Tebar 1.000 Pohon, Masjid Eco Wakaf Dorong Gaya Hidup Ramah Lingkungan

jpnn.com
4 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Pascabanjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, aksi peduli lingkungan mulai bermunculan dari berbagai komunitas, termasuk masjid.

Salah satunya datang dari Masjid Eco Wakaf yang dibangun oleh Kampoong Ecopreneur dengan menginisiasi pembagian 1.000 bibit pohon kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam.

BACA JUGA: Business Forum Indonesia Economic Outlook 2026: Investasi Memelesat, Hilirisasi Pendorong Utama

Aksi tersebut dilakukan bersamaan dengan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Eco Wakaf di kawasan Kampoong Ecopreneur, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Minggu (21/12/2025).

Prosesi ini dipimpin inspirator nasional Jamil Azzaini dan dihadiri sekitar 130 tamu undangan, termasuk para founder Kampoong Ecopreneur.

BACA JUGA: Mendikdasmen Minta Lulusan Vokasi Mampu Menjadi Entrepreneur

Dalam kegiatan tersebut, para pendiri dan tamu undangan turut melakukan penanaman pohon sekaligus menerima bibit untuk ditanam di lingkungan masing-masing.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Kampoong Ecopreneur menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga alam bisa dimulai dari langkah sederhana dan konsisten.

BACA JUGA: Pertamina Eco RunFest 2025 Jadi Ruang Edukasi Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Menurut Jamil, Masjid Eco Wakaf berdiri di atas tanah wakaf seluas 1,5 hektare dan dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah.

“Masjid Eco Wakaf yang berada di tanah wakaf seluas 1,5 hektare ini dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran spiritual, ecopreneurship, dan pengembangan wakaf produktif yang berpihak pada kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Dia menegaskan, kehadiran Kampoong Ecopreneur merupakan respons atas berbagai krisis yang saling berkaitan.

“Banjir di Sumatra adalah alarm keras. Ini bukan sekadar bencana alam, tapi akibat dari cara kita memperlakukan alam. Kalau relasi manusia dengan alam terus rusak, bencana hanya soal waktu,” kata Jamil.

Lebih lanjut, Jamil menyebut Kampoong Ecopreneur dibangun untuk menjawab kegelisahan publik terhadap arah pembangunan.

“Kita menghadapi tiga krisis sekaligus: krisis lingkungan, krisis entrepreneur yang benar-benar memberdayakan masyarakat, dan krisis kesehatan mental. Kampoong Ecopreneur hadir untuk menjawab itu secara utuh, bukan sepotong-potong,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Kampoong Ecopreneur menyiapkan berbagai program, mulai dari pembagian 1.000 bibit pohon hingga pemberdayaan ekonomi warga.

“Menanam pohon itu bukan kegiatan seremonial. Ini pernyataan sikap. Kalau kita ingin selamat dari krisis ekologis, kita harus mulai mengembalikan fungsi alam, bukan hanya membicarakannya di forum,” kata Jamil. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sopir Mobil di Tangerang Dikejar Pemotor hingga Dalam Tol lalu Dikeroyok
• 5 jam laludetik.com
thumb
Foto: Barcelona Tekuk Villarreal di Liga Spanyol
• 8 jam lalukumparan.com
thumb
Menag: Perlu Dipikirkan S1 Tak Harus 4 Tahun, di AS Banyak Doktor Usia 20 Tahun
• 37 menit lalukumparan.com
thumb
Diplomasi 2025: Indonesia Perkuat Posisi Strategis Global
• 9 jam lalutvrinews.com
thumb
Kapten Timnas Futsal Indonesia: Emas SEA Games 2025 Bukan Keberhasilan Dadakan, tetapi Hasil Roadmap Jangka Panjang
• 1 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.