CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan lonjakan korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Hingga Minggu (21/12), total korban jiwa tercatat mencapai 1.090 orang, berdasarkan pembaruan data resmi dari laman bnpb.go.id.
Selain korban meninggal, BNPB mencatat sekitar 7.000 warga mengalami luka-luka, sementara 186 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian. Jumlah tersebut tersebar di 52 kabupaten dan kota yang terdampak bencana.
Upaya evakuasi terus dilakukan secara intensif oleh tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan pemerintah daerah. Namun, proses pencarian korban menghadapi berbagai kendala di lapangan, mulai dari akses jalan yang terputus, cuaca ekstrem, hingga medan berat di wilayah perbukitan dan pedalaman.
Tak hanya menelan korban jiwa, bencana alam ini juga menimbulkan kerusakan masif pada permukiman dan infrastruktur publik.
BNPB merinci sebanyak 147.236 unit rumah mengalami kerusakan dengan tingkat ringan hingga berat. Selain itu, 219 fasilitas kesehatan rusak, serta 967 fasilitas pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Sektor keagamaan dan pemerintahan pun terdampak. Tercatat 434 rumah ibadah serta 290 gedung perkantoran mengalami kerusakan.
Kondisi paling krusial terjadi pada sektor transportasi, di mana 145 jembatan dilaporkan rusak, menyebabkan akses antarwilayah terputus dan memperlambat distribusi bantuan kemanusiaan.
BNPB menegaskan bahwa seluruh data masih bersifat sementara. Proses pendataan akan terus diperbarui seiring upaya menjangkau daerah-daerah yang hingga kini masih terisolasi akibat rusaknya infrastruktur dan kondisi alam yang belum stabil.



