Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten merancang rights issue sepanjang tahun 2025. Emiten-emiten tersebut mulai dari WIFI afiliasi taipan Hashim Djojohadikusumo hingga PANI milik konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, sejumlah emiten yang melakukan rights issue tahun ini merancang rights issue dengan emisi jumbo. Salah satu emiten tersebut adalah PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), yang menargetkan pengumpulan dana sebesar Rp5,9 triliun dari rights issue.
Sementara itu, rencana rights issue terbaru diumumkan oleh PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE). CBRE akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 48 miliar saham.
Daftar Rights Issue Emiten di Sepanjang 2025:Berikut adalah daftar emiten yang melakukan rights issue sepanjang tahun 2025.
Emiten afiliasi Hashim Djojohadikusumo ini melakukan rights issue dengan menerbitkan 2,95 miliar saham baru. Rights issue ini dilakukan WIFI pada pertengahan tahun ini.
WIFI saat itu mematok harga rights issue sebesar Rp2.000 per saham. Melalui rights issue ini, WIFI setidaknya mengumpulkan dana senilai Rp5,9 triliun.
Baca Juga
- Multitrend Indo (BABY) Gelar Rights Issue untuk Akuisisi Emway Rp269,9 Miliar
- Cakra Buana (CBRE) Bidik Pendapatan Naik 30% Jelang Rights Issue
- Transformasi Bisnis, PIPA Rancang Obligasi dan Rights Issue
Dana hasil rights issue akan digunakan untuk ekspansi jaringan, serta modal kerja bagi WIFI dan afiliasinya. Pendanaan ini mendukung target ambisius WIFI untuk menjangkau 25 juta rumah.
2. PT Sinergi Inti Andalan Tbk. (INET)Perusahaan penyedia layanan internet, INET akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 12,8 miliar saham baru, dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham dalam rights issue mereka. Dengan harga pelaksanaan tersebut, INET akan mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya Rp3,2 triliun.
Dana segar hasil rights issue ini akan digunakan INET untuk mempercepat ekspansi jaringan Fiber To The Home (FTTH) berkecepatan tinggi dengan teknologi Wi-Fi 7. Sebanyak Rp2,8 triliun akan dikucurkan ke anak usaha, PT Garuda Prima Internetindo (GPI), untuk menggaet 2 juta pelanggan baru di Bali dan Lombok.
Dana rights issue juga akan dialokasikan untuk anak usaha PT Pusat Fiber Indonesia (PFI) sebesar Rp213,44 miliar untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut (IRU) ke PT Jejaring Mitra Persada (JMP). Lalu, sebesar Rp135 miliar akan dialokasikan ke PT Internet Anak Bangsa (IAB) untuk modal kerja pembangunan FTTH di Pulau Jawa.
Sisa dana hasil rights issue akan digunakan untuk pengembangan layanan, pembelian perangkat, pemasaran, pelatihan, dan biaya overhead lainnya.
3. PT GMF Aero Asia Tbk. (GMFI)GMFI melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. GMFI berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 124,26 miliar saham Seri B dengan nominal Rp25 per lembar.
PT Angkasa Pura Indonesia berpartisipasi dalam rights issue ini, dengan menyetorkan lahan seluas 972.123 meter persegi di kompleks GMF, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, senilai Rp5,65 triliun.
Manajemen memperkirakan inbreng akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan. Optimalisasi aset, perbaikan ekuitas, serta pengembangan bisnis perawatan pesawat menjadi target utama dari program ini.
Inbreng yang dilakukan API juga akan memperbaiki ekuitas GMFI dari posisi negatif US$248,99 juta menjadi negatif US$102,86 juta. Lebih jauh, aksi ini berpotensi meningkatkan aset tetap perseroan sebesar Rp5,66 triliun atau setara US$351,86 juta.
4. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI)Emiten kongsi Agung Sedayu dan Grup Salim, PANI menerbitkan 1,21 miliar saham baru dalam rights issue perseroan, dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Dana rights issue ini akan digunakan PANI untuk melakukan penambahan penyertaan saham pada entitas anak perseroan, yaitu PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) melalui pembelian saham sebanyak-banyaknya 44,10%.
Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk melakukan penyertaan atas saham baru yang dikeluarkan oleh entitas anak perseroan, yaitu PT Cahaya Inti Sentosa, PT Karunia Utama Selaras, dan PT Panorama Eka Tunggal.
5. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA)Emiten afiliasi Happy Hapsoro, BUVA, berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,8 miliar saham dengan nominal Rp50 per saham.
Manajemen menuturkan perseroan menargetkan dana yang dihasilkan pada rights issue ini sebanyak-banyaknya Rp240 miliar.
Dana hasil right issue akan digunakan perseroan, salah satunya untuk pelunasan kewajiban perseroan. Selain itu, dana hasil rights issue ini juga akan digunakan perseroan untuk pengembangan usaha, belanja dan/atau pelunasan kewajiban perseroan dan/atau entitas anaknya.
6. PT Folago Global Nusantara Tbk. (IRSX)Emiten yang baru berganti kepemilikan ini berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 12,39 miliar saham dalam aksi rights issue ini, dengan nilai nominal Rp15 per saham.
Dana hasil rights issue I ini rencananya akan digunakan untuk ekspansi dan pengembangan usaha, baik belanja modal (capex) maupun modal kerja (opex).
Manajemen menjelaskan dampak keuangan dari rights issue ini diharapkan meningkatkan ekuitas, memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas, serta menambah aset perseroan. Langkah ini juga diproyeksikan menambah likuiditas perdagangan saham IRSX di pasar modal.
7. PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS)Emiten Grup Salim, Indomobil Multi Jasa atau IMJS diketahui melakukan rights issue dengan mengeluarkan sebanyak 2,19 miliar saham, atau setara Rp20,33% kepemilikan.
Rights issue ini ditawarkan pada harga Rp230 per saham, sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp504,83 miliar.
Dana yang diperoleh dari rights issue ini digunakan IMJS untuk setoran modal ke CSM sebesar Rp499,28 miliar. Nantinya, CSM akan menggunakan dana rights issue ini untuk penyediaan 1.650 unit kendaraan berupa mobil penumpang jenis city car, sport utility vehicle, multi purpose vehicle, pick-up, blindvan, dan sedan.





