Jangan Lengah! Proses Penuaan Kulit Terjadi Sejak Usia 30 Tahun, Ini yang Harus Dilakukan

viva.co.id
7 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Proses penuaan kulit kerap dianggap baru dimulai saat tanda-tanda kerutan tampak jelas. Padahal, menurut Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika, dr. Dani Djuanda, Sp.D.V.E, FINSDV, FAADV, proses aging sejatinya sudah berlangsung sejak usia 30 tahun. Pada fase ini, tubuh mulai mengalami penurunan fungsi fisiologis secara bertahap, termasuk pada kulit.

“Proses aging sendiri sudah dimulai sejak usia 30 tahun. Jadi kita mulai merawat diri sedini mungkin. Terjadi penurunan sisi tubuh dan penurunan kapasitas fisiologis. Itu yang tidak akan kita alami secara perlahan-lahan dan proses itu berlanjut,” jelas Founder Clara Skin Clinic Raden Saleh itu, saat Launching Geneo X, Clara Skin Care Clinic di Jakarta. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

Baca Juga :
Tips Menjaga Kelembapan Kulit, Bisa Awet hingga 120 Jam
Mau Tahu Skincare yang Kamu Pakai Efektif atau Tidak? Begini Kata Dokter

Tanda-tanda awal penuaan kulit umumnya muncul dalam bentuk garis-garis halus atau fine lines. Salah satu yang paling sering terlihat adalah crow’s feet atau kerutan menyerupai cakar ayam di area sudut mata. Selain itu, muncul pula lingkar hitam di bawah mata (dark circle), bercak hitam (dark spot), melasma, hingga garis lipatan senyum atau smile lines yang semakin tampak dalam seiring waktu.

“Kalau wrinkle itu lebih dalam. Mungkin biasanya kerutan. Kerutan yang dalam. Kalau fine line itu garis-garis. Mulai kerutan tapi masih lebih tipis,” tambahnya.

Menurut dr. Dani, penuaan kulit dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berkaitan dengan proses alami tubuh seperti usia, genetik, dan perubahan hormon. Pada perempuan, misalnya, penurunan hormon estrogen dan progesteron, terutama menjelang menopause, dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering, pucat, kehilangan elastisitas, hingga mengalami sagging atau pengenduran.

Sementara itu, faktor ekstrinsik berasal dari lingkungan dan gaya hidup, seperti paparan sinar matahari tanpa perlindungan, polusi, kebiasaan merokok, serta pola makan yang tidak sehat. Paparan sinar ultraviolet yang berlebihan dapat membuat kulit menjadi kasar, lebih gelap, dan mengalami pigmentasi tidak merata.

“Oleh sebab itu, perlunya kita menghindari matahari. Biasanya saya menganjurkan ke pasien-pasien saya antara jam 9 sampai jam 3 sore. Itu yang paparan sinar ultraviolet A dan B yang paling tinggi. Dan menggunakan sunscreen setiap hari. Walaupun kita indoor,” ujarnya.

Baca Juga :
Mengulik Manfaat Peeling Serum, Aman Gak Sih Buat Skin Barrier?
Rahasia Tampil Lebih Segar Tanpa Ubah Bentuk Wajah, Ini Tren Anti Aging yang Bakal Booming di 2026
Dokter Peringatkan Bahaya Krim Pemutih, Sebabkan Gagal Ginjal hingga Cacat Janin

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Di Antara Aturan dan Interpretasi, Ujian Kualitas Wasit Bernama Yoko Suprianto di Laga PSM Makassar Vs Malut United 
• 10 jam laluharianfajar
thumb
Tak Akan Bekerja Sendiri, John Herdman Dirumorkan Datang Bersama 4 Asisten Pelatih
• 22 jam lalufajar.co.id
thumb
Kritik Keras Roy Keane Menggema Setelah MU Takluk dari Aston Villa
• 3 jam laluviva.co.id
thumb
Polri Sita Narkoba Senilai Rp60,5 Miliar Jelang DWP di Bali, Begini Penampakannya
• 29 menit lalurctiplus.com
thumb
Bencana Akibat Kerusakan Alam: Siapa yang Bertanggung Jawab? | KALAM HATI
• 20 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.