Makna Historis Hari Ibu Bagi Perempuan Indonesia

tvrinews.com
9 jam lalu
Cover Berita

Penulis: Redaksi TVRINews

TVRINews – Jakarta

Giwo Rubianto menegaskan pentingnya refleksi perjuangan nasional dibandingkan sekadar perayaan seremonial.

Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera (GWS), Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo menekankan bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia memiliki akar sejarah yang jauh lebih dalam dibandingkan sekadar perayaan kasih sayang domestik. 

Menurutnya, momentum ini merupakan refleksi atas peran strategis perempuan dalam sejarah kemerdekaan dan pembangunan nasional.

Berbeda dengan konsep Mother’s Day di banyak negara yang bersifat personal, Hari Ibu di Indonesia berakar pada peristiwa politik dan sosial yang signifikan. Giwo menjelaskan bahwa esensi dari tanggal 22 Desember adalah pengingat akan kebangkitan kolektif perempuan dalam memperjuangkan keadilan.

"Hari Ibu sejatinya merupakan pengingat sejarah bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam membentuk arah bangsa, baik di ranah domestik maupun publik," ujar Giwo dalam pernyataan resminya.

Tonggak Sejarah 1928

Narasi sejarah mencatat bahwa fondasi peringatan ini bermula dari Kongres Perempuan Indonesia Pertama di Yogyakarta pada tahun 1928. Di tengah tekanan kolonialisme, perempuan dari berbagai latar belakang etnis dan organisasi bersatu untuk merumuskan agenda peningkatan martabat serta keterlibatan dalam perjuangan kemerdekaan.

Semangat kolaborasi tersebut, menurut Giwo, harus tetap relevan hingga saat ini. Ia menyoroti bahwa keterlibatan perempuan di sektor pendidikan, ekonomi, dan politik bukan lagi sekadar pilihan, melainkan pilar penting bagi kemajuan negara.

Menuju Indonesia Emas 2045

Dalam perspektif pembangunan jangka panjang, pemberdayaan perempuan dipandang sebagai elemen kunci untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Giwo berpendapat bahwa akses yang setara terhadap kepemimpinan dan pendidikan akan secara langsung meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara nasional.

Ia juga memperingatkan agar makna Hari Ibu tidak mengalami reduksi atau penyempitan makna hanya sebagai seremoni tahunan. Tanpa partisipasi aktif perempuan sebagai pengambil keputusan, upaya mewujudkan kesejahteraan sosial dianggap akan pincang.

Sebagai penutup, Giwo mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum ini sebagai aksi nyata dalam memperjuangkan kesetaraan gender.

"Selamat Hari Ibu. Perempuan berdaya, bangsa berjaya. Jayalah perempuan Indonesia menuju Indonesia Emas," tegasnya.

Editor: Redaktur TVRINews

Komentar
1000 Karakter tersisa
Kirim
Komentar

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Road Trip Bareng Teman Bisa Bantu Atasi Burnout Pekerja Muda, Kok Bisa?
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
Terbukti Ilmiah, Ini 7 Manfaat Pelihara Kucing di Rumah
• 23 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Perkiraan UMK Kota Semarang di 2026, Estimasi Kenaikan yang Menggiurkan
• 22 jam lalumetrotvnews.com
thumb
AS-Venezuela Makin Tegang, Harga Minyak Merangkak Naik
• 8 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
ESDM Pastikan tak Ada Aktivitas Tambang di Lereng Gunung Slamet
• 4 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.