FAJAR, MAKASSAR –Perayaan Natal Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT) Jemaat Sudiang tahun ini berlangsung meriah dan sarat makna. Kegiatan ini menekankan peran kaum bapak sebagai imam dalam keluarga, sekaligus menjadi momen memperkuat persaudaraan dan persekutuan antaranggota.
Ibadah perayaan Natal dipimpin oleh Pendeta Abraham Sere Tanggulungan dan berlangsung di Gedung Gereja Toraja Jemaat Sudiang pada Jumat, 19 Desember 2025, pukul 18.00 Wita. Yohanis Tandi Tanggulungan, Ketua Panitia penyelenggara, menyebutkan bahwa perayaan Natal ini sudah lama tidak digelar, terakhir kali kurang lebih 10 tahun lalu semenjak PKBGT Jemaat Sudiang diadakan.
Tema dan konsep Natal sengaja dirancang agar tidak sekadar seremoni, tetapi dapat menyentuh kehidupan spiritual setiap anggota. Dalam format semi etnik Toraja, panitia menghadirkan tradisi dan kebiasaan lokal yang dekat dengan keseharian masyarakat.
“Kami ingin anggota PKBGT merasakan Natal lebih dari sekadar perayaan simbolik, tapi benar-benar memahami makna di balik setiap rangkaian kegiatan,” ujar Yohanis.
Ia juga menekankan keunikan ber-PKBGT di Sudiang: “Ber-PKBGT itu unik, karena di dalamnya ada banyak peran, dan saya bersyukur di Sudiang kita semua boleh mengambil peran, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota sudah terlihat di gereja Sudiang. Ini bukan soal siapa dan kenapa, bukan soal warna, bukan soal ukuran, tetapi yang saya ingin katakan bahwa terlepas dari semua itu, kita butuh yang namanya daya tahan.
”Inti dari perkataan Yohanis adalah bahwa keberhasilan PKBGT bukan hanya soal jabatan, latar belakang, atau status, tetapi tentang ketekunan, kesabaran, dan komitmen setiap anggota untuk menjaga persekutuan dan menjalankan perannya dengan baik,” jelasnya.
Pelaksanaan kegiatan ini tidak lepas dari tantangan. Menurut Yohanis, tantangan utama adalah membangun pemahaman bersama di antara anggota yang memiliki usia dan karakter berbeda. “Setiap orang punya cara pandang dan pengalaman berbeda, jadi perlu kesabaran dan koordinasi agar semua bisa selaras,” jelasnya.
Meskipun demikian, respons anggota PKBGT Jemaat Sudiang sangat positif. Acara ini menjadi momen berharga untuk mempererat tali persaudaraan dan menguatkan iman. Yohanis menambahkan, salah satu tujuan utama kegiatan adalah agar anggota semakin terpanggil untuk menjadi imam yang baik dalam keluarga dan dapat menjadi teladan bagi seluruh anggota keluarganya.
Tidak hanya menjadi perayaan, kegiatan Natal PKBGT Jemaat Sudiang juga menjadi ajang evaluasi bagi panitia. “Evaluasi kami, acaranya padat dan cukup lama. Jadi, kesiapan seluruh panitia harus maksimal untuk setiap bagian agar kegiatan berjalan lancar sesuai rencana,” ungkap Yohanis.
Pengalaman dan pelajaran dari Natal tahun ini diharapkan menjadi bekal bagi penyelenggaraan perayaan di tahun-tahun mendatang. Panitia berkomitmen untuk menyusun rangkaian acara yang lebih terstruktur, namun tetap hangat dan berkesan bagi semua anggota.
Konsep semi etnik yang diterapkan juga mendapat tanggapan positif. Banyak anggota yang merasa lebih dekat dengan budaya Toraja dan merasakan kehangatan persekutuan yang berbeda dari perayaan sebelumnya.
Dengan terselenggaranya Natal PKBGT Jemaat Sudiang ini, kaum bapak tidak hanya menikmati persekutuan, tetapi juga diperkuat semangat kebersamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di keluarga masing-masing. Perayaan ini menjadi pengingat bahwa Natal bukan sekadar ritual, melainkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan nyata.
Penulis:
Laurent Ferdinand Mozes Ranteupa’
Magang Fajar, Universitas Hasanuddin
