Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah

suara.com
7 jam lalu
Cover Berita
Baca 10 detik
  • Rais Aam PBNU kembali mangkir dari musyawarah islah yang digagas kiai sepuh.
  • Para kiai khawatir konflik akan berujung perpecahan dan dua muktamar.
  • Desakan untuk menggelar muktamar sebagai jalan keluar semakin menguat dari bawah.

Suara.com - Konflik internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, kembali tidak menghadiri Musyawarah Kubro yang digagas para sesepuh NU di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Minggu (21/12/2025).

Ini adalah kali ketiga ia mangkir dari forum islah, memicu kekhawatiran para kiai akan keutuhan organisasi.

Forum Musyawarah Kubro ini sejak awal dirancang sebagai upaya membuka ruang komunikasi langsung antara Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dengan Rais Aam, bukan untuk menghakimi salah satu pihak.

Upaya Komunikasi yang Buntu

Rais Syuriyah PBNU, KH Muhibbul Aman Aly, menjelaskan bahwa forum ini murni bertujuan membangun jembatan komunikasi.

"Forum Lirboyo ini tidak membela siapa pun, semata-mata untuk membangun komunikasi. Karena sepengakuan Gus Yahya, beliau belum bisa berkomunikasi langsung dengan Rais Aam," ujar Muhibbul.

Meskipun Rais Aam sempat menyatakan bersedia hadir dengan beberapa syarat, pertemuan tersebut akhirnya tidak terwujud.

"Nampaknya ada pihak yang tidak menginginkan kehadiran KH Miftachul Akhyar ke Lirboyo," tambahnya.

Peringatan dari Para Sesepuh

Baca Juga: Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah

Pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, menilai ada banyak kejanggalan dalam konflik ini yang memicu prasangka. Ia memperingatkan, jika tidak ada jalan tengah, NU bisa terancam menghadapi dua muktamar.

"Kalau ulama cekcok, yang rugi adalah umat. Jalan satu-satunya adalah muktamar sebagai jalan akhir," ujarnya.

Mantan Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, yang hadir secara daring, menegaskan bahwa kemaslahatan organisasi harus didahulukan. Ia mengingatkan, dalih menghilangkan bahaya yang belum nyata justru berpotensi melahirkan bahaya yang lebih besar, yaitu perpecahan.

Sementara itu, mantan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj, menyatakan bahwa konflik ini bukan soal ambisi personal, melainkan ketertiban organisasi.

"Kita harus menghormati AD/ART. Kalau pertemuan ketiga ini sampai gagal, Masya Allah, sampai kapan kita harus sowan?" keluhnya.

Desakan Muktamar Menguat


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Evolusi Bom Nuklir Rusia-China di Pasifik
• 16 jam lalutvrinews.com
thumb
10 Gunung Berapi Tertua di Dunia, Indonesia Masuk Daftar
• 8 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Program Balung Anak Permudah Warga Serang Dapatkan Dokumen Kependudukan
• 23 jam lalurepublika.co.id
thumb
Komjak Prihatin Jaksa Terjaring OTT KPK, Soroti Lemahnya Pengawasan Internal
• 15 jam lalukompas.com
thumb
Manchester United Mundur, Ricardo Mathias Merapat ke Liga Saudi
• 9 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.