Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, beberapa tahun terakhir menjadi tujuan favorit wisata kamping. Aktivitas tersebut membawa pengunjung meresapi sepenuhnya kemolekan panorama waduk yang dikelilingi hamparan hijau Perbukitan Menoreh itu.
Waduk seluas 152 hektar tersebut terletak di barat Kota Yogyakarta. Jaraknya sekitar 36 kilometer dari kawasan Tugu di pusat kota Yogyakarta atau lebih kurang ditempuh selama 1 jam 15 menit perjalanan mobil.
Kondisi jalanan teraspal mulus dengan sedikit kontur berkelok-kelok. Mendekati lokasi waduk, jalan melintasi sebagian wilayah hutan Suaka Margasatwa Sermo yang kerindangannya menambah kental nuansa alam.
Memasuki kawasan waduk di Kecamatan Kokap itu, pos retribusi pariwisata menyambut dengan tarif Rp 10.000 per orang. Retribusi itu juga mencakup perlindungan asuransi bagi setiap pengunjung.
Selepas pos retribusi, jalanan berlanjut melewati beberapa kelokan sebelum sampai ke jalan lingkar waduk. Di balik tikungan terakhir jalan itu, keindahan danau buatan tersebut tersingkap jelas.
Air di permukaan waduk yang selesai dibangun tahun 1996 itu tampak sangat tenang. Satu-dua perahu menyusuri perairan di bawah cuaca sore yang cerah pada Rabu (17/12/2025).
Di sejumlah titik tanah lapang, terutama di tepian barat waduk, berdiri berbagai jenis tenda, dari yang ukuran kecil hingga tenda glamping (glamorous camping/berkemah secara mewah) berukuran besar.
Atraksi wisata yang ramai sejak sekitar 2019 itu tidak hanya digandrungi masyarakat DIY, tetapi juga pengunjung dari luar daerah. Contohnya, pasangan suami-istri asal Kota Salatiga, Jawa Tengah, Yosua Ivan Pradana (29) dan Theresia Lisiau (30).
Keduanya pertama kali menikmati wisata glamping di lokasi perkemahan Waduk Sermo. ”Tempatnya oke banget. Yang jelas, suasananya sepi dan pemandangan sekelilingnya masih benar-benar natural,” ujar Yosua.
Suasana tenang makin terasa pada malam hari. Meski begitu, atmosfernya disebut Yosua tidak menakutkan karena di sejumlah titik terdapat lampu penerangan. Selain itu, tak jauh dari lokasi mereka juga ada sejumlah tenda pengunjung lain.
Perjalanan tiga jam dari Salatiga ke Waduk Sermo juga tidak terasa melelahkan karena kondisi jalan relatif bagus.
Saat pagi hari, udara segar menjadi sajian utama. Yosua pun bisa menikmati hobinya, yakni joging, dengan bonus melihat-lihat pemandangan waduk dari berbagai sudut berbeda.
Saat ini ada belasan lokasi perkemahan yang dikelola kelompok-kelompok warga di Waduk Sermo. Salah satunya adalah Taman Nggudhang, yang berlokasi di sebuah tanjung di sisi barat waduk.
Sukiyat (48), koordinator pengelola area itu mengatakan, Taman Nggudhang merupakan perintis wisata kamping di Waduk Sermo pada 2019. Perkemahan itu juga mengelola lahan paling luas, yakni sekitar 1 hektar.
Tarif berkemah di Taman Nggudhang, kata Sukiyat, sebesar Rp 15.000 per orang. Pengunjung bisa membawa tenda dan peralatan sendiri. Namun, kalau tidak mau repot, pengunjung bisa menyewa segala kelengkapan berkemah itu melalui pengelola.
Pihaknya menyediakan tenda berbagai ukuran, matras, tikar, kursi, meja, lampu, peralatan memasak, hingga kayu bakar untuk memanggang makanan dan membuat api unggun.
Jika butuh pengalaman berkemah yang lebih nyaman, ada paket glamping dengan harga mulai Rp 850.000 untuk tenda berkapasitas empat orang. ”Ukuran tenda bisa disesuaikan dengan kapasitas yang diinginkan,” tutur Sukiyat.
Soal urusan buang air atau mandi? Tak usah khawatir. Taman Nggudhang memiliki enam kamar mandi dengan pasokan air bersih yang melimpah. Keamanan lokasi itu pun terjaga baik karena ada petugas yang siaga 24 jam sehari.
Di Taman Nggudhang, pengunjung juga bisa memancing atau menyewa perahu untuk menjelajahi berbagai sudut waduk. Namun, Sukiyat mengatakan, pengunjung dilarang berenang di waduk untuk mencegah risiko tenggelam.
Bagi para penggemar lari atau sepeda, jalan lingkar waduk juga cocok dipakai untuk memuaskan hobi tersebut. Sebagian besar jalur berkontur landai dengan kondisi aspal mulus dan relatif minim arus lalu lintas.
Sukiyat mengatakan, kunjungan biasanya ramai setiap akhir pekan atau musim liburan. Pada malam pergantian tahun nanti, diperkirakan animo kunjungan juga tinggi.
”Tahun baru selalu ramai. Karena itu, khusus malam Tahun Baru nanti, kami tidak menerima booking. Mekanismenya, siapa yang duluan datang, dia yang dapat,” kata Sukiyat.
Selain kelompok anak muda atau mahasiswa, pengunjung juga banyak berasal dari kalangan keluarga.
Didi (59), pengelola lokasi perkemahan Menara Pelangi yang tak jauh dari Taman Nggudhang, juga memprediksi kunjungan yang ramai saat malam Tahun Baru. Selain kelompok anak muda atau mahasiswa, pengunjung juga banyak berasal dari kalangan keluarga.
Didi mengatakan, khusus pada 31 Desember nanti, tarif perkemahan di tempatnya naik dari Rp 15.000 per orang menjadi Rp 20.000 per orang. ”Tapi harga sewa perlengkapan kemah lainnya tetap sama,” ujarnya.
Secara terpisah, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Dinas Pariwisata Kulon Progo Anom Sudarinto menuturkan, momen matahari terbit adalah salah satu daya tarik kamping di Waduk Sermo. Ditambah, suasana pagi yang sejuk karena kawasan itu diselimuti sabuk hijau Perbukitan Menoreh.
Bagi yang tak terlalu suka berkemah, ada alternatif akomodasi lain berupa homestay yang dikelola Desa Wisata Sermo. ”Total ada 10 homestay di desa wisata tersebut,” ujar Anom.
Bukan hanya waduk, ada obyek wisata lain yang dapat dikunjungi tak jauh di lokasi itu, yakni Kalibiru dan Pulepayung. Kedua tempat itu menawarkan pemandangan dari ketinggian perbukitan yang cocok untuk memuaskan hobi foto-foto, termasuk menikmati panorama Waduk Sermo dari kejauhan.
Berbagai hal tersebut pun kian melengkapi pesona Waduk Sermo. Tunggu apa lagi?





