JAKARTA, DISWAY.ID - Di balik data statistik kerusakan akibat bencana yang melanda wilayah Sumatera baru-baru ini, tersimpan potret kepiluan mendalam yang dialami oleh kaum perempuan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi mengungkapkan fakta menyedihkan mengenai kondisi para ibu dan perempuan penyintas saat menyelamatkan diri dari bencana banjir bandang dan longsor.
Arifah Fauzi menceritakan dalam kunjungannya ke lokasi pengungsian, ia tak kuasa menyembunyikan rasa harunya saat berinteraksi langsung dengan para korban.
BACA JUGA:Darurat Fatherless, Program GEMAR Obat Bagi Psikologis Anak
BACA JUGA:Jamin Natal 2025 Aman, Polisi Cek Terowongan Silaturahmi Penghubung Istiqlal-Katedral
Ia menyebutkan, mayoritas perempuan yang ia temui berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Menteri Arifah mendapat cerita bagaimana kepanikan saat bencana terjadi membuat banyak ibu tidak lagi memikirkan harta benda.
Katanya, fokus utama mereka hanyalah menyelamatkan nyawa anak-anak dan keluarga.
"Waktu kami datang itu tanggal 1 Desember, masih banyak ibu-ibu yang kayak tidak percaya bahwa rumahnya itu sudah tidak ada. Jadi ini pendekatan yang dilakukan oleh teman-teman kami di KPPA," ujar Arifah Fauzi saat sesi Media Briefing, Minggu, 21 Desember 2025.
BACA JUGA:Waspada Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter Terjadi di Wilayah Ini, BMKG: Resiko Keselamatan Kapal Nelayan
BACA JUGA:Cara Main Game Color Block untuk Dapat Saldo DANA Gratis hingga Rp213.000
Melihat kondisi pilu korban bencana Sumatera, Arifah kemudian menggalang donasi secara internal di Kementerian PPPA untuk dikirimkan.
Menurutnya, para korban lebih membutuhkan uang karena harta benda satu-satunya yang diselamatkan hanya pakaian yang melekat pada badan mereka.
"Yang kedua adalah memprioritaskan kebutuhan spesifik untuk perempuan dan anak. Jadi seperti susu, pampers, kemudian pakaian dalam gitu ya, karena rata-rata yang ada di situ itu pakaian yang hanya melekat pada saat mereka menyelamatkan diri," tutur Arifah.
"Kami di internal kementerian juga menggalang donasi yang sudah kami kirimkan berupa dana, karena kalau barang mereka kadang kurang tepat untuk kegunaannya, sehingga kami sesuaikan," pungkasnya.




