Musyawarah Kubro di Lirboyo Buka Opsi Muktamar Luar Biasa, Minta Ishlah di PBNU

kompas.id
4 jam lalu
Cover Berita

MALANG, KOMPAS – Terkait konflik di internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU, musyawarah kubro di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, menghasilkan tiga keputusan. Hal ini diharapkan akan mengakhiri konflik dan mencegah terjadinya keburukan lebih besar.

Musyawarah Kubro dengan tema ‘Meneguhkan Jam’iyyah NU’ digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Minggu (21/12/2025). Kegiatan ini dihadiri secara tatap muka oleh 601 orang dan secara daring sebanyak 546 orang. Peserta merepresentasikan 308 Pengurus Wilayah NU (PWNU) dan Pengurus Cabang NU (PCNU).

Musyawarah ini dihadiri oleh jajaran Mustasyar PBNU, di antaranya KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Siraj, KH Muhammad Nuh Addawami, dan KH Zaki Mubarok. Acara dihadiri pula jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU, pimpinan lembaga dan badan otonom tingkat pusat, para pengasuh pondok pesantren, serta perwakilan PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia.

Musyawarah terbuka dipimpin oleh Rais Syuriah Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh. Saat itu, masing-masing perwakilan wilayah diminta menyuarakan aspirasi dan usulan terkait konflik di tubuh PBNU. Beragam usulan datang dari berbagai perwakilan PWNU dan PCNU. Usulan pun mengerucut pada keprihatinan yang sama dan menyepakati tiga hal mendasar.

KH Ubaidillah kemudian membacakan hasil musyawarah kubro tersebut secara terbuka di hadapan para mustasyar dan forum. Ada tiga hasil musyawarah. Pertama, kedua belah pihak yang berkonflik diminta melakukan ishlah (bertemu dan berdamai) secara sungguh-sungguh dengan batas waktu selambat-lambatnya 3 hari terhitung mulai hari Minggu 21 Desember 2025 pukul 12.00 WIB.

Hasil kedua, jika dalam batas waktu disepakati tidak ditemukan kesepakatan ishlah, maka musyawarah kubro meminta kepada kedua pihak untuk menyerahkan kewenangan dan kepercayaan kepada Mustasyar PBNU guna menyelenggarakan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 2026, dalam waktu 1 × 24 jam setelah berakhirnya tenggat waktu ishlah.

Hasil ketiga, jika opsi 1-2 tidak terpenuhi, dan apabila kewenangan tersebut juga tidak diserahkan kepada mustasyar, maka musyawarah kubro bersepakat untuk menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) melalui penggalangan dukungan 50 persen + 1 PWNU dan PCNU. MLB ini diselenggarakan selambat-lambatnya sebelum keberangkatan kloter pertama jamaah haji tahun 2026. Kepanitiaan MLB disusun oleh dan dari unsur PWNU dan PCNU, dengan melibatkan unsur internal NU yang dipandang perlu.

“Keputusan ini dibuat sebenar-benarnya berdasarkan hasil musyawarah kubro, dan ditandatangani peserta yang hadir secara langsung maupun secara via zoom,” kata KH Ubaidillah.

Kh Ubadidillah menambahkan, beliau melaporkan hasil musyawarah kubro tersebut kepada masyayikh (guru), mustasyar PBNU, dan sesepuh NU. “Demikian kami laporkan hasil musyawarah kubro, yang berlangsung selama lebih kurang 2 jam dengan seluruh hadirin yang ada secara online dan offline. Hasil ini sepertinya tidak jauh dari arahan para mustasyar yang hadir kali ini,” katanya.

Introspeksi

Dalam kesempatan itu, KH Said Aqil Siraj mengapresiasi hasil musyawarah kubro tersebut. “Atas nama mustasyar, kami mengucapkan terima kasih atas kedatangan semua pihak. Tidak ada kepentingan pribadi dan kelompok hadir untuk di sini, kecuali demi NU. Oleh karena itu, yang keluar dari bapak semua melalui musyawarah, saya yakin haq. Ini harus kita tindaklanjuti demi membela NU,” kata Said Aqil.

Menurutnya, konflik di PBNU ini dinilainya cukup ironis. “Ini sungguh ironis dan membuat malu. Kita yang konon katanya jadi penengah dan moderat ketika ada konflik, ternyata kita sendiri yang konflik. oleh karena itu, mari kita semua pertama muhasabah, auditlah dirimu semuanya sebelum kalian diaudit allah. Mari introspeksi dan baca diri sendiri. Kita ini sedang apa, berada di mana, dan maunya apa. Apa yang bisa kita lakukan?,” katanya.

Kedua, Said Aqil mengatakan, kiai mengajak semua orang untuk menyalahkan diri sendiri. “Kalau sudah muhasabah, naik jadi blamming self. Yang salah adalah saya. Bukan siapa-siapa. Kenapa sampai separah ini di PBNU, dan ini sudah jadi tertawaan semua orang,” katanya.

Menurut Said Aqil, jika bukan nahdliyin sendiri yang menyelamatkan NU, mau siapa lagi. “Kita taati ulama, AD/ART, dan mari hormati pertemuan mustasyar ini. Pertemuan di (Ponpes) Ploso dan Tebu Ireng sudah, kali ini di Lirboyo dengan jumlah santrinya lebih dari 40.000. Mari kita hormati kita sendiri, dan jaga marwah Lirboyo, Ploso, dan Tebu Ireng,” katanya.

KH Ma’ruf Amin, secara daring juga sepakat dengan hasil musyawarah kubro tersebut. “Saya melihat keputusan musyawarah kubro dari wilayah dan cabang-cabang sudah sangat tepat. Karena pertama, itu sesuai prinsip mendahulukan kemaslahatan jam’iyyah daripada kemaslahatan pribadi dan kelompok,” katanya.

Ia juga mengatakan, kesepakatan ini juga seusi prinsip bahaya harus dihilangkan. “NU saat ini menghadapi bahaya, yaitu perpecahan di dalam tubuh NU. Itu harus segera dihilangkan. Caranya yang dipilih tepat, yaitu bapak sekalian mendahulukan yaitu islah dan selenggarakan muktamar bersama, supaya pengurus berakhir husnul khatimah. Tapi kalau tidak bisa, maka harus legowo dan ridho serahkan mandat yang telah diberikan sebelumnya. Kalau tidak bisa, maka terpaksa harus diambil kembali mandat itu oleh wilayah dan cabang sebagai pemberi mandat, itu putusan yang tepat. Apalagi dengan adanya tenggat waktu,” kata Ma’ruf Amin.

Tanggapan

Sebelum acara usai, Ketua Umum PBNU Yahya Staquf yang saat itu hadir (hadir saat musyawarah telah membuahkan kesepakatan), berdiri untuk memberikan tanggapan. Meski awalnya oleh panitia tidak diizinkan bicara, karena tidak ingin acara dianggap berpihak ke salah satu pihak, namun Yahya pada akhirnya diberi waktu menanggapi hasil musyawarah tersebut.

“Saya takzim (menghormati) dengan hasil musyawarah. Saya senantiasa terbuka memberikan klarifikasi dan tabayyun, atas apapun yang dituduhkan kepada saya. Melalui cara apapun dengan menghadirkan bukti dan saksi. Sejak awal detik pertama, saya senantiasa menginginkan islah, saya siap islah. Saya sepenuhnya takzim kepada apa yang telah disepakati hadirin PWNU dan PCNU seluruh Indonesia, dan tausiah muhtasyar,” katanya.

Yahya mengatakan, ia juga sudah mengirim pesan ke Rais Aam PBNU untuk menghadap, namun ia belum mendapatkan jawaban. Ia akan menunggu selama 3x24 jam seperti diminta dan akan melaporkan hasilnya kembali setelah itu.

Juru Bicara Pondok Pesantren Lirboyo HM Abdul Muid Shohib mengatakan, forum Musyawarah Kubro menyampaikan keprihatinan sangat mendalam atas semakin meruncingnya konflik internal di tubuh PBNU beserta dinamika yang menyertainya. Meskipuntelah dilakukan berbagai ikhtiar ishlah melalui forum para masyayikh dan sesepuh NU, termasuk musyawarah di Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, dan Pesantren Tebuireng, Jombang.

“Setelah mencermati arahan para kiai dan sesepuh NU dari jajaran Mustasyar PBNU, serta mendengarkan pandangan dan usulan dari para Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, maka Musyawarah Kubro Alim Ulama dan Sesepuh Nahdlatul Ulama menyampaikan seruan dan taujihat bahwa musyawarah Kubro memandang bahwa konflik internal PBNU yang berkepanjangan telah meruntuhkan marwah dan wibawa Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, serta secara nyata menggerus kepercayaan umat dan publik terhadap NU,” katanya.

Baca JugaKonflik PKB dan PBNU Memanas, Konflik Elite atau Kepentingan Politis?

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
DKI jajaki investasi bidang pertanian dan peternakan di Sulsel
• 22 jam laluantaranews.com
thumb
Alexander Isak Cedera usai Cetak Gol saat Liverpool Kalahkan Tottenham, Arne Slot Akui Frustasi
• 11 jam lalukompas.tv
thumb
Pengamat Sebut Sikap Terbuka Mendagri Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
• 2 jam laludetik.com
thumb
AS Sita Kapal Tanker Kedua di Lepas Pantai Venezuela
• 7 jam laluokezone.com
thumb
Tinjau Pelabuhan Merak, Menko AHY Cek Kesiapan Layanan ASDP Jelang Natal & Tahun Baru
• 15 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.