Vivin Cahyani Sungkono, Exco PSSI yang membidangi sepak bola wanita, menilai Timnas Wanita Indonesia saat ini masih belum setara dengan tiga tim top Asia Tenggara. Penilaian itu disampaikan menyusul kegagalan Skuad Garuda Pertiwi membawa pulang medali dari SEA Games 2025.
Pada laga perebutan medali perunggu, Timnas Wanita Indonesia harus mengakui keunggulan tuan rumah Thailand di Chonburi Stadium, Rabu (14/12). Meski kalah, pencapaian ini tetap menjadi catatan positif karena Indonesia berhasil melaju hingga semifinal. Sebab, kali terakhir Garuda Pertiwi mencapai babak ini adalah pada SEA Games 2001.
"Yang pertama, kita harus benar-benar sadar dan mengukur bahwa ternyata kita dibandingkan dengan tiga yang di atas kita itu, ya katakan misalnya Filipina, Vietnam, dan Thailand itu kita memang masih belum bisa setara," kata Vivin kepada kumparanBOLANITA melalui sambungan telepon, Jumat (19/12).
Menurut Vivin, ada sejumlah faktor yang membuat Timnas Wanita Indonesia belum mampu bersaing secara konsisten di level ASEAN. Ia menyoroti aspek kemampuan teknis hingga kondisi fisik para pemain.
"Secara skill, speed, dan endurance kita juga masih di bawah. Jadi, artinya memang secara keseluruhan itu kita masih terus harus introspeksi dan melakukan evaluasi terus dan bekerja keras untu mengejar ketertinggalan," sambung Vivin.
Meski begitu, Vivin meminta publik untuk memahami kondisi Timnas Wanita Indonesia yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Ia menilai usia skuad yang relatif muda serta keseriusan pembinaan yang baru berjalan dalam beberapa tahun terakhir menjadi faktor penting yang perlu diperhitungkan.
"Memang Timnas Putri sudah dibentuk lama tapi baru benar-benar kita secara serius untuk menangani ini kan ya belum lama. Terutama waktu Pak Erick masuk sebagai Ketua PSSI, baru Timnas Putri ini mendapatkan treatment yang boleh dikatakan setaralah dengan Timnas Putra. Hampir tidak ada kegiatan yang kita tidak ikut," pungkasnya.





