Jumlah penderita diabetes meningkat dari 200 juta pada tahun 1990 menjadi 830 juta pada 2022, dengan tren kian banyak anak muda menderita penyakit ini. Riset terbaru mengungkap, penyandang diabetes tipe 2 bisa memperbaiki kadar gula darah mereka dengan melakukan hal sederhana, seperti duduk dekat jendela selama beberapa jam setiap hari.
Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksinya secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur glukosa darah.
Hiperglikemia, juga disebut peningkatan glukosa darah atau peningkatan gula darah, adalah efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, pada tahun 2022, 14 persen orang dewasa berusia 18 tahun ke atas hidup dengan diabetes atau jumlahnya mencapai 830 juta orang, meningkat dari 7 persen atau 200 juta orang pada tahun 1990.
Indonesia, dengan 19,47 juta penderita diabetes pada 2021 menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita terbesar di dunia. Sebagaimana negara-negara lain, Indonesia juga mengalami peningkatan jumlah penderita diabetes, seperti dilaporkan dalam Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan Riskesdar 2018.
Menurut data International Diabetes Federation Atlas, prevalensi diabetes di antara orang berusia 20–39 tahun naik signifikan, dari 2,9 persen (63 juta orang) pada 2013 menjadi 3,8 persen (260 juta) pada tahun 2021.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes paling banyak ditemui, yang memengaruhi cara tubuh memakai gula (glukosa) untuk energi. Penyakit ini menghentikan tubuh untuk menggunakan insulin dengan benar, yang dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi jika tidak diobati.
Seiring dengan waktu, diabetes tipe 2 dapat menyebabkan kerusakan serius pada tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah. Diabetes tipe 2, yang biasanya memengaruhi orang dewasa paruh baya dan lanjut usia, telah menjadi makin umum pada populasi muda.
Peningkatan prevalensi penyakit ini karena perubahan gaya hidup, termasuk di kalangan anak muda. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2 meliputi kelebihan berat badan, kurangnya olahraga, dan faktor genetik.
Diabetes tipe 2 merupakan kondisi seumur hidup, dan kebanyakan orang butuh pengobatan jangka panjang. Namun beberapa orang bisa mengurangi atau menghentikan terapi jika mereka mencapai penurunan berat badan yang signifikan dan perubahan gaya hidup, sehingga penyakit tersebut memasuki masa remisi, meskipun dapat kambuh kembali.
Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Cell Metabolism pada Kamis (18/12/2025), para ilmuwan menunjukkan bahwa sinar matahari alami membantu menjaga kadar glukosa yang sehat. Jan-Frieder Harmsen dari Maastricht University, Belanda, menjadi penulis pertama laporan.
Sinar matahari dikenal sebagai peningkat suasana hati dan bermanfaat bagi kesehatan kita. Namun, menurut tim peneliti, sebagian besar masyarakat di perkotaan biasanya menghabiskan 80 persen hingga 90 persen waktu di dalam ruangan di bawah cahaya buatan, yang tidak seterang atau sedinamis sinar matahari.
Padahal, tubuh manusia beroperasi berdasarkan ritme sirkadian, jam internal 24 jam yang mengatur berbagai proses biologis, seperti pencernaan dan pengaturan suhu. Ritme ini disinkronkan oleh cahaya, dan kurangnya cahaya alami merupakan faktor risiko diabetes tipe 2.
" Ketidaksesuaian jam sirkadian internal kita dengan tuntutan masyarakat 24/7 dikaitkan dengan peningkatan kejadian penyakit metabolik, termasuk diabetes tipe 2," kata Ivo Habets, dari Universitas Maastricht, yang turut memimpin penelitian ini, dalam presentasinya pada pertemuan tahunan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes (EASD) di Hamburg.
" Sinar matahari alami adalah zeitgeber terkuat, atau isyarat lingkungan, dari jam sirkadian, tetapi kebanyakan orang berada di dalam ruangan pada siang hari dan karenanya terus-menerus berada di bawah pencahayaan buatan," tambah Habets.
Studi sebelumnya telah menunjukkan cahaya buatan pada malam hari mengganggu ritme ini dan sinar matahari di luar ruangan bisa meningkatkan respons tubuh terhadap insulin, yang membantu mengontrol kadar gula darah.
Sinar matahari alami adalah zeitgeber terkuat, atau isyarat lingkungan, dari jam sirkadian, tetapi kebanyakan orang berada di dalam ruangan pada siang hari dan karenanya terus-menerus berada di bawah pencahayaan buatan.
Namun sejauh ini belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti bagaimana cahaya alami yang masuk melalui jendela memengaruhi penderita diabetes.
Untuk menguji hal ini, Harmsen dan tim peneliti merekrut 13 sukarelawan dengan diabetes tipe 2 untuk memeriksa bagaimana tubuh mereka merespons pencahayaan alami dari jendela dan pencahayaan buatan di dalam ruangan.
Para peserta menghabiskan dua periode terpisah selama 4,5 hari di lingkungan kantor yang terkontrol. Dalam satu sesi, mereka duduk di meja yang menghadap jendela besar dari pagi hingga sore hari.
Pada sesi lainnya, mereka berada di ruangan yang sama, dengan jendela tertutup dan hanya lampu kantor standar. Semua peserta makan makanan yang sama tiga kali sehari dan melakukan latihan yang sama pada waktu yang sama di kedua sesi. Mereka juga terus mengonsumsi obat mereka.
Hasilnya menunjukkan, meskipun kadar glukosa rata-rata serupa di kedua sesi, para peserta menghabiskan waktu jauh lebih lama dalam kisaran glukosa normal ketika terpapar cahaya alami. Metabolisme tubuh juga berubah. Di bawah sinar matahari, para sukarelawan membakar lebih banyak lemak untuk energi dan lebih sedikit karbohidrat.
Untuk lebih meyakinkan, para peneliti mengambil biopsi otot dan menumbuhkan sel otot di laboratorium. Hasilnya, gen yang terlibat dalam jam seluler internal mereka lebih selaras dengan waktu dalam sehari di bawah cahaya alami. Artinya, sinar matahari menjadi sinyal untuk menjaga otot tetap "tepat waktu," sehingga lebih baik dalam memproses nutrisi.
Meskipun penelitian ini hanya melibatkan beberapa orang, hasilnya menunjukkan sinar matahari alami dapat membantu mengurangi lonjakan dan fluktuasi tajam gula darah yang sering memengaruhi penderita kondisi ini. Ini menawarkan cara sederhana dan alami untuk mendukung penderita diabetes tipe 2 di samping perawatan yang sudah ada.
"Temuan kami menunjukkan bahwa paparan sinar matahari alami memiliki dampak metabolik positif pada individu dengan diabetes tipe 2 dan dapat mendukung pengobatan penyakit metabolik," catat Harmsen.
Sudah banyak laporan menunjukkan, diabetes tipe 2 dapat dikelola dengan rencana makan dan aktivitas fisik. Olahraga dan penurunan berat badan juga telah terbukti meningkatkan cara tubuh menggunakan insulin.
Selain perubahan gaya hidup ini, obat-obatan bisa diresepkan. Seringkali, obat pertama yang diresepkan adalah metformin, yang mengurangi jumlah glukosa yang diproduksi hati. Kini, penderita diabetes juga bisa memakai terapi alami yakni paparan sinar matahari.





