Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Papua
Tanah Papua menjadi wilayah dengan jumlah bahasa daerah terbanyak di Indonesia. Dari sekitar 718 bahasa daerah nasional, sebanyak 428 berada di Papua dan sebagian di antaranya terancam punah. Kondisi ini mendorong penguatan pelindungan bahasa daerah sebagai upaya menjaga identitas dan jati diri masyarakat Papua.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa memperkuat sinergi dengan Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) dan pemerintah daerah.
“Pelindungan bahasa daerah tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan di Papua,” ujar Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin dalam keterangan tertulis, Minggu, 21 Desember 2025.
Penguatan koordinasi ini dibahas dalam Pra-Rapat Koordinasi Teknis pada 18–20 Desember 2025 di Sorong yang melibatkan pemerintah daerah, tokoh adat, akademisi, dan pendidik. Forum tersebut mendorong integrasi pelindungan bahasa daerah ke dalam perencanaan pembangunan.
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, menegaskan bahwa pelindungan bahasa daerah merupakan tanggung jawab bersama.
“Bahasa daerah adalah karunia Tuhan dan bagian dari kekayaan budaya bangsa yang wajib dijaga dan dilestarikan,”kata Elisa.
Koordinator BP3OKP wilayah Papua, Albert Yoku, menyebut Papua memegang peran strategis dalam pelindungan bahasa nasional.
“Dari 718 bahasa daerah di Indonesia, 428 berada di Tanah Papua. Ini kebanggaan sekaligus tanggung jawab besar,”ungkap Albert.
Sementara itu, Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah, mengingatkan bahwa hampir seluruh bahasa di Papua berada dalam kondisi terancam.
“Situasinya seperti gunung es, yang terlihat hanya sebagian kecil,”ujar Ganjar.
Sebagai tindak lanjut, Badan Bahasa dan BP3OKP menandatangani perjanjian kerja sama untuk mempercepat dokumentasi, revitalisasi, dan penguatan kebijakan pelindungan bahasa dan sastra daerah di Tanah Papua.
Editor: Redaktur TVRINews





