yang semakin intensif menghantam wilayah pesisir, merusak jembatan serta memutus pasokan listrik dan pemanas bagi ratusan ribu orang di tengah suhu beku. Moskow sebelumnya menyatakan akan memperluas serangan terhadap pelabuhan Ukraina sebagai balasan atas penargetan kapal tanker minyak Rusia yang berupaya menghindari sanksi.
Pada Sabtu, Ukraina mengklaim telah menghancurkan dua jet tempur Rusia di sebuah pangkalan udara di Krimea yang diduduki, menurut dinas keamanan Security Service of Ukraine (SBU). Militer Ukraina juga menyebut telah menyerang anjungan minyak Rusia di Laut Kaspia serta sebuah kapal patroli di dekatnya.
Putin memerintahkan ofensif militer terhadap Ukraina pada Februari 2022, yang ia sebut sebagai “operasi militer khusus” untuk melakukan demiliterisasi Ukraina dan mencegah perluasan NATO. Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa menyatakan perang tersebut, yang terbesar dan paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II, merupakan perebutan wilayah secara ilegal yang tidak diprovokasi dan telah memicu gelombang kekerasan serta kehancuran besar.
Baca juga: Rusia–AS Gelar Putaran Baru Pembicaraan Perang Ukraina di Miami



