Karibia: Penjaga Pantai Amerika Serikat dilaporkan tengah mengejar sebuah kapal tanker minyak asing di kawasan Karibia setelah kapal tersebut menolak pemeriksaan di tengah meningkatnya tekanan Washington terhadap Venezuela. Kapal tanker bernama Bella 1 itu diduga terlibat dalam upaya menghindari sanksi internasional dan berlayar dengan menggunakan bendera palsu.
Menurut laporan NBC News, seorang pejabat Amerika Serikat menyebut Bella 1 merupakan bagian dari jaringan pelayaran gelap yang membantu Venezuela menghindari sanksi ekonomi. Kapal tersebut juga berada di bawah perintah penyitaan berdasarkan keputusan pengadilan federal AS.
“Penjaga Pantai AS sedang mengejar kapal dalam jaringan armada gelap yang terlibat pelanggaran sanksi terhadap Venezuela,” ujar pejabat tersebut, dikutip dari UPI, Senin, 22 Desember 2025.
Departemen Keuangan AS sebelumnya menetapkan Bella 1 sebagai objek sanksi pada Juni 2024. Penetapan itu dilakukan karena kapal tersebut dikaitkan dengan jaringan pengiriman minyak yang berhubungan dengan Sa’id al-Jamal, fasilitator keuangan kelompok Houthi. Jaringan tersebut diduga mengangkut minyak yang dikenai sanksi, termasuk minyak mentah asal Iran, dengan hasil penjualannya mengalir ke kelompok militan.
Pejabat AS menyatakan telah mengantongi surat perintah penyitaan dari hakim federal untuk mengambil alih Bella 1 atas dugaan keterlibatannya dalam perdagangan minyak Iran yang melanggar sanksi. Saat didekati aparat AS, kapal tersebut dilaporkan tidak mengibarkan bendera negara yang sah, sehingga secara hukum dapat diperiksa di perairan internasional. Namun, kapal menolak berhenti dan terus melanjutkan pelayaran.
Jika berhasil disita, Bella 1 akan menjadi kapal tanker ketiga yang diamankan otoritas AS dalam rangka penegakan sanksi. Sehari sebelumnya, sebuah kapal tanker lain disita di perairan internasional dekat Venezuela, menyusul pengumuman blokade oleh Presiden Donald Trump.
Sementara itu, pada Rabu lalu, kapal tanker The Skipper juga disita setelah meninggalkan pelabuhan Venezuela dan dialihkan ke Texas karena diduga mengibarkan bendera palsu Guyana. (Keysa Qanita)
Baca juga: Tekanan ke Venezuela Meningkat, AS Intersepsi Tanker Minyak untuk Kali Kedua
/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F09%2F15%2F73194b33707625796b2b98ad26ed0fc4-20250915DRA5123.jpg)

