Pelatih Persebaya Surabaya dari Portugal! Manajemen Masih Nego Eks PSM Bernardo Tavares?

harianfajar
7 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, SURABAYA — Misteri pelatih baru Persebaya Surabaya kembali menghangat. Kali ini, sinyal kuat mengarah ke Portugal. Isu tersebut langsung menyedot perhatian publik Surabaya, di tengah performa Green Force yang belum sepenuhnya stabil pada Super League 2025/2026.

Spekulasi muncul di saat Persebaya masih berjuang menemukan konsistensi permainan sekaligus sosok pemimpin definitif di pinggir lapangan. Pada pekan ke-15, Green Force harus puas berbagi poin setelah bermain imbang 2-2 melawan Borneo FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (20/12).

Meski tampil dominan dan menekan di babak kedua, Persebaya gagal mengamankan kemenangan di hadapan pendukung sendiri. Tambahan satu poin membuat mereka kini mengoleksi 19 poin dan bertengger di posisi keenam klasemen sementara.

Hasil tersebut mencerminkan perjalanan musim yang masih naik turun. Situasi semakin menarik karena laga melawan Borneo FC dijalani tanpa kehadiran pelatih kepala di bench. Uston Nawawi, yang berstatus caretaker, absen akibat akumulasi kartu kuning. Peran pendamping tim di sisi lapangan pun diemban oleh asisten pelatih Shin Sang-gyu.

Kondisi itu menegaskan Persebaya masih berada dalam fase transisi sejak berpisah dengan Eduardo Pérez pada 22 November 2025. Hingga kini, manajemen belum juga mengumumkan pelatih kepala definitif.

Sebelum pertandingan, Uston Nawawi tak menampik bahwa kehadiran pelatih kepala baru sangat dibutuhkan untuk memberi dampak jangka panjang. Namun, ia menegaskan prioritas utamanya tetap menjaga stabilitas tim.

“Pasti ada pengaruh, tapi saat ini yang terpenting adalah Persebaya. Dalam kondisi apa pun, tim ini harus menjadi prioritas utama,” ujar Uston.

Sikap tersebut mencerminkan profesionalisme Uston yang telah mendampingi tim sekitar 30 hari sejak kepergian Eduardo Pérez. Ia juga mengaku belum menerima informasi apa pun dari manajemen terkait sosok pelatih baru.

“Untuk pelatih baru, saya belum berkomunikasi dengan manajemen terkait hal tersebut. Saya belum mengetahui soal itu,” katanya.

Di bawah arahannya, Persebaya memang belum meraih kemenangan, tetapi juga belum menelan kekalahan. Dari 14 pertandingan, Green Force mengoleksi 19 poin dan masih berada dalam jalur persaingan papan atas, meski performanya belum sepenuhnya meyakinkan.

Di tengah ketidakpastian itu, fanbase @bondonekat_ menyoroti lamanya proses penunjukan pelatih baru.

“Setelah mengakhiri kerja sama dengan Eduardo Perez sebagai pelatih kepala pada 22 November 2025, Persebaya sampai kini juga belum kunjung mengumumkan pelatih baru,” tulis mereka.

Fanbase tersebut juga menyinggung potensi sanksi regulasi liga.

“Dalam regulasi, jika lebih dari 30 hari setelah mengakhiri kerja sama dengan pelatih, maka akan dikenakan sanksi berupa denda Rp100 juta,” lanjut unggahan itu.

Namun, secercah harapan muncul dari unggahan lanjutan. Mereka menyebut Persebaya sebenarnya telah mencapai kesepakatan jangka panjang dengan calon pelatih anyar, tetapi masih menunggu rampungnya urusan legalitas.

Spekulasi semakin menguat ketika fanbase lain, @emosijiwakucom, mengunggah foto bendera Portugal dengan caption singkat: “⌛️”.

Unggahan tersebut langsung ditafsirkan sebagai sinyal kuat bahwa pelatih baru Persebaya berasal dari Portugal. Respons Bonek pun membanjiri kolom komentar.

“Diumumin kapan min?????” tulis salah satu pendukung.

Ada pula komentar bernada realistis yang meminta publik menahan ekspektasi.

“Pesenku ojok ndeleh ekspektasi dhuwur-dhuwur. Nek apik alhamdulillah, nek elek yo wis, sing penting sustainable,” tulis seorang Bonek.

Sebagian lainnya berharap manajemen benar-benar mendatangkan sosok berpengalaman.

“Sing genah wae, ojo macem-macem. Iki liga serius, Persebaya butuh pelatih berpengalaman,” tulis komentar lain.

Jika benar berasal dari Portugal, nama Bernardo Tavares—eks pelatih PSM Makassar—kembali mencuat. Rekam jejaknya membawa PSM juara Liga 1 dengan pendekatan kolektif dan disiplin tinggi membuatnya masih dianggap kandidat ideal oleh sebagian Bonek.

Kini, publik Surabaya hanya bisa menunggu pengumuman resmi. Di tengah misteri yang kian menebal, satu hal pasti: Persebaya membutuhkan nahkoda baru secepatnya untuk membawa Green Force berlayar lebih stabil dan kompetitif di sisa musim Super League 2025/2026.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sopir Mobil di Tangerang Dikejar Pemotor hingga Dalam Tol lalu Dikeroyok
• 9 jam laludetik.com
thumb
Ekspor Semikonduktor Korsel Melonjak, Tutupi Pelemahan di Sektor Lain
• 9 jam lalubisnis.com
thumb
360 Mahasiswa KKN Unhas Ikuti KKN Tematik, Wabup Imbau Hindari Wisata Berisiko
• 3 jam laluharianfajar
thumb
Sikap terbuka Mendagri dinilai cermin kepedulian pada masa bencana
• 20 jam laluantaranews.com
thumb
Jangan Panik! Penjelasan Resmi BPBD Sulawesi Barat Terkait Isu Gempa dan Tsunami yang Viral di Medsos
• 17 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.