Cuaca Ekstrem di Lampung Bayangi Masa Libur Nataru, Waspada Saat Berwisata

kompas.id
4 jam lalu
Cover Berita

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang diprediksi masih akan mengguyur sebagian besar wilayah Lampung selama beberapa pekan ke depan. Masyarakat diimbau waspada saat berwisata ke daerah yang rawan banjir dan longsor, serta pantai yang berombak besar.

Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Radin Inten II Rudi Harianto mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Lampung selama beberapa hari ke depan. Hujan deras disertai angin kencang berpotensi mengguyur sebagian wilayah Lampung.

Pada Senin (22/12/2025), hujan berpotensi terjadi di sejumlah daerah, antara lain Kabupaten Way Kanan, Lampung Utara, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, Lampung Tengah, Lampung Timur, Pesawaran, Pringsewu, dan Kota Bandar Lampung.  

Hujan juga berpotensi meluas ke wilayah Lampung Barat, Mesuji, Tulang Bawang, Kota Metro, Lampung Timur, Pringsewu, Tanggamus, dan Lampung Selatan.

Pada Desember 2025, Lampung juga sudah memasuki musim hujan. Dinamika atmosfer, kelembaban udara yang cukup tinggi, dan hangatnya suhu permukaan air laut memicu terjadinya hujan. Karena itu, hujan deras diprediksi masih akan berlangsung selama beberapa pekan ke depan atau selama masa libur Natal dan Tahun baru.

Tak hanya itu, gelombang tinggi dan angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Lampung. BMKG Maritim Lampung memperingatkan, gelombang dengan ketinggian 1,25 meter sampai 2,5 meter berpotensi terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, dan perairan Teluk Lampung bagian Selatan. Adapun kecepatan angin bisa mencapai 20-25 knot.

Kondisi tersebut dapat membahayakan keselamatan pelayaran, termasuk kapal-kapal kecil yang berlayar menuju pulau-pulau kecil di Lampung. Wisatawan yang akan berlibur pun diminta lebih waspada.

”Kami mengimbau masyarakat untuk waspada dan memperhatikan peringatan dini cuaca buruk yang sudah dikeluarkan BMKG,” kata Rudi di Bandar Lampung.

Merujuk dokumen Kajian Risiko Bencana Lampung periode 2024-2029, luas wilayah Lampung masuk risiko tinggi bahaya cuaca ekstrem seluas 2,7 juta hektar. Wilayah itu tersebar di 15 kabupaten/kota di Lampung. Sementara itu, kabupaten/kota yang masuk sebagai daerah rentan banjir bandang meliputi Kota Bandar Lampung, Tanggamus, Way Kanan, Lampung Barat, Lampung Tengah, Pesawaran, dan Pesisir Barat.

Wilayah yang masuk dalam zona rawan bencana, antara lain area pegunungan atau perbukitan yang curam. Selain itu, daerah yang dekat dengan aliran sungai yang bisa meluap saat hujan deras mengguyur. Daerah lain yang harus diwaspadai adalah kawasan pesisir pantai yang berombak besar, seperti pantai-pantai di pesisir Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, dan Lampung Barat.

Baca JugaTerseret Ombak Saat Berlibur di Pantai Lampung Selatan, Seorang Remaja Hilang

 

Terseret ombak

Di Kabupaten Tanggamus, ombak besar menyeret seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang sedang berenang di pantai. Korban bernama Zepi Ardiansyah, dilaporkan tenggelam di Pantai Sayar, Pekon Kota Karang, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Hingga kini, korban masih hilang.

Komandan Pos SAR Tanggamus Basarnas Lampung Nico Saputra mengatakan, korban terseret ombak saat sedang berenang di pantai bersama temannya, pada Sabtu (20/12/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, pihak keluarga dan warga setempat berupaya melakukan pencarian secara mandiri.

Informasi kejadian tersbut baru dilaporkan pada Kantor SAR Lampung pada Sabtu malam, pukul 21.05. Tim Rescue Pos SAR Tanggamus langsung diberangkatkan menuju lokasi kejadian untuk melakukan pencarian.  

Setibanya di lokasi pada Minggu (21/12/2025) dini hari, tim langsung berkoordinasi dengan unsur SAR gabungan untuk menyusun rencana pencarian. Operasi SAR ini melibatkan unsur SAR Gabungan dari Rescuer Pos SAR Tanggamus, BPBD Pesisir Barat, Polairud Pesisir Barat dan warga sekitar.

Pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi dua regu, yaitu tim Search and Rescue Unit (SRU). “SRU pertama melaksanakan penyisiran di laut menggunakan perahu karet Basarnas, sementara SRU kedua melakukan pencarian melalui jalur darat dengan menyisir sepanjang bibir pantai di sekitar lokasi kejadian. Namun, hasil pencarian masih nihil,” kata Nico.

Sampai saat ini, tim gabungan masih melakukan upaya pencarian terhadap korban. Kejadian itu diharapkan membuat masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di pantai yang berombak tinggi.

Baca JugaGelombang Laut di Perairan Lampung Masih Tinggi  

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
ULM bebaskan UKT 200 mahasiswa terdampak bencana Sumatera
• 4 jam laluantaranews.com
thumb
Gubernur Andi Sudirman Imbau Warga Tak Bakar Petasan Sambut Tahun Baru
• 5 jam laluharianfajar
thumb
Natal dan Cuti Bersama, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 25–26 Desember
• 11 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Stok Pangan Jakarta Aman hingga Januari 2026, Pemprov Pantau Ketat dan Siapkan Subsidi
• 6 jam lalupantau.com
thumb
Gus Dur dan Teladan Kekuasaan untuk Rakyat 
• 12 jam lalukompas.id
Berhasil disimpan.